Selasa, 2 April 2019

Sudah gaharu cendana pula. Lagu Kebangsaan pandai hormat berdiri tegak, dengar Azan kenapa xreti diam?. 9314.



Yuk Berbagi Kurma untuk Dhuafa
by Saad Saefullah
Yuk Berbagi Kurma untuk Dhuafa
DARI Anas bin Malikradhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada ruthob (kurma basah), maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Murajja bin Raja mengatakan, “Ubaidillah pernah memberitahukan kepadaku, dimana ia menceritakan, Anas bin Malik pernah memberitahukan kepadaku, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau makan kurma itu dalam jumlah yang ganjil.”
SAAT berbuka puasa, kita dianjurkan untuk memakan makanan yang manis-manis. Salah satunya ialah kurma. Bagi mereka yang mampu, makan dengan kurma merupakan hal yang mudah. Namun, belum tentu bagi mereka yang kurang mampu.
Kurma dianggap makanan mewah, sehingga tidak semua kaum dhuafa dapat menikmatinya.
Maka dari itu, IslamposAid Foundation membuka program khusus #DonasiRamadhan, berbagi kurma untuk Duafa. Program ini adalah aksi sosial penggalangan dana dalam upaya meningkatkan sikap kepedulian kita terhadap sesama. Dengan satu harapan, dengan adanya program #DonasiRamdahan Kurma untuk Dhuafa, setiap manusia akan merasakan indahnya berbagi kebahagiaan di bulan Ramadhan.

Setiap donasi yang terkumpul akan disalurkan dalam bentuk paket kurma ke kaum Dhuafa.
Untuk donasi dapat melalui:
1. Bank Mandiri Syariah
No. Rek: 7095 055 553 – a.n: Yayasan Islampos Aid Media
2. Bank Muamalat
No. Rek: 1060 011 324 – a.n: Yayasan Islampos Aid Media
3. BCA
No. Rek: 231-328-6045 – a.n: Yayasan Islampos Aid Media
Konfirmasi donasi lewat SMS/WA:
#DR_QD_NAMA_DOMISILI_DONASI
Dikirim ke nomor: 0818-0997-6622 (Dini)
Donasi sudah termasuk biaya teknis dan operasional.
Laporan donasi yang masuk insyaAllah akan kami update setiap hari Rabu.
Jazakumullah khairan katsira. []
ISLAMPOSAID MEDIA berdiri tahun 2015 dan sudah disahkan dalam akta nomor 29 Tanggal 24 Agustus 2015 yang dibuat oleh Notaris Sanggra Aderio Anggestha, S.H., M.KB. Diputuskan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0011717.AH,01,04. Tahun 2015.
Yuk Berbagi Kurma untuk Dhuafa - Islampos

Waspada Fanatik Buta
by Rifki M Firdaus
Ketahuilah, Mereka yang Tak Beriman Pun akan Dihisab I
SIAPA saja dari kelompok manapun yang fanatik buta kepada kelompoknya pasti akan melakukan tindakan-tindakan yang lucu, tragis, menyedihkan dan jauh dari akal sehat apalagi agama yang suci. 

Karena itulah para ulama sejati yang ikhlas dalam berdakwah hanya mencari Ridha Allah dan jauh dari fanatik buta kepada kelompok atau golongan. Jika melihat siapa saja yang fanatik buta kepada kelompoknya sehingga melakukan tindakan-tindakan yang lucu, tragis, menyedihkan dan jauh dari akal sehat apalagi agama yang suci, mereka (para ulama sejati yang ikhlas dalam berdakwah hanya mencari Ridha Allah) selalu mengucapkan;
‎الحمد لله على نعمة الإسلام والعقل
Alhamdulillah ‘alaa ni’matil Islam wal ‘aql
Artinya: “Segala puji hanya untuk Allah atas nikmat Islam (yang indah dan luas) dan akal (yang sehat).”
Antara Luasnya Islam dan Sempitnya Kotak Kecil
Islam adalah agama yang indah dan luas selama kita tidak terperangkap dalam kotak kecil.
Jika kita sudah terperangkap dalam kotak kecil maka hilanglah indahnya Islam dan berubah menjadi agama kebencian dan gelap.
Pada akhirnya kita semua dalam beragama ini dihadapkan pada dua pilihan;
1. Terperangkap dan terkurung dalam kotak kecil.
2. Keluar dari kotak kecil menuju luasnya Islam.
Siapa saja yang berada dalam kotak kecil itu beranggapan bahwa kebenaran mutlak hanyak milik kelompoknya saja, sedangkan yang selainnya adalah tersesat, berbahaya dan manusia harus diselamatkan darinya.
Siapa saja yang berada dalam kotak kecil itu selalu berprasangka buruk dan berpandangan buruk terhadap siapa saja yang dianggap berbeda dengannya dan yang pasti dianggap sebagai orang-orang tersesat dan menyesatkan serta berbahaya bagi Islam dan kaum muslimin.
Siapa saja yang berada dalam kotak kecil itu selalu tidak siap dan tidak lapang dada dengan perbedaan pendapat.
Sesama orang Islam itu seharusnya rukun dan damai, karena antara perbedaan dan persamaan diantara kelompok Islam itu lebih banyak samanya daripada bedanya.
Berikut ini permasalahan prinsip yang kita semua sama di dalamnya:
Tuhannya sama, Allah.
Nabinya sama, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.
Kiblatnya sama, Ka’bah.
Kitabnya sama, Al-Qur’an.
Rukun Islamnya sama, ada lima; Dua kalimat syahadat, shalat, zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi yang mampu.
Rukun imannya sama, ada enam; Iman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan takdir.
Pemahaman tentang definisi keimanan juga sama, yaitu mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
Sahabat Nabinya sama, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali dan semua sahabat lainnya, Radhiyallahu ‘Anhum.
Imam madzhabnya sama, Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal Rahimahumullah.
Kitab haditsnya sama, Bukhari, Muslim, dll.
Dan persamaan-persamaan lainnya..
Perbedaan yang ada itu kebanyakan bukan dalam hal yang prinsip, tapi sayang kadang di paksakan untuk menjadi seakan hal itu adalah permasalahan yang prinsip.
Perbedaan yang ada itu pada hakekatnya hanyalah perbedaan istilah-istilah saja.
Banyak membaca dan terus belajar akan membuka wawasan, juga jangan lupa banyak berdoa memohon petunjuk kepada Allah.
Harapan kita sederhana saja, jangan mudah vonis sesat terhadap sesama muslim!
Masihkah Anda memilih untuk tetap berada dalam menjadi fanatik buta? []
Akhukum Fillah
Abdullah Sholeh Hadrami
Ingin download video, audio dan tulisan serta info bermanfaat ? Silahkan bergabung di Channel Telegram kami;
Channel YouTube
Waspada Fanatik Buta - Islampos

Rezeki Mah Allah yang Ngatur
by Rifki M Firdaus
Pekerjaan-pekerjaan ini ‘Sepele’ tapi Tetap Mulia
SUATU hari saya mengikuti pengajian yang di isi oleh Ust Dr H, Agus Setiawan. Beliau bercerita tentang seorang tukang buah di Kali Malang Jakarta Timur. Pada hari itu datang seorang pembeli kepada tukang buah itu, sambil memilih buah yang akan dibeli pembeli ini bertanya.
“Bang, buah segini banyaknya, apa ada yang beli?”
Sontak abang buah itu menjawab, “Rezeki mah Allah yang ngatur dek!”
Belum kering lisan tukang buah ini berkata, datanglah seorang pembeli dengan mengendarai mobil.
Kemudian ia memborong buah yang dijual oleh abang yang sederhana namun kuat keyakinannya kepada Allah. Sambil sedikit tersenyum ia menatap kepada pembeli yang bertanya tadi kemudian berkata, “Tuh kan dek. Rezeki mah Allah yang ngatur.”

