Ahad, 2 Disember 2018

Mesir dengan politiknya. 8781.


Al-Sisi Menyerang Imam Besar Al-Azhar dengan Isu Ekstremisme
Ahad, 2 Desember 2018 12:30
Foto: Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayeb (kiri) dalam Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Cendekiawan dan Ulama Islam terkait Islam Wasathiyah di Bogor

KIBLAT.NET, Kairo – Sebuah pernyataan yang berjudul “ahli hukum Islam yang menyiksa kita” telah diterbitkan di halaman depan sebuah majalah pemerintah Mesir. Ini menandai sebuah serangan dari presidensi Mesir Al-Sisi terhadap Imam Besar Al-Azhar, Ahmed Al-Tayeb.

Bersamaan dengan itu, berita utama lainnya dari media “The Reformer” dan “aturan Islam menurut sudut pandang presiden” memberikan dukungan atas serangan Al-Sisi terhadap wacana agama di Mesir.

Al-Sisi secara teratur menuduh Al-Azhar – sebuah universitas bergengsi di ibukota Mesir, Kairo, dan lembaga keagamaan terbesar di dunia Islam – membantu menyebarkan ekstremisme dan salah menafsirkan dasar-dasar Islam. Serangan Al-Sisi terungkap ke publik pada berbagai kesempatan sejak dia mengkritik Al-Tayeb tahun lalu.

Sementara Al-Tayeb, dalam pidatonya menyerukan perlunya melestarikan Sunnah yang murni dan tidak membiarkan beberapa kecenderungan untuk menarik orang-orang Mesir menjauh dari Islam.

Namun, kata-kata Al-Tayeb dijawab Al-Sisi dengan mengatakan: “Apakah Anda berpikir bahwa permintaan untuk menggunakan Al-Qur’an Suci sebagai satu-satunya sumber Syariah adalah penghinaan yang lebih besar daripada kesalahpahaman agama kita dan membiakkan ideologi ekstrimis?”

Dampak dari pernyataan tersebut terus muncul, meluas kepada pelarangan pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Al-Azhar dan serangan media secara eksplisit terhadap institusi dan Imam Besarnya.

Selain itu, dinas keamanan Mesir diperintahkan untuk mengabaikan pernyataan dan acara yang diselenggarakan oleh para ulama Al-Azhar dan bahkan menghapus berita yang diterbitkan oleh surat kabar dan situs-situs berita yang berkaitan dengan ide-ide mereka.

Menurut laporan media, instruksi presiden dikeluarkan untuk melarang penerbitan pernyataan Dewan Tertinggi Al-Azhar, di mana para syaikh Al-Azhar menolak wacana persamaan dalam warisan antara pria dan wanita.

Beberapa situs web berita terpaksa menghapus pernyataan Dewan Agung hanya beberapa jam setelah publikasi, setelah diberitahu mengenai instruksi presiden.

Upaya Mesir untuk menyerang Al-Azhar terdengar sampai ke selatan Mesir, tempat kelahiran Imam Besar, yang menyebabkan demonstrasi massal di kota Kurna, barat Luxor.

Beberapa hari yang lalu, dukungan untuk Al-Azhar dan suku-suku koalisi Hulu Mesir menyerukan sholat Jumat diadakan di alun-alun Al-Tayeb untuk menghadapi serangan media terhadap lembaga itu. Demonstrasi itu sengaja diabaikan oleh media resmi.

Dalam apa yang dianggap sebagai tanggapan implisit terhadap klaim reformasi yang dibuat oleh Al-Sisi, Al-Tayeb menerbitkan sebuah artikel berjudul: “Ya untuk mereformasi, tidak ada distorsi” di majalah Voice of Al-Azhar.

“Reformasi agama adalah kebutuhan yang tak terbantahkan bagi semua Muslim di setiap waktu dan tempat. Ini adalah fakta yang sangat jelas bagi teks, hukum, dan sejarah Islam,” tulisnya.

“Reformasi agama yang diharapkan oleh umat Islam pada dasarnya harus sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Demikian pula, reformasi semacam itu harus selaras dengan semangat jaman dan harta warisan Islam sesudahnya, jauh dari penghapusan dan distorsi peran agama. Biarlah ini menjadi reformasi dan bukan salah tafsir,” tambahnya menjelaskan.