Untuk memilki keyakinan yang kuat bahwa Allah yang mengatur rezeki, kadang tidak perlu sekolah tinggi. Lihatlah penjual buah ini begitu kokoh dan berakar aqidahnya.
Penjual buah ini mengajarkan kepada kita, bahwa jika ada seseorang yang menjual produk yang sama dengan yang kita jual, sesungguhnya mereka bukanlah rival, tetapi mitra.
Pedagang di kanan dan kiri kita tidak menjadi penghalang bagi Allah untuk mengatur rezekinya.
Lihatlah tukang ojek yang begitu banyak di depan stasiun, mereka semua tidak terhalang rezekinya satu dengan yang lain.
Penjual pakaian di Tanah Abang, handphone di roxy, semua mendapat curahan rezekiNya.
Barang dagangan boleh sama, tetapi rezeki beda-beda. Semua pembeli sudah Allah atur, harus berhenti di toko yang mana. Tugas kita hanya memperbanyak senyum, memberikan service yang berbeda lalu memasrahkanya urusan rezeki kepadaNya.
BACA JUGA: 10 Kunci Rezeki
Pepatah Cina mengatakan, “Jika anda tidak pandai tersenyum maka jangan jadi pedagang.”
علمت أن رزقى لايأخذ من غيرى فاطئن قلبى
“Aku tau rezekiku tidak akan diambil selainku, maka tenanglah diriku,” Fudhail bin’Iyadh. []
Faisal Kunhi
Imam Masjid Sirothol Mustaqim, Ansan Korea Selatan
Gontor, S1 UIN Syarif Hidatatullah Jakarta, S2 : Institut Ilmu AlQuran
*#Share berkahnya ilmu* 
*#Join channel Telegram:* 
https://t.me/joinchat/AAAAAERt3deogV8PX4M0Qg untuk mendapatkan tulisan saya setiap hari
https://www.islampos.com/rezeki-mah-allah-yang-ngatur-141783/?

Charlegmane Kaget oleh Hadiah dari Harun ar Rashid
by Eneng Susanti
Charlegmane Kaget oleh Hadiah dari Harun ar Rashid
PADA zaman Harun ar Rashid, peradaban Islam di masa Abbasiyah mencapai titik puncaknya. Adapun Eropa, pada waktu itu tengah berada dalam keterbelakangan dalam berbagai aspek.

Benda hadiah pemberian Khalifah Harun ar Rashid kepada Kaisar Charlegmane penguasa Romawi Barat sekaligus pesaing Kaisar Nicheporus (Naqfur) di Romawi Timur ini menjadi salah satu contohnya.

Khalifah menghadiahkan sebuah jam mekanis yang mengagumkan dengan tenaga air pada 807 M. Pada jam ini ada juga dua belas penunggang kuda yang terbuat dari kuningan. Diakhir setiap jam, benda tersebut keluar dari dua belas jendela. Pada tengah hari, air menurun kemudian lonceng pun berbunyi.
Charlegmane dan para pejabat tinggi memandanginya, mereka kaget. Mengira bahwa jam tersebut berisikan jin-jin dan telah dimantrai sihir hingga nyaris saja benda berteknologi tinggi di masanya itu dirusak. Namun Charlegmane mencegahnya. [] 
@hdgumilang | founder @tapaksejarahislam
https://www.islampos.com/charlegmane-kaget-oleh-hadiah-dari-harun-ar-rashid-141711/?

Ribuan orang di London Gelar Aksi Solidaritas Mendukung Rakyat Palestina
by Sodikin
Ribuan orang di London Gelar Aksi Solidaritas Mendukung Rakyat Palestina
LONDON–Ribuan orang berkumpul di London pada peringatan ‘Hari Bumi’ dan ulang tahun pertama Great Return March untuk mendukung perjuangan Palestina, Ahad (31/3/2019). Mereka yang ikut aksi dari Forum Palestina di Inggris (PFB), Kampanye Solidaritas Palestina (PSC), Koalisi Hentikan Perang, Sahabat Al-Aqsa (FOA) dan Asosiasi Muslim Inggris (MAB).

Adnan Hmidan, juru bicara media untuk PFB menyatakan bahwa demonstrasi ini adalah solidaritas dengan Gaza setelah serangan terakhir dan datang pada saat yang sama dengan pawai peringatan ‘Great March of Return’ yang digelar di Gaza.
Para pembicara di rapat umum itu menyerukan keadilan bagi rakyat Palestina dan penghentian blokade selama 12 tahun di Gaza oleh penjajah Israel, dan juga berbicara menentang upaya untuk melontarkan kritik terhadap Israel sebagai antisemit.
Zeid Truscott dari Persatuan Mahasiswa Nasional berbicara tentang bagaimana para aktivis mahasiswa menghadapi upaya untuk menekan kampanye penjajahan Israel. Pembicara lain menyerukan aktivis untuk memastikan gerakan Solidaritas Palestina terus memobilisasi orang – termasuk untuk demonstrasi PSC nasional pada 11 Mei mendatang.
“Kami berdiri di sini, hari ini sebagai bentuk solidaritas dengan semua orang yang berjuang di Gaza, yang akan terus berbaris sampai mereka mendapatkan hak-hak dasar mereka,” kata Direktur PSC Ben Jamal.
Para demonstran membawa plakat bertulis “Tolak Israel, Kembalikan hak Palestina!” dan“ Freedom to Palestine.”
Bahkan sekelompok orang Yahudi juga menghadiri aksi untuk mendukung demonstrasi bagi warga Palestina, sementara kelompok kecil terpisah yang memegang bendera Israel mengadakan protes tandingan. []
SUMBER: MEMO
https://www.islampos.com/ribuan-orang-di-london-gelar-aksi-solidaritas-mendukung-rakyat-palestina-141744/?

Yang Tidak Wajib Shalat Jumat
by Eneng Susanti
Meninggalkan Shalat Jumat, Ini Kerugiannya
SHALAT Jumat diwajbkan atas setiap lelaki muslim yang sudah balig, berakal bermukim dan mampu pergi melaksankan shalat jumat tanpa punya alasan tertentu yang membolehkannya untuk meninggalkan shalat Jumat.
Lalu, siapa yang tidak wajib shalat Jumat itu?
Mereka yang tidak wajib melaksanakan shalat Jumat adalah:
  1. Perempuan
  2. Anak-anak
  3. Penderita sakit yang tidak mampu pergi ke masjid tempat diselenggarakannya shalat Jumat atau khawatir sakitnya bertambah parah jika pergi ke sana. Ini juga berlaku terhadap perawat si sakit tersebut. Jika tak ada yang menggantikan dirinya untuk menunggui pasien atau ada kekhawatiran meninggalnya si pasien jika tak ditunggui, maka dia juga termasuk tidak wajib shalat Jumat.
  4. Musafir, yakni orang yang sedang dalam perjalanan ke luar kota. Walaupun jaraknya dekat, yang tidak memenuhi shalat mengqashar shalat sekalipun.
  5. Orang yang berhutang dan tidak mampu bayar hutang sehingga dia bersembunyi karena takut dipenjara akibat hutangnya itu.
  6. Orang yang bersembunyi, bukan karena perbuatan jahat, tetapi karena takut akan kezaliman penguasa.
  7. Orang yang takut kehilangan jiwa atau hartanya bila pergi ke tempat shalat.
  8. Orang yang terhalang oleh hujan, lumpur, salju dan sebagainya sehingga menimbulkan gangguan baginya.
Nah, jika termasuk dalam kedelapan kategori tersebut, shalat Jumat tak wajib baginya. Namun, jika tetapingin melaksanakannya, itu dibolehkan dan tidak dilarang, []
Sumber: Panduan Lengkap Ibadah: Menurut Al-Quran, Al-Sunnah, dan Pendapat Para Ulama/ Karya: Muhammad Al-Baqir/ Penerbit: Noura Book/ Tahun: 2016

Yang Tidak Wajib Shalat Jumat - Islampos

Panduan Belanja Makanan Halal
by Eneng Susanti
Panduan Belanja Makanan Halal
MUSLIM hanya boleh memakan dan meminum seseuatu yang halal baginya. Jadi, pemilihan bahan pangan pun harus sangat diperhatikan.
Di Indonesia, cukup mudah kok memilih produk makanan atau minuman yang halal, sebab biasanya ada logo halal MUI di kemasan produk tersebut. Kendati tak jarang masih ada beberapa produk yang tak mencantumkan label halal MUI, kita masih bisa membedakannya kok.
Nah, berikut ini panduan belanja makanan halal yang bisa diterapkan:
  1. Perhatikan dengan cermat kemasan makanan atau minuman, apakah logo halal dari otoritas yang berwenang atau tidak. Jika tidak terdapat logo, perhatikan dengan cermat bahan-bahn penyusunnya.
  2. Bacalah dengan seksama daftar bahan baku/ingredient, jika terdapat bahan-bahan yang belum dimengerti sebaiknya tunda dulu untuk membeli sampai mendapatkan penjelasan yang akurat.
  3. Cermati apakah ana No MD, atau ML, hal ini menunjukkan apakah bahan tersebut sudah terdaftar pada departemen kesehatan.
  4. Jika dalam kemasan tidak ada logo/label halal, ingatlah apabila tidak yakin/tidak mengerti akan istilah bahan-bahan yang tertera dalam daftar ingredient paling aman adalah meninggalkannya, untuk kemudian mencari informasi, jika sudah yakin benar akan statusnya baru kita memutuskan untuk mengonsumsinya atau tidak.
  5. Jika belanja hewan potong, seperti ayam, bebek, sapi, kambing, kerbau, pastikan hewan tersebut disembelih secara syariat Islam, untuk daging di supermarket biasanya terdapat sertifikat halal. Jika membeli di pasar tanyakan kepada penjualnya apakah daging=daging tersebut berasal dari RPH (rumah Potong Hewan) yang bersertifikat halal. Jika membeli unggas yang masih hidup dan langsung disembelih ketika kita membelinya, pastikan penyembelihannya sesuai syariat Islam dengan menyebut nama Allah.
  6. Selalu mengikuti informasi produk halal dari berbagai media, sebab teknologi pangan terus berkembang begitu pula dengan informasi terkini mengenai bahan-bahan halal.
  7. Jika membeli makanan di restoran atau kedai, pilihlah yang sudah mempunyai sertifikat halal dari lembaga berwenang. Begitu pula jika memesan makanan pada katering atau usaha makanan rumahan, pastikan mempunyai sertifikat halal, minimal pembuatnya peduli halal. []
Sumber: Ayo Membuat Masakan dan Kue dari Bahan Halal/Karya: Diah Nimpuno/ Penerbit: Gramedia/ Tahun: 2017
Panduan Belanja Makanan Halal - Islampos

Pahala Bacaan Quran Dihadiahkan, Bolehkah?
by Saad Saefullah
Bolehkah Membaca Al-Qur’an Beramai-ramai untuk Orang yang Sakit?
MEMBACA al-Quran telah menjadi kewajiban bagi setiap manusia. Dan membacanya pasti akan mendapatkan pahal dari Allah SWT. Nah, apakah pahala tersebut boleh diberikan kepada orang lain?
Ada sebagian ulama membenarkannya, dan sebagian besar menolak. Yang menolak (tidak membenarkan) berdalil bahwa tidak ada yang bersanad baik yang membolehkan. Adapaun hadits Rasulullah, “Paling pantas bagi kamu memperoleh upah ialah dengan mengajar kitab al-Quran.” Yang dimaksud untuk ruqyah.
Para sahabat Rasulullah maupun para tabi’in tidak ada yang melakukannya, yaitu menghadiahkan pahala membaca al-Quran kecuali kepada kedua orang tua sendiri dan tidak kepada orang lain.
Allah berfirman, “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,” (QS. An-Najm: 39-41).
Ayat ini tegas menyatakan bahwa seseorang tidak dapat memperoleh manfaat dari amal perbuatan orang lain kecuali kedua orang tuanya.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika anak Adam wafat, putuslah amal perbuatannya kecuali tiga, yaitu sedekah yang terus berjalan (hasilnya) atau ilmu yang bermanfaat atau anak kandung yang mendoakannya.”
Anak adalah hasil upaya orang tua. Membaca al-Quran merupakan suatu ibadah, dan pengamalannya tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Beribadah tidak boleh memungut hasil materi. []
Pahala Bacaan Quran Dihadiahkan, Bolehkah? - Islampos

Perhatikan, Ini 7 Syarat Sahnya Shalat
by Saad Saefullah
waktu shalat dhuha
SHALAT menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Muslim. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk melakukan ketentuan-Nya ini, karena bukan hanya sebagai bentuk keimanan kita kepada-Nya saja, melainkan memberikan manfaat yang amat luar biasa bagi diri kita pula.
Dalam shalat tentu ada aturan mainnya. Tak bisa kita melakukan shalat dengan sekeinginan kita, tanpa memperhatikan ketentuan yang berlaku, sebagai standar dalam melakukan shalat.
Ketentuan tersebut diatur dalam syarat-syarat dalam melakukan shalat. Apa sajakah syarat-syarat dalam shalat?
1. Suci dari dua hadas
2. Suci dari najis yang berada di pakaian, tubuh dan tempat shalat
3. Menutup aurat
4. Menghadap kiblat
5. Masuknya waktu
6. Mengerti kefardhuan shalat
7. Menjauhi perkara-perkara yang membatalkan shalat.
Dari ketujuh syarat tersebut, mungkin ada beberapa yang sering terlupakan oleh kita. Misalnya pada poin nomor dua. Kita terkadang cuek atau bersifat acuh tak acuh pada pakaian yang digunakan. Terkadang kita tetap saja memakai pakaian sehari-hari, yang biasa gunakan untuk beraktivitas dalam shalat. Kita tak pernah tahu, apakah pakaian yang digunakan itu suci dari najis atau tidak.
Begitu pula dengan tubuh dan tempat shalat yang digunakan. Karena kebanyakan orang menganggap shalat itu suatu kewajiban semata, yang harus dilakukan, maka ia pun hanya akan berpikiran bahwa yang penting melakukan saja. Tak perduli dengan ketentuan yang seharusnya dijalankan. Ketika ia telah melakukan shalat, maka ia menganggap gugurlah kewajibannya.
Padahal, bukan hanya untuk itu tujuan dari shalat. Melainkan sebagai salah satu media yang Allah sediakan untuk kita agar selalu dekat kepada-Nya. Masa iya ketika kita berkomunikasi dengan Sang Mahasuci sedangkan diri kita tidak suci. Apakah kita tidak malu kepada Allah? []
Sumber: Fiqh Ibadah Praktis dan Mudah/Karya: KH. Ust. Yahya Abdul Wahid Dahlan Al-Mutamakkin/Penerbit: Islamic Fiqh Centre (IFC) Semarang
Perhatikan, Ini 7 Syarat Sahnya Shalat - Islampos