Menteri Wakaf Mesir Mohammed Mukhtar Jumaa mencoba mencapai kompromi antara kedua pihak. Dia juga mengeluarkan pernyataan di mana dia bersikeras “keaslian Sunnah,” menuntut semua pihak “untuk melakukan barisan ketekunan dan reformasi untuk mengurangi pemikiran ekstremis dan menghadapi kekuatan jahat dan kegelapan”.

Jumaa menunjukkan bahwa: “Tidak ada perselisihan mengenai validitas teks-teks otentik, tetapi sumber permusuhan terletak dalam bentrokan dengan orang-orang bodoh yang tidak membedakan antara teks tetap dan perubahan pikiran manusia yang dihasilkan dari menafsirkan teks itu sendiri. Kami percaya bahwa pemahaman dan penerapan teks dalam hal perubahan dan perkembangan tidak dapat mencapai kesucian Quran atau teks suci. ”

Ketegangan antara Al-Sisi dan Al-Tayeb ini bukan baru-baru ini, tetapi meluas ke isu-isu lain termasuk perceraian lisan, reformasi wacana keagamaan, mengucilkan Daesh, khotbah terpadu, kurikulum dan hukum Al-Azhar dan pernikahan anak di bawah umur. Konfrontasi semacam itu menunjukkan upaya Al-Sisi untuk mengendalikan para cendekiawan Al-Azhar dan menundukkan lembaga agama pada pengaruhnya.

Sumber: Middle East Monitor
Redaktur: Ibas Fuadi
Al-Sisi Menyerang Imam Besar Al-Azhar dengan Isu Ekstremisme - Kiblat
https://www.kiblat.net/2018/12/02/al-sisi-menyerang-imam-besar-al-azhar-dengan-isu-ekstremisme/

Mesir Didesak Bebaskan Putri Syaikh Yusuf Qardhawi
Rabu, 4 Juli 2018 15:16
Foto: Ola Qardawi bersama suaminya ditahan rezim militer Mesir.

KIBLAT.NET, Kairo – Kantor hak asasi manusia PBB telah mendesak Mesir untuk membebaskan putri Syaikh Yusuf Qardawi dan suaminya yang telah ditahan tanpa tuntutan resmi sejak 30 Juni 2018 lalu.

Ola al-Qaradawi adalah putri Syaikh Qardawi, seorang ulama Islam terkemuka, yang tinggal di pengasingan di Qatar.

“Kami memahami bahwa kesehatan Ola al-Qaradawi semakin lemah dan memburuk dan mendesak pihak berwenang untuk memastikan bahwa haknya untuk mendapatkan akses kesehatan dan kebebasan fisik dan psikologis bisa dihormati,” ujar Liz Throssell, juru bicara untuk kantor hak asasi manusia PBB, mengatakan kepada wartawan di Jenewa pada Selasa, (06/08).

Ola al-Qaradawi telah ditahan di sel isolasi “di salah satu penjara terburuk di Mesir”, lapor kantor hak asasi manusia PBB pada hari Selasa.

Suaminya, Hosam Khalaf, ditahan dalam kondisi yang sama di penjara yang berbeda, menurut laporan media.

“Kami menyerukan pemerintah Mesir untuk membebaskan semua orang yang ditahan sewenang-wenang di negara itu tanpa syarat,” kata kantor itu.

Penangkapan sewenang-wenang

Pada bulan Juni, badan yang diamanatkan oleh PBB itu telah mengeluarkan keputusan yang menyatakan bahwa Ola Qaradawi dan suaminya ditangkap secara sewenang-wenang, dan menyerukan agar mereka segera dibebaskan.

Pengasingan diri Syaikh Yusuf Qardawi yang berkepanjangan juga bisa menjadi penyiksaan, perlakuan kejam, tidak manusiawi dan merendahkan, kata kantor itu.

Pemerintah Kairo mengklaim bahwa Ola al-Qaradawi dan Hosam Khalaf dituduh menjadi anggota Ikhwanul Muslimin terlarang, yang dikatakannya sebagai kelompok “teroris”.

Keluarga itu membantah tuduhan itu dan pada September lalu membawa kasus itu ke kelompok kerja PBB tentang penahanan sewenang-wenang.
Pihak berwenang Mesir telah menangkap ribuan lawan politik Presiden Abdel Fattah al-Sisi sejak ia memimpin penggulingan mantan Presiden Mohamed Morsi tahun 2013, yang merupakan anggota Ikhwanul Muslimin. Para kritikus mengatakan itu adalah penumpasan politik terburuk dalam sejarah modern Mesir.