Tukang Adzan yang Murtad
by Saad Saefullah
surah al ahzab
AL IMAM Ibnul Qoyyim rohimahullah: Diriwayatkan didalam satu kisah bahwa di Mesir ada seorang yang rajin mengumandangkan adzan dan melaksanakan sholat jamaah, pada wajahnya terlihat cahaya ibadah dan ketaatan.
Suatu hari dia naik ke menara tempat dia melakukan adzan seperti biasanya, dan dibawahnya ada rumah milik orang nashrani, kemudian dia memperhatikan rumah itu dan dia melihat disana ada wanita anak sang pemilik rumah kemudian sang wanita tersebut membuatnya jatuh cinta.
Tak lama dia tinggalkan adzannya dan dia turun untuk menjumpai wanita tersebut, dan dia masuk ke dalam rumahnya.
Si wanita itu bertanya, “Apa maumu? apa perlumu datang disini?”
Dia menjawab, “Aku menginginkanmu!”
Wanita tersebut berkata lagi, “Kenapa?”
Dia menjawab, “Kau telah merasuk di dalam jiwaku dan meluluh lantakkan hatiku!”
Wanita tersebut berkata, “Aku tidak mau berbuat zina! Dan bapakku mana mau menikahkan diriku denganmu?”
Dia berkata, “Aku masuk agama Nasrani!”
Wanita itu berkata lagi,  “Kalau kamu melakukannya maka aku mau.”
Alhasil si tukang adzan itu murtad dan masuk agama nasrani hanya untuk menikahi wanita itu, kemudian dia tinggal di rumah itu bersama mereka, pada pertengahan hari dia naik di loteng rumah itu kemudian dia jatuh dan mati!
Akhirnya dia tidak mendapatkan wanita itu dan hilang agamanya. Nauzubillah.[]
https://www.islampos.com/tukang-adzan-yang-murtad-140631/?

Sebab-sebab Murtad
by Rifki M Firdaus
nabi palsu
MURTAD, kata yang tidak lagi asing lagi didengar. Orang yang murtad ialah orang yang keluar dari agama Islam alias kafir, yang bisa saja terjadi karena pilihan sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Pun begitu, jangan sampai pula secara tidak sengaja ternyata kita termasuk orang yang murtad.

Agar dapat membedakannya, berikut ini orang yang dapat dikategorikan sebagai orang yang kafir ataupun murtad, diantaranya:
a. Menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun.
b. Mengaku sebagai nabi atau percaya kepada orang yang mengaku sebagai nabi.
c. Memperolok-olokkan Allah SWT, atau para Rasul-Nya, atau kitab-kitab-Nya.
Para ulama telah mencapai kata sepakat bahwa orang yang menghina Allah SWT, atau mencaci, memaki, menjelekkan-Nya sebagai orang yang murtad dan keluar dari agama Islam. Walaupun hal itu hanya sekedar candaan, atau main-main belaka. [Ibnu Qudamah, Al-Mughni, jilid 8 hal. 565]
Dasarnya adalah firman Allah SWT di dalam Al-Quran :
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَآئِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُواْ مُجْرِمِينَ
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (QS. At-Taubah : 65-66)
d. Menapikan eksistensi para Malaikat, jin dan kehidupan akhirat seperti surga, neraka, hisab (perhitungan), mizaan (timbangan) dan shirath (jalan titian), dan sebagainya.
Maka dari itu, sebagai seorang Muslim, kita harus selalu berhati-hati dalam berkata-kata, dalam melakukan perbuatan, atau keyakinan yang dapat menjerumuskan kita pada lembah dan jurang kekafiran.
Siapa saja yang melakukan hal tersebut, maka hendaklah ia segera bertaubat dari sekarang, sebelum ditutupnya pintu taubat ketika kiamat sudah datang. Dan taubat itu tidak cukup hanya dengan beristighfar, melainkan juga harus memperbaharui syahadatnya. []
Sebab-sebab Murtad - Islampos

Mengapa Harus Diam Ketika Adzan Berkumandang?
by Saad Saefullah
Mengapa Harus Diam Ketika Adzan Berkumandang?
ADZAN adalah seruan dari Allah SWT agar kita beribadah kepada-Nya. Namun mengapa saat adzan dikumandangkan, banyak orang yang menghiraukannya bahkan dia sibuk dengan aktivitasnya? Wahai saudaraku, betapa sangat pedihnya azab Allah bagi orang yang tidak mau mendengarkan adzan.

Mengapa banyak orang kelu lidahnya di saat sakaratul maut? Kebanyakan orang yang nazak, saat hampir tiba ajalnya, tidak dapat berkata apa-apa. Lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan ‘sakaratul maut’. Ini sebabnya adalah kebiasaan remeh kita yang sering tidak mendiamkan diri saat adzan berkumandang.
Diriwayatkan sebuah hadist: “Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya.”
Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri dan jangan berkata apa-apapun semasa azan berkumandang. Sebagai seorang Muslim, kita wajib menghormati azan. Azan itu Banyak fadhilahnya (keuntungan).
Sebuah hadist shahih berbunyi, “Seandainya mereka mengetahui apa yang terkandung dalam adzan dan barisan pertama (dalam shalat berjamaah), kemudian mereka tidak mendapatinya kecuali dengan cara mengundinya, pasti mereka mengundinya,” (Bukhari dan Muslim).
Jika terhadap lagu kebangsaan saja kita diajari agar berdiri tegak dan berdiam diri, mengapa ketika azan yang merupakan panggilan Allah, kita tidak mendiamkan diri?
Itulah makanya, Allah mengelukan lidahnya saat sakaratul maut datang. Kita takut dengan kelunya lidah ketika ajal hampir tiba dengan tidak sanggup mengucap kalimah “Lailahaillallah”.
Padahal barangsiapa yang dapat mengucapkan kalimah ini ketika nyawanya akan dicabut Allah, dengan izin Allah, Allah menjanjikan masuk surga. []
Mengapa Harus Diam Ketika Adzan Berkumandang? - Islampos

Hukum Menjawab Adzan di Kamar Mandi
by yudi
waktu shalat
KETIKA berada di kamar mandi, terkadang kita menjawab adzan yang terdengar berkumandang. Ini karena kita telah bisa menjawab panggilan adzan. Lalu apakah hal demikian diperbolehkan?
Di dalam kamar mandi, kita dimakruhkan menjawab adzan yang termasuk ke dalam dzikir kepada Allah Azza Wajalla. Ini adalah sebagai bentuk pengagungan terhadap Nama Allah Ta’ala agar tidak disebut di tempat seperti itu.
An-Nawawi rahimahullah berkata, “Dimakruhkan berzikir kepada Allah saat buang hajat, apakah dilakukan di tanah lapang atau di dalam bangunan, termasuk di dalamnya seluruh zikir dan pembicaraan. Kecuali pembicaraan yang mendesak. Bahkan sebagian ulama dari kalangan kami berkata, ‘Jika seseorang bersin, dia tidak mengucapkan alhamdulillah, dan yang mendengar tidak menjawab orang yang bersin, tidak menjawab salam dan tidak menjawab azan. Seorang muslim saat itu kondisinya kurang, tidak berhak dijawab. Berucap dengan semua itu adalah makruh yang condong dibolehkan (karahah tanzih), tidak diharamkan.” (Kitab Azkar, 1/26).
BACA JUGA: Adzan Saja!
Tentang hukum menjawab adzan, ulama berbeda pendapat. Pendapat yang lebih kuat adalah pendapat jumhur ulama – Malikiyah, Syafiiyah, dan Hanbali – bahwa menjawab adzan hukumnya anjuran dan tidak wajib.
An-Nawawi dalam al-Majmu’,
مذهبنا أن المتابعة سنة ليست بواجبة ، وبه قال جمهور العلماء ، وحكى الطحاوي خلافا لبعض السلف في إيجابها
Pendapat madzhab kami, bahwa mengikuti adzan hukumnya sunah dan tidak wajib. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Dan diceritakan oleh at-Thahawi adanya perbedaan dari sebagian ulama salaf yang mewajibkan menjawab adzan. (al-Majmu’ 3/127).
Ibnu Munzir rahimahullah berkata dalam Al-Ausath dari Ibnu Abbas radhillahu anhuma, dia berkata, “Dimakruhkan berzikir kepada Allah dalam dua kondisi, saat seorang berada di WC dan saat dia berjimak dengan isterinya. Karena Dia Maha Agung dan Mulia, tidak layak disebut di tempat seperti itu.”
Ikrimah berkata, “Seseorang hendaknya tidak berzikir kepada Allah dengan lisannya saat dia berada di WC, akan tetapi boleh jika di hatinya.”
Kemudian Ibnu Munzir berkata, “Tidak berzikir pada tempat-tempat tersebut lebih saya sukai sebagai bentuk pengagungan terhadap Allah Ta’ala, dalil-dalil menunjukkan demikian..” (Al-Ausath, 1/38). []
SUMBER: ISLAMQA|KONSULTASI SYARIAH
Hukum Menjawab Adzan di Kamar Mandi - Islampos

Adzan Terakhir Bilal setelah Rasulullah ﷺ Wafat
by yudi
adzan terakhir bilal
BILAL bin Rabbah al-Habsyi adalah seorang budak yang sangat terkenal dalam sejarah islam karena kisahnya yang sangat menarik mempertahankan akidah Islam. Sebuah kisah yang tidak akan pernah membosankan, walaupun terus diulang-ulang sepanjang zaman.
Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan Ibnus-Sauda’ (putra wanita hitam).
Bilal dibesarkan di kota Ummul Qura (Mekah) sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar. Saat ayahnya meninggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum kafir.
Ketika Mekah diterangi cahaya agama baru dan Rasul yang agung Sholallahu ‘alaihi wasallam mulai mengumandangkan seruan kalimat tauhid, Bilal adalah termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam. Saat Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya ada beberapa orang yang telah mendahuluinya memeluk agama baru itu, seperti Ummul Mu’minin Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abu Thalib, ‘Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, dan al-Miqdad bin al-Aswad.

Bilal merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang jarang sanggup ditunjukkan oleh siapa pun.

Bilal adalah sahabat Rasulullah ﷺ sekaligus muadzinnya Rasulullah ﷺ, ialah yang selalu mengumandangkan adzan sepanjang hidup Rasulullah ﷺ. Setelah Rasulullah ﷺ wafat dan Abu Bakar menjadi khalifah, Abu Bakar masuk ke masjid sementara Bilal sedang duduk di dalamnya.
Ketika masuk waktu shalat, Abu Bakar berkata, “Bilal, kumandangkanlah adzan segera!”
Bilal menjawab, “Aku tidak mau adzan kecuali untuk Rasulullah ﷺ.”
Kesedihan sebab ditinggal wafat Rasulullah ﷺ, terus mengendap di hati Bilal. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria.
Lama Bilal tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Rasulullah ﷺ hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya: “Ya Bilal, wa maa hadzal jafa’? Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku? Kenapa sampai begini?”
Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah, untuk ziarah ke makam Rasulullah ﷺ.
Setibanya di Madinah, Bilal segera menuju makam Rasulullah ﷺ. Tangis kerinduannya memuncak, cintanya kepada Rasulullah ﷺ begitu besar. Cinta yang tulus karena Allah kepada Baginda Nabi ﷺ yang begitu dalam.
Pada saat yang bersamaan, tampak dua pemuda mendekati Bilal. Kedua pemuda tersebut adalah Hasan dan Husein, cucu Rasulullah ﷺ. Masih dengan berurai air mata, Bilal tua memeluk kedua cucu kesayangan Rasulullah ﷺ tersebut.
Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah, juga turut haru melihat pemandangan tersebut. Kemudian salah satu cucu Rasulullah ﷺ itupun membuat sebuah permintaan kepada Bilal.
“Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami.”
Umar bin Khattab juga ikut memohon kepada Bilal untuk kembali mengumandangkan Adzan di Masjid Nabawi, walaupun hanya satu kali saja. Bilal akhirnya mengabulkan permintaan cucu Rasulullah ﷺ dan Khalifah Umar Bin Khattab.
Saat tiba waktu shalat, Bilal naik ke puncak Masjid Nabawi, tempat Ia biasa kumandangkan Adzan seperti pada masa Rasulullah ﷺ masih hidup. Bilal pun mulai mengumandangkan Adzan.
Saat lafadz “Allahu Akbar” Ia kumandangkan, seketika itu juga seluruh Madinah terasa senyap. Segala aktifitas dan perdagangan terhenti. Semua orang sontak terkejut, suara lantunan Adzan yang dirindukan bertahun-tahun tersebut kembali terdengar dengan merdunya.
Kemudian saat Bilal melafadzkan “Asyhadu an laa ilaha illallah“, penduduk Kota Madinah berhamburan dari tempat mereka tinggal, berlarian menuju Masjid Nabawi. Bahkan dikisahkan para gadis dalam pingitan pun ikut berlarian keluar rumah mendekati asal suara Adzan yang dirindukan tersebut.
Puncaknya saat Bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah“, seisi Kota Madinah pecah oleh tangis dan ratapan pilu, teringat kepada masa indah saat Rasulullah ﷺ masih hidup dan menjadi imam shalat berjamaah.
Tangisan Khalifah Umar bin Khattab terdengar paling keras. Bahkan Bilal yang mengumandangkan Adzan tersebut tersedu-sedu dalam tangis, lidahnya tercekat, air matanya tak henti-hentinya mengalir. Bilal pun tidak sanggup meneruskan Adzannya, Ia terus terisak tak mampu lagi berteriak melanjutkan panggilan mulia tersebut.
Hari itu Madinah mengenang kembali masa saat Rasulullah ﷺ masih ada diantara mereka. Hari itu, Bilal melantukan adzan pertama dan terakhirnya semenjak kepergian Rasulullah ﷺ.
Maha Suci Allah, kisah diatas telah mengaduk-aduk cinta dan kerinduan kita kepada Rasulullah ﷺ [Shalallahu ‘alayhi wasallam]. Kisah yang mampu membuat kita meneteskan airmata tanda cinta dan rindu kepada Baginda Nabi ﷺ. Semoga kita bisa mendapatkan syafaat dari Rasulullah ﷺ dan dikumpulkan bersama beliau. []
Sumber: 1001kisahteladan.com , Walid al-A’zhami “Nabi Muhammad di Hati Sahabat. Terbitan Darul Furqan., hal 305, 306
Adzan Terakhir Bilal setelah Rasulullah ﷺ Wafat - Islampos

Adzan Saja!
by Eneng Susanti
adzan terakhir bilal
DULU waktu tsunami menerjang kota saya, saya mendengar adzan di mesjid terdekat. Waktu itu saya bingung, kenapa ada adzan di waktu dhuha? Belakangan saya tahu itu terjadi sesaat setelah tsunami. Alhamdulillah tempat saya tidak sampai tsunaminya, sekitar 600 m dari rumah ada sungai, jadi semua sisa air laut masuk ke sungai tsb. Kalo tidak ada sungai, entah apa yang terjadi.