Penulis: Fajar Shadiq
Sumber: Aljazeera Agency
Mesir Didesak Bebaskan Putri Syaikh Yusuf Qardhawi - Kiblat
https://www.kiblat.net/2018/07/04/mesir-didesak-bebaskan-putri-syaikh-yusuf-qardhawi/


Al-Qaidah Ajak Rakyat Mesir Lengserkan Abdel Fattah El-Sisi


Foto: Pemimpin Al Qaidah, Ayman Az-Zawahiri

KIBLAT.NET, Kairo – Dalam rilis keduanya pekan ini, pejuang-pejuang Islamis Mesir menampilkan pernyataan pemimpin Al-Qaidah Dr. Aiman Adz-Dzawahiri yang mendesak rakyat Mesir untuk melengserkan pemerintah mereka. Pesan publik dari kelompok Islamis itu muncul di tengah situasi politik yang semakin memanas menjelang Pemilu Presiden pada bulan Maret nanti.
Otoritas Mesir beberapa kali telah menggelar operasi militer melawan kelompok-kelompok Islamis di tengah persiapan Pemilu yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 hingga 28 Maret mendatang. Yang terbaru, Kairo melancarkan serangan ke kelompok ISIS cabang Sinai yang selama ini sudah memakan korban ratusan polisi & tentara tewas, termasuk sejumlah warga sipil sejak pendukung kelompok al-Baghdadi itu mendeklarasikan diri pada tahun 2014.
Al-Qaidah pada hari Ahad (11/02/2018) merilis video berisi peringatan kepada warga Mesir agar tidak ikut mencoblos dalam Pemilu nanti. Di waktu yang sama, ISIS juga mendesak kelompok-kelompok Islamis untuk melakukan serangan dengan menargetkan pasukan keamanan dan pemimpin-pemimpin junta Mesir.
Dalam pesan audio yang tidak menyertakan tanggal tersebut, Aiman Adz-Dzawahiri, tokoh jihadis kelahiran Mesir ini tidak menebar ancaman secara spesifik. Ia pun sama sekali tidak menyinggung soal Pemilu.
“Saya menyerukan kepada semua orang untuk bekerja menumbangkan rezim kriminal yang korup dan murtad ini. (Saya serukan) untuk berjihad dengan senjata, uang, ucapan, dan tindakan. Juga (berjihad) dengan operasi raids, ambush, serangan lainnya, dan aksi demonstrasi,” kata Adz-Dzawahiri dalam rekaman audionya.
Al-Qaidah pertama kali memposting rekaman audio tersebut melalui Telegram pada hari Rabu (14/02/2018). Mereka belum mengumumkan dan menyatakan bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini di Mesir, namun sebuah kelompok afiliasi al-Qaidah sebelumnya telah menyatakan bertanggung jawab atas serangan terhadap satuan polisi Mesir di wilayah gurun barat negara itu pada bulan Oktober 2017.
Adz-Dzawahiri secara terbuka mengkritisi kelompok ISIS karena menggunakan cara-cara yang brutal, di antaranya memenggal leher, menenggelamkan, dan cara-cara brutal lainnya dalam mengeksekusi musuh-musuh mereka.
Sumber: Reuters
Redaktur: Yasin Muslim
Al-Qaidah Ajak Rakyat Mesir Lengserkan Abdel Fattah El-Sisi - Kiblat
https://www.kiblat.net/2018/02/19/al-qaidah-ajak-rakyat-mesir-lengserkan-abdel-fattah-el-sisi/