Lalu setelahnya saya mulai mendengar banyak cerita luar biasa tentang adzan. Di suatu persimpangan, yang dari kejauhan terlihat dinding air laut. Penduduk sekitar mengumandangkan adzan dan masyaallah… air laut nya berbelok, persimpangan tadi akhirnya tergenang air bukan hempasan langsung dari dinding tsunami.

Ada juga cerita penduduk yang tinggal dipesisir, tsunaminya berbelok sehingga punya waktu lebih lama untuk menyelamatkan diri. Hari-hari itu, mendengarkan kisah-kisah yang tak masuk akal adalah hal yang biasa. Air laut yang naik ke darat yang meliuk-liuk seperti ular. Bahkan disuatu persimpangan lain banyak rumah yang utuh. Aneh? Iya.. karena disimpang itu pertemuan dua gelombang dari 2 laut berbeda: lhoknga dan uleelheu.
Disuatu dini hari di bulan maret 2005, ketika gempa besar melanda nias, saya dan keluarga saya berhamburan ke jalan. Gempa yang terasa tidak sekencang desember 2004, tapi cukup lama. Jalanan mendadak sepi, padahal itu jalan antar propinsi. Di kejauhan adzan berkumandang. Waktu itu kami cuman bisa berdzikir, adzan bikin saya yang tadi panik ketakutan jadi tenang… Alhamdulillah.
Tak berapa lama, ada tornado di tengah laut. Reaksi orang di daratan? Ya adzan. Waktu itu adzan jadi senjatanya orang Aceh. Gempa? Adzan saja. Tsunami? Adzan. Banjir? Angin ribut? Kebakaran? Adzan saja! Titik!
Sore hari medio april 2011, gempa kembar melanda kota saya lagi. Saya waktu itu sedang dikantor. Hampir waktu sholat ashar. Kami semua menyelamatkan diri ke jalanan depan kantor. Gempanya bermenit-menit. Teman saya mulai menangis, dia punya trauma mendalam karna dulu sempat tergulung ombak tsunami. Saya istighfar sambil menangis ingat ibu saya di rumah… takut ibu saya kenapa-kenapa. Saya sampai teriakin teman kantor saya yang laki-laki untuk adzan. Setelah gempa reda, kita semua pulang. Dan itu bukan pekerjaan mudah. Saya nebeng motor teman saya, kota Banda aceh hampir kosong karna ditinggal warganya ngungsi ke tempat yang aman krn takut tsunami melanda. Listrik padam. Akses informasi minim. Semua jalan berlaku satu arah. Saya dan teman sampai nyari jalan tikus krn semua jalan macet. Waktu itu saya cuman mikir saya gak mau ngungsi. Lari mengungsi itu sungguh capek. Saya juga takut kalo lari trus ibu saya terlepas dari saya.
Waktu tsunami dulu, banyak yang selamat yang akhirnya merasa bersalah karna terlupa menyelamatkan anggota keluarga yang lain. Ada yang setelah gempa pergi ke pantai melihat fenomena air laut yang surut 3 km, melihat dan mengumpulkan ikan yang menggelepar didasar laut. Ketika dinding tsunami muncul mereka menyelamatkan diri memacu motornya ke arah jantho. Lalu baru ingat ibunya yang masih di rumah… ketika berbalik ke arah rumah, jalanan sudah penuh puing dan rumah sudah tak ada. Apa gak menyesal? Saya gak mau seperti itu. Jadinya ketika gempa kembar itu, saya gak mau ngungsi. Ntar kalo ada apa-apa ke tingkat dua saja. Duduk sambil zikir sambil ngaji atau apa. Memikirkan lari dan mengungsi sudah bikin saya lemas duluan.
Disuatu dini hari beberapa tahun lalu, suara adzan berkumandang lagi. Saya yang belum tidur langsung melihat keluar. Ternyata ada kebakaran dibelakang rumah tetangga saya. Alhamdulillah berhasil dipadamkan.
Sampai sekarang kalo ada musibah, saya teriakin orang untuk mengumandangkan adzan. Adzan itu penenang jiwa, pereda kepanikan.. karna mendengar adzan membuat kita ingat Allah Ta’ala Sang Pemilik Alam Semesta. Ingat betapa kecil kita di hadapanNya.
Musibah di Palu membuka memori 14 tahun yang lalu. Semoga para korban husnul khatimah. Dan semoga kita yang selamat mengambil hikmah. Bahwa sesungguhnya kita ini calon jenazah.
“Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah) []
Adzan Saja! - Islampos

Hukum dan Hikmah Adzan di Telinga Bayi
by Rifki M Firdaus
Orang Tua, Surga dan Neraka bagi Anaknya
DISUNNAHKAN adzan di telinga bayi ketika baru lahir, sebagaimana hadits riwayat Al-Hakim melalui jalan sahabat Abu Rafi’ Radhiyallahu ‘Anhu berkata:  

“Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam adzan di telinga Al-Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘Anhuma ketika Fathimah melahirkannya.” Hadits ini juga diriwayatkan Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits Shahih.

Riwayat adzan adalah shahih. Adapun riwayat adzan di telinga kanan dan iqamat di telinga kiri, para ulama menyatakan tidak shahih. Namun perlu kita fahami bahwa ini bukan masalah prinsip yang kita harus keras di dalamnya.

Berkata Ibnu Qudamah Radhiyallahu ‘Anhu dalam “Al-Mughni”: “Berkata sebagian ulama bahwa disunnahkan bagi seorang ayah untuk adzan di telinga anaknya ketika dilahirkan.”
Berkata Ibnul Qayyim Radhiyallahu ‘Anhu dalam kitab “Tuhfatul Maudud Bi Ahkamil Maulud” tentang hikmah dan rahasia adzan di telingan bayi pada saat dilahirkan di antaranya adalah agar yang pertama mengetuk telinganya adalah kalimat-kalimat yang mengandung kebesaran dan keagungan Allah, juga kalimat syahadat yang pertama menjadikannya masuk Islam. Sehingga seakan merupakan talqin untuknya syi’ar Islam ketika ia masuk ke dunia sebagaimana talqin kalimat tauhid ketika ia keluar dari dunia. Tidak diingkari tentang sampainya dampak dan pengaruh adzan tersebut ke dalam hatinya walau ia tidak merasakannya. Juga setan lari ketika mendengar adzan. Dan faedah-faedah lainnya.
Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz Rahimahullah dan Syaikhuna Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin Radhiyallahu ‘Anhu juga berpendapat bahwa adzan di telinga bayi ketika lahir adalah sunnah.
Alhamdulillah kami selalu adzan di telinga anak-anak kami ketika dilahirkan, mulai anak pertama sampai anak keempat.
Semoga Allah jadikan anak-anak kita sebagai anak-anak yang barokah bagi kedua orang tuanya dan bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam, aamiin ya Robb. []
Akhukum Fillah
Abdullah Sholeh Hadrami
Ingin download video, audio dan tulisan serta info bermanfaat ? Silahkan bergabung di Channel Telegram kami;
http://goo.gl/fxwVGH
Channel YouTube
https://www.youtube.com/user/MTDHK050581
Hukum dan Hikmah Adzan di Telinga Bayi - Islampos

Awal Mula Azan Dikumandangkan
by Rifki M Firdaus
Israel Kembali Susun RUU untuk Larang Kumandang Adzan
SETIAP akan masuk waktu shalat, maka kita akan mendengarkan suara azan dikumandangkan. Anda juga pasti sering mendengar seruan azan di daerah tempat tinggal Anda sendiri.
Azan artinya pemberitahuan masuknya waktu shalat dengan redaksi tertentu. Sedangkan orang yang bertugas mengumandangkan azan dinamakan muazin.
Azan mulai disyariatkan pada tahun ke-1 Hijrah.
Dulu, kaum muslim berkumpul, mengira-ngira waktu shalat lalu melakukan shalat. Tidak seorangpun yang melakukan untuk panggilan shalat.
Suatu hari mereka membicarakan hal itu, ada yang mengusulkan, “Pergunakanlah lonceng seperti lonceng orang-orang Nasrani.”
Ada yang mengusulkan, “Lebih baik menggunakan terompet seperti terompet orang-orang Yahudi.”
Umar r.a mengusulkan, “Mengapa kalian tidak menyuruh seseorang melakukan panggilan untuk shalat?”
maka Rasulullah saw bersabda, “Hai Bilal berdirilah dan lakukan panggilan untuk shalat.” (HR Ahmad dan Bukhari)
Ketika Rasulullah saw menyuruh menyiapkan lonceng untuk dipukul guna menghimpun kaum muslim untuk shalat. Riwayat lain berbunyi, “Beliau sendiri tidak suka dengan lonceng itu karena menyerupai orang-orang Nasrani tiba-tiba, di waktu aku tidur, aku dikelilingi seorang laki-laki yang membawa sebuah lonceng di tangannya.
Aku katakan kepadanya, “Hai hamba Allah, apakah engkau bersedia menjual lonceng itu?”
Ia menjawab, “Untuk apa?”
Aku menjawab, “Untuk panggilan shalat.”
Ia berkata, “Maukah engkau kutunjukkan yang lebih baik dari itu?”
Aku berkata,”Tentu.”
Ia berkata, “Ucapkanlah, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar,’ Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya ‘alash-shalah, Hayya ‘alash-shalah, Hayya ‘alal-falah, Hayya ‘alal-falah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah’.”
Kemudian, ia melangkah sedikit mundur dan berkata, “Jika shalat hendak dimulai ucapkanlah, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar,’ Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya ‘alash-shalah, Hayya ‘alash-shalah, Hayya ‘alal-falah, Hayya ‘alal-falah, Qad qamatish shalah, Qad qamatish shalah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah’.”
Pagi harinya aku menghadap Rasulullah SAW dan menceritakan mimpi yang aku alami. Nabi SAW bersabda, “Insyaallah, sesungguhnya itu mimpi yang benar. Berdirilah dengan Bilal dan ajarkanlah kepadanya, lalu biarkan dia yang melakukan azan karena suaranya lebih baik dan lebih lantang dibandingkan dengan suaramu.”
Aku pun berdiri bersama Bilal dan aku ajarkan kepadanya. Dan ia yang mengumandangkan azan. Umar ra yang berada di rumah langsung ke mesjid sambil menyeret kainnya dan menghadap Nabi saw lalu berkata, “Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran aku juga bermimpi seperti mimpi yang dia alami. Nabi saw bersabda, “Alhamdulillah.” (H.R Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, dan Tirmidzi) menurut Tirmidzi hadist ini hasan shahih. []
Awal Mula Azan Dikumandangkan - Islampos

Ketika Rasulullah ﷺ Ajarkan Anak Azan dan Shalat
by Sodikin
waktu shalat
ABU Mahdzurah bercerita, “Aku bersama 10 orang  remaja berangkat bersama Rasulullah ﷺ dan rombongan. Pada saat itu, Rasulullah ﷺ adalah orang paling kami benci. Mereka kemudian menyerukan azan dan kami yang 10 orang remaja ikut pula menyerukan azan dengan maksud mengolok-ngolok mereka. Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Bawa kemari 10 orang remaja itu!’ Beliau memerintahkan, ‘Azanlah kalian!’ Kami pun menyerukan azan.

Rasulullah SAW bersabda, ‘Alangkah baiknya suara anak remaja yang baru kudengar suaranya ini. Sekarang pergilah kamu dan jadilah juru azan buat penduduk Mekkah.’ Beliau bersabda demikian seraya mengusap ubun-ubun Abu Mahdzurah, kemudian beliau mengajarinya azan dan bersabda kepadanya, ‘Tentu engkau sudah hafal bukan?’ Abu Mahdzurah tidak mencukur rambutnya karena Rasulullah ﷺ waktu itu mengusapnya.

BACA JUGA: 3 Wasiat Rasulullah
Mengenai shalat, Rasulullah ﷺ bersabda, “Ajarilah anak-anak kalian shalat sejak usia 7 tahun dan pukullah ia karena meninggalkannya bila telah berusia 10 tahun.”
Anas bin Malik berkata, “Pada suatu hari aku pernah masuk ke tempat Rasulullah ﷺ dan yang ada hanyalah beliau, aku, ibuku, dan Ummu Haram, bibiku. Tiba-tiba Rasulullah menemui kami lalu bersabda, ‘Maukah bila aku mengimami shalat untuk kalian?’ Kala itu bukan waktu shalat. Maka salah seorang berkata, ‘Bagaimana Anas di posisikan di dekat beliau?’ Beliau menempatkanku di kanan beliau lalu beliau shalat bersama kami…”
Tanpa cangung, Rasulullah ﷺ mengajak anak shalat berjamaah meski tak ada orang selain anak tersebut, tanpa ragu pula, beliau mengangkat pemuda yang membencinya untuk menjadi petugas azan atau muazin kota Mekkah. []

Ketika Rasulullah Ajarkan Anak Azan dan Shalat - Islampos

Yang Paling Mulia yang Paling Banyak Istrinya?
by yudi
Banyak Istri
PADA tulisan kami sebelumnya, yang berjudul “BAHAGIA DENGAN SATU ISTRI” yang sempat viral di jagad medsos, ada sebagian netizen yang menyampaikan argument akan dianjurkannya poligami dengan dasar ucapan Ibnu Abbas –radhiallohu ‘anhu- yang akan kami sebutkan berikut.
Sebenarnya di status tersebut, sempat kami jawab seperlunya, akan tetapi setelah kami pertimbangkan, lebih baik untuk dijadikan tulisan khusus,agar mudah difahami dan faidahnya lebih lengkap.
Sebagian pihak ada yang menjadikan Ucapan Ibnu Abbas –radhiallohu ‘anhu- kepada Sa’id bin Jubair sebagai dalil bahwa secara asal, poligami lebih utama dari monogami. Berikut teks riwayatnya sebagaimana telah dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari –rahimahullah- dalam “Shohih-nya”:
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، قَالَ: قَالَ لِي ابْنُ عَبَّاسٍ: هَلْ تَزَوَّجْتَ؟ قُلْتُ: لاَ، قَالَ: «فَتَزَوَّجْ فَإِنَّ خَيْرَ هَذِهِ الأُمَّةِ أَكْثَرُهَا نِسَاءً»
“Dari Said bin Jubair, dia berkata : Ibnu Abbas pernah bertanya kepadaku : “Apakah engkau menikah ?” Jawab : “Tidak”. Ibnu Abbas berkata : “Menikahlah ! karena sebaik-baik umat ini adalah yang paling banyak istrinya.” [HR. Al-Bukhari : 5069].