Kematian Dini Mengintai Muhammad Mursi di Penjara


KIBLAT.NET, Kairo – Mantan Presiden Mesir, Muhammad Mursi dikabarkan ditahan di sel dengan kondisi buruk, minim perhatian medis dan jauh dari standar penjara pada umumnya. Keadaan demikian dikhawatirkan dapat memperburuk kondisi kesehatannya dan menyebabkan kematian dini.
Dalam laporan yang dirilis pada hari Rabu (28/03/2018), Panel Peninjauan Tahanan (DRP) berbasis di Inggris, yang ditugaskan oleh keluarga Mursi mengatakan, kondisi mantan pemimpin Mesir itu cukup memprihatinkan. Ditambah lagi, ia menderita diabetes, sedangkan perawatan medis sangat tidak memadai.
“Konsekuensi dari perawatan yang tidak memadai ini kemungkinan akan cepat memburuknya kondisi jangka panjangnya, yang kemungkinan akan menyebabkan kematian dini,” kata pemimpin DPR MP Crispin Blunt.
Panel mengatakan, kondisi penahanannya dapat memenuhi ambang batas untuk penyiksaan sesuai dengan hukum Mesir dan internasional. Presiden Abdel Fattah Al-Sisi pada prinsipnya dapat dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diterima oleh Mursi saat ini.
Muhammad Mursi yang kini menginjak 67 tahun, merupakan mantan presiden yang terpilih melalui Pemilu 2011. Ia hanya menjabat selama 1 tahun. Mursi digulingkan melalui kudeta militer pada 2013, sejak itu pula partai yang dipimpimnya, Ikhwanul Muslimin resmi dilarang.
Sejak dilengserkan, Morsi telah diadili dalam beberapa kasus berbeda. Pada April 2015, dia dijatuhi hukuman 20 tahun atas tuduhan memerintahkan penangkapan dan penyiksaan terhadap para pengunjuk rasa saat bentrokan di luar istana kepresidenan pada tahun 2012.
Pada September 2016, dia dijatuhi hukuman 25 tahun penjara lain atas tuduhan menyerahkan intelijen ke Qatar. Pada Desember 2017, Mursi juga dijatuhi hukuman tiga tahun atas tuduhan menghina pengadilan.
Dia sekarang ditahan di Penjara Tora atau yang dikenal sebagai Penjara Kalajengking.Di mana DRP mengatakan, Mursi telah ditahan di sel isolasi selama sekitar tiga tahun. Selama di sana, Mursi hanya diizinkan sekali untuk bertemu keluarganya.
Pemimpin Panel MP Crispin Blunt mengatakan bahwa informasi tentang penahanan Mursi didapatkan dari beberapa sumber, termasuk kesaksian dari putra Mursi serta para profesional medis yang diberitahu tentang kondisi mantan presiden.
Sumber: Al Jazeera, Middle East Eye
Redaktur: Syafi’i Iskandar
Kematian Dini Mengintai Muhammad Mursi di Penjara - Kiblat
https://www.kiblat.net/2018/03/29/kematian-dini-mengintai-muhammad-mursi-di-penjara/


Menangi Pemilu, Al-Sisi Kembali Jadi Presiden Mesir


Foto: Presiden Mesir Abdul Fattah Al-Sisi

KIBLAT.NET, Kairo – Abdul Fattah al-Sisi kembali menjadi presiden Mesir setelah memenangkan perolehan suara dalam pemilu yang berakhir hari Rabu. Sejumlah media pemerintah menunjukkan mantan jenderal angkatan darat itu memenangkan 92 persen suara.
Kantor berita resmi MENA dan surat kabar milik negara al-Ahram dan Akhbar el-Youm mengatakan bahwa 23 juta dari 60 juta orang terdaftar untuk memberikan suara.
Mousa Mostafa Mousa pimpinan Partai El Ghad menjadi satu-satunya lawan al-Sisi, dengan perolehan 721.000 suara. Sementara beberapa calon potensial lain mengundurkan diri atau ditangkap.
Mousa yang sebelumnya menjadi pendukung al-Sisi, mencalonkan diri sebagai pesaing hanya 10 hari sebelum waktu pemilihan. Mousa terus membantah tuduhan bahwa pencalonannya hanya bentuk kepura-puraan.
Dua juta suara dianggap tidak sah, karena orang-orang telah menulis nama-nama kandidat yang tidak disetujui di surat suara mereka.
Presiden menerima 96,0 persen suara dalam pemilihan pertamanya pada tahun 2014, setahun setelah Mohamed Morsi dari Ikhwanul Muslimin, digulingkan sebagai presiden dalam kudeta militer.
Pihak berwenang khawatir bahwa jumlah pemilih akan rendah. Ada laporan bahwa orang-orang ditawari $ 3 untuk memberikan suara mereka.
Al-Jazeera melaporkan truk-truk terlihat membagikan gula, minyak goreng, dan beras kepada orang-orang di daerah miskin.
“Tantangan terbesar baginya (al-Sisi) adalah ekonomi,” kata Mohamed Elmasry, seorang analis politik. “Hidup rata-rata orang Mesir menjadi sangat sulit karena inflasi telah meningkat secara dramatis,” tambahnya.

Sumber: Al-Jazeera, BBC
Redaktur: Ibas Fuadi
Menangi Pemilu, Al-Sisi Kembali Jadi Presiden Mesir
https://www.kiblat.net/2018/03/30/menangi-pemilu-al-sisi-kembali-jadi-presiden-mesir/


Tak Banyak Diungkap, 5 Fakta di Balik Kemenangan Al-Sisi dalam Pemilu Mesir


Foto: Presiden Mesir, Abdul Fattah Al-Sisi.
KIBLAT.NET, Kairo – Abdul Fattah al-Sisi kembali menjadi presiden Mesir setelah memenangkan pemilihan umum tahun 2018. Berdasarkan hasil penghitungan cepat atau quick count, Rabu (28/03/2018), Al-Sisi mendapat sekitar 92 persen dari total pemilih Mesir. Al-Sisi mengalahkan satu-satunya kandidat pesaing, yakni Moussa Mustafa Moussa.
Banyak hal menarik yang dapat dicermati di balik kemenangan Al-Sisi dalam pemilu kali ini. Sebelumnya, jenderal Mesir itu kerap disoroti terkait dugaan korupsi dan penyalahgunaan dana sehingga memicu krisis ekonomi di Mesir. Dari sini, apa yang menjadikannya kembali terpilih setelah periode jabatan 2014 lalu?
1. Kandidat Capres yang Ditangkapi dan Mengundurkan Diri 
Pihak berwenang secara berturut-turut telah menyingkirkan para penantang utama yang ingin mencalonkan diri sebagai presiden. Mereka telah menangkap dua calon potensial, pensiunan Letnan Jenderal Sami Anan dan Kolonel Ahmed Konsowa. Calon potensial ketiga, Ahmed Shafik, mantan perdana menteri dan komandan angkatan udara, tampaknya ditempatkan di bawah tahanan rumah rahasia di sebuah hotel sampai ia mundur dari arena pertarungan pemilu.
Dua kandidat potensial utama lainnya, pengacara hak asasi manusia Khaled Ali dan mantan anggota parlemen, Mohamed Anwar al-Sadat, mundur dalam pendaftaran resmi. Mereka mengkhawatirkan tindakan represif dan keselamatan pendukung mereka, selain praktik manipulasi oleh pemerintah.
Satu-satunya kandidat yang tersis adalah Mousa Mostafa Mousa, pemimpin Partai Al-Ghad, yang mendukung pemerintah. Dia mendaftarkan pencalonannya pada detik-detik akhir tanggal 29 Januari. Hal itu terjadi setelah adanya upaya dari anggota parlemen pro-pemerintah yang mendorongnya untuk mencalonkan diri. Sampai hari sebelum dia mendaftarkan pencalonannya, dia adalah anggota tim sukses al-Sisi untuk masa jabatan kedua.
2. Pemerintah Terapkan Aturan Ketat dalam Pemilu 
Untuk meningkatkan jumlah pemilih, kantor berita Mesir memberi ultimatum kepada warga Mesir bagi yang gagal memberikan suara dianggap melanggar hukum dan dijatuhi denda hingga $ 28 (Rp 385 rb). Sebuah ancaman yang jarang terjadi dalam pemilihan sebelumnya.
“Mereka jelas mengharapkan jumlah pemilih menjadi rendah sehingga mereka mengatakan bahwa untuk membuat orang takut tidak memilih. Mereka berpikir bahwa (peringatan) mungkin mendorong mereka untuk memilih, sehingga berpotensi meningkatkan perolehan suara,” kata salah satu warga bernama Magdy saat diwawancarai Al-Jazeera.
Sementara itu, warga lain bernama Maha mengaku tidak peduli dengan peringatan itu. Ia menganggap pemilu tidak penting karena hasilnya sudah bisa dipastikan. “Aku lebih suka membayar karena saya tidak berpikir itu layak untuk membuang-buang waktuku. Ini adalah lebih dari referendum daripada pemilihan,” katanya.
Sebuah video yang dibagikan di Twitter menunjukkan seorang perwakilan dari Kementerian Pendidikan Mesir meminta kepada para guru di sebuah sekolah agar mereka menunjukkan bukti suara mereka dengan menandatangani kartu yang akan dikirim ke pihak berwenang menggunakan ujung jari mereka yang terkena celupan tinta.
3. Politik Uang dan Janji Kemakmuran
Gubernur Beheira, sebuah provinsi Delta Nil di utara Kairo, mengatakan kepada seorang pewawancara TV bahwa desa-desa dan kota-kota dengan tingkat partisipasi pemilih yang tinggi akan dijanjikan dengan perbaikan layanan air dan sanitasi. Pejabat lainnya, Gubernur Magdy Hegazy dari provinsi Aswan di selatan, menjanjikan imbalan uang tertentu ke kabupaten dengan partisipasi tertinggi.
Sekretaris jenderal provinsi New Valley di Mesir barat mengirim memo kepada kepala dewan kota dan distriknya. Dalam memo itu dijanjikan dana yang akan digunakan untuk meningkatkan layanan publik ke enam daerah dengan jumlah pemilih terbesar. Nilai tertinggi untuk 3.000 suara atau lebih adalah sebesar 5 juta pound (sekitar $ 284.000).
Aya Kamal, seorang penduduk di pinggiran kota Kairo, Matariya, mengatakan dia dijanjikan jatah makanan ekstra jika dapat menunjukkan bukti memberikan suara (untuk Al-Sisi) kepada penjaga toko di sebuah toko yang ditunjuk negara. Dia mengatakan rencana itu didanai oleh koalisi parlemen terbesar yang mendukung pemerintah.
Sebuah badan amal yang dipimpin oleh anggota parlemen pro-pemerintah lainnya, Saad el-Gamal, menyediakan  bus gratis untuk membawa pemilih ke tempat pemungutan suara di el-Aqwaz, sebuah desa sekitar 80 kilometer (50 mil) selatan Kairo.
Fatima Abdel-Latif (66 tahun) mengatakan dirinya dan penduduk desa lainnya dijanjikan masing-masing 100 pound ($ 5,70) jika mereka pergi ke kantor amal dan menunjukkan jari-jari mereka yang bernoda tinta.

Baca halaman selanjutnya: 4. Absennya Pemilih dari...

Tak Banyak Diungkap, 5 Fakta di Balik Kemenangan Al-Sisi dalam Pemilu Mesir
https://www.kiblat.net/2018/04/01/tak-banyak-diungkap-5-fakta-di-balik-kemenangan-al-sisi-dalam-pemilu-mesir/


Pemilu Mesir Menangkan Al-Sisi, Hastag “Pembohong” Ramai di Medsos


Foto: Pengguna Twitter membuat karikatur tentang hasil pemilu Mesir.

KIBLAT.NET, Kairo – Hastag # كدابين (pembohong) ramai di Twitter sebagai tanggapan atas hasil pemilihan presiden Mesir yang memenangkan Abdul Fattah Al-Sisi dengan lebih 97 persen suara.
Hastag itu dipopulerkan dalam rangka mengecam pemilihan palsu yang menjamin Al-Sisi untuk masa jabatan empat tahun kedua. Hastag ini paling populer di Mesir dan menjadi tren di seluruh dunia.
Sejumlah aktivis media sosial mempertanyakan legitimasi dan kredibilitas pemilihan. Mereka juga menyoroti kemunafikan para pemimpin Barat karena mendukung seorang diktator yang terkenal jahat karena pelanggaran hak asasi manusianya.
Banyak prediksi menunjukkan bahwa pemilu Mesir tahun 2018 akan tetap dimenangkan oleh Al-Sisi. Hal itu didasari banyak capres yang ditangkapi dan mengundurkan diri sebelum waktu pemilihan. Hanya tersisa capres tunggal, Mousa Mostafa Mousa yang dikenal sebagai pendukung Al-Sisi.
Sumber: Middle East Monitor
Redaktur: Ibas Fuadi
Pemilu Mesir Menangkan Al-Sisi, Hastag "Pembohong" Ramai di Medsos
https://www.kiblat.net/2018/04/04/pemilu-mesir-menangkan-al-sisi-hastag-pembohong-ramai-di-medsos/


“Akhir Status Quo Itu Sangat Dekat,” Pesan Warga Mesir Untuk Al-Sisi


Foto: Akhir Status Quo Itu Sangat Dekat Pesan Warga Mesir Untuk Al-Sisi

KIBLAT.NET – “Akhir status quo itu sangat dekat,” kata warga Mesir mengingatkan Al-Sisi atas krisis yang menimpa Mesir pada masa pemerintahannya.
“Kudeta akan terjadi dalam waktu satu tahun, bukan empat tahun, jika Anda tidak menyesuaikan harga, dan menghentikan gelombang kenaikan harga,” tambahnya sebagai ungkapan rasa bosan mengulangi seruan untuk pemimpin kudeta Abdul Fattah Al-Sisi. Rakyat Mesir telah hidup dalam kesabaran dan kelaparan.
Rakyat Mesir mengungkapkan kekecewaannya itu saat diwawancarai oleh koran Arab 21, seperti dimuatkan online hari ini, Rabu, (17/8).
“Mengapa rakyat yang harus menanggung, sedangkan pada saat yang sama sejumlah militer, polisi dan hakim gajinya naik? Mengapa penghematan harus pada warga yang menderita??” kata warga lainnya kesal atas kebijakan penguasa.
Lainnya menambahkan, “Rakyat mulai merasa lelah, dan tahu tentang perasaan mereka. Mereka merasakan ada sesuatu tidak normal akan terjadi di negara ini … dan akhir status quo itu akan sangat dekat.”
Perlu dicatat, Al-Sisi meminta rakyat Mesir untuk menunjukkan harapan dan kesabaran, dan tidak mendengarkan rumor, dan memperhatikan konspirasi yang sedang diplot terhadap Mesir. Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada kesempatan ulang tahun pertama pembukaan Terusan Suez, Sabtu lalu.
Reporter: Salem
Sumber: Arab 21
Akhir Status Quo Itu Sangat Dekat Pesan Warga Mesir Untuk Al-Sisi
https://www.kiblat.net/2016/08/17/akhir-status-quo-itu-sangat-dekat-pesan-warga-mesir-untuk-al-sisi/


Mesir Tangkap 13 Orang Promotor Demo 5 Tahun Pembantaian Rab’ah


Foto: Pendukung Mursi di Rab'ah Al-Adawiyah Square

KIBLAT.NET, Kairo – Setidaknya 13 orang telah ditangkap pihak berwenang Mesir karena menyerukan demonstrasi untuk menandai 5 tahun pembantaian Rab’ah al-Adawiyah 2013.
Pada 14 Agustus 2013, pasukan keamanan Mesir secara paksa membubarkan dua konsentrasi massa besar di Alun-alun Rab’ah al-Adawiyah dan Alun-alun Nahda di Giza.
Dua kumpulan massa telah dibentuk sekitar enam minggu sebelumnya, setelah Muhammad Mursi -presiden terpilih secara demokratis- digulingkan dalam kudeta militer berdarah.
Perkiraan jumlah orang yang terbunuh dalam tragedi itu berkisar ratusan hingga ribuan.
Kementerian Dalam Negeri pada Selasa (14/08/2018), mengatakan enam dari 13 orang yang ditangkap adalah anggota Ikhwanul Muslimin yang sekarang dilarang, yang telah mengadakan pertemuan rahasia di Giza.
Sementara tujuh orang lainnya ditahan di provinsi Beheira utara Mesir. Tidak ada alasan yang jelas terkait penangkapan mereka, kecuali tuduhan menyebar provokasi.
“Kami menerima informasi bahwa mereka telah merencanakan untuk mengadakan pertemuan dengan tujuan memprovokasi warga untuk menandai ulang tahun kelima (Rab’ah) dengan menggelar demonstrasi dan menyebarkan kekacauan,” kata pernyataan kementerian.
Setelah pemecatan dan pemenjaraan Mursi, pemerintah Mesir pemimpin kudeta Abdul Fattah Al-Sisi melancarkan tindakan keras terhadap pemrotes. Ratusan orang tewas, sementara ribuan lainnya dijebloskan ke penjara atas tuduhan terkait kekerasan.
Bulan lalu, al-Sisi mengabaikan gagasan rekonsiliasi dengan Ikhwanul Muslimin dan menuduh kelompok itu terlibat dalam aksi “terorisme”.
Sumber: World Bulletin
Redaktur: Ibas Fuadi
https://www.kiblat.net/2018/08/15/mesir-tangkap-13-orang-promotor-demo-5-tahun-pembantaian-rabah/


Mesir Cegah Sejumlah Syaikh Ternama Jadi Imam dan Penceramah Ramadhan


KIBLAT.NET, Kairo – Kementerian Wakaf Mesir melarang sejumlah imam dan syaikh terkenal untuk memimpin shalat tarawih dan ceramah di seluruh masjid