Pendalilan dengan perkataan Ibnu Abbas di atas untuk memberikan legalitas hukum, bahwa poligami itu secara asal lebih baik dari monogami, menurut kami, ini sangat kurang tepat. Karena ucapan tersebut maksudnya : bahwa Ibnu Abbas bertanya kepada Said bin Jubair, apakah dia menikah ?. Maka dijawab : “tidak”. Perhatikan jawabannya, “tidak menikah”, bukan “belum menikah”. Karena jawaban ini mengarah kepada hidup membujang, maka kemudian Ibnu abbas memerintahkan Said untuk menikah. Karena “manusia terbaik” dari “umat ini”, yaitu Rosulullah, adalah seorang yang banyak istrinya.
Jadi Ibnu Abbas ingin memberikan penekanan dan nasihat kepada Sa’id bin Jubair untuk menikah, dimana Nabi –shollallahu ‘alaihi wa sallam- juga menikah. Jangan sampai membujang. Bukan untuk menunjukkan, bahwa poligami lebih utama dari monogami. Demikianlah para imam salaf memahaminya sebagaimana dalam penjelasan-penjelasan mereka –rahimahumullah-.
Al-Hafidz Ibnu Hajar –rahimahullah- berkata :
وَالَّذِي يَظْهَرُ أَن مُرَاد بن عَبَّاسٍ بِالْخَيْرِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِالْأُمَّةِ أَخِصَّاءُ أَصْحَابِهِ وَكَأَنَّهُ أَشَارَ إِلَى أَنَّ تَرْكَ التَّزْوِيجِ مَرْجُوحٌ إِذْ لَوْ كَانَ رَاجِحًا مَا آثَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَهُ
“Yang tampak, sesungguhnya yang diinginkan oleh Ibnu Abbas dengan “yang paling baik” (dalam ucapannya di atas), adalah NABI –shollallahu ‘alaihi wa sallam- . Sedangkan kata “umat” yang dimaksud adalah para sahabatnya secara khusus. Sepertinya, beliau ingin mengisyarakatkan, sesungguhnya meninggalkan menikah, merupakan pendapat yang sangat lemah. Karena seandainya merupakan (pendapat yang kuat), tidaklah Nabi-shollallahu ‘alaihi wa sallam- mengutamakan selainnya” [Fathul Bari : 9/114 ].
Oleh karena itu, Al-Imam Sa’id bin Manshur –rahimahullah- (wafat : 227 H), meletakkan riwayat Ibnu Abbas di atas pada judul :
بَابُ التَّرْغِيبِ فِي النِّكَاحِ
“Bab Dorongan Untuk Menikah” [ Sunan Sa’id bin Manshur : 1/164 ].
Beliau tidak meletakkannya pada “Bab Anjuran Poligami” atau yang semisalnya. Karena memang maksud riwayat di atas tidak menganjurkan poligami sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Ibnu Hajar –rahimahullah-.
Al-Imam Ibnu Malaqqin Asy-Syafi’i Al-Mishri –rahimahullah- (wafat : 804 H) berkata –ketika menjelaskan ucapan Ibnu Abbas di atas- :
فيه: الحض الظاهر على ذلك، ولم يرد ابن عباس أن من كثر نساؤه من المسلمين أنه خيرهم، وإنما قاله على معنى الحض والندب إلى النكاح وترك الرهبانية في الإسلام، وأنه – عليه السلام – الذي يجب علينا الاقتداء به واتباع سنته كان أكثر أمته نساءً؛ لأنه أحل له منهن تسع فأكثر بالنكاح، ولم يحل لأحد من أمته غير أربع.
“Di dalamnya (hadits Ibnu Abbas di atas) terdapat dorongan yang jelas kepada hal itu (untuk menikah). Ibnu Abbas tidak menghendaki (dengan ucapannya), sesungguhnya seorang yang paling banyak istrinya dari kalangan muslimin, adalah yang paling baik. Akan tetapi, beliau mengucapkan hal itu hanya ingin menyampaikan sebuah makna berupa dorongan dan anjuran untuk menikah serta meninggalkan kerahiban (hidup membujang/tidak menikah) di dalam Islam. Sesungguhnya beliau –‘alaihis salam- yang wajib untuk kita contoh dan kita ikuti sunnahnya, adalah seorang yang yang paling banyak istrinya dari umat ini. Karena dihalalkan bagi beliau untuk menikahi sembelilan atau lebih dari para wanita. Dan itu tidak halal bagi seorangpun dari umat ini kecuali emapat istri saja.” [ At-Taudhih Lisyarhil Jami’ Ash-Shahih : 24/191 ].
Kekeliruan pemahaman kepada suatu dalil, sering kali dipicu oleh sikap tergesa dalam mencomot sebuah dalil, terkhusus hadits, untuk dijadikan hujjah dalam suatu masalah. Kemudian tidak diiringi dengan melihat penjelasan para imam terhadap dalil tersebut. kondisi seperti ini sangat berbahaya, bahkan bisa menyesatkan.
Al-Imam Sufyan bin ‘Uyainah –rahimahullah- pernah berkata :
الحَدِيث مضلة إِلَّا للفقهاء
“Hadits itu menyesatkan kecuali bagi para ahli fiqh”
Maksud ucapan di atas, sesungguhnya banyak orang tersesat karena hanya mencomot atau mengambil hadits, tanpa mengerti dan memahami dengan baik isinya. Karena di dalam hadits, ada masalah ‘am (makna umum) dan khosh (makna khusus), ada nasikh dan mansukh, ada mutlak dan muqoyyad, ada ‘am yurodu bihi al-khusus, dan lain sebagainya. Ini semua tidak dipahami kecuali oleh para fuqoha’ (ahli fiqh). Berapa banyak seorang yang ahli hadits, namun tidak memahami apa yang dia riwayatkan. [ simak keterangan ini di kitab “Al-Fatawa Al-Haditsiyyah” karya Ibnu Hajar Al-Haitami –rahimahullah- (wafat : 974) : 202 ]
Ucapan Sufyan bin ‘Uyainah di atas, juga bisa dibaca di kitab : “Khuthbatul Kitab” karya Abu Syamah Al-Maqdisi halaman : 149-150, dan Kitab “Al-Jami’” karya Ibnu Abi Zaid Al-Qoirowani halaman : 118.
Poligami itu boleh. Namun menjadikan ucapan Ibnu Abbas di atas sebagai dalil anjuran untuk poligami, atau poligami lebih afdhol dari monogami, sebuah kekeliruan yang harus diluruskan. Semoga tulisan ini bermanfaat. []
Facebook: Abdullah Al-Jirani
https://www.islampos.com/yang-paling-mulia-yang-paling-banyak-istrinya-141792/?

Tiada ulasan: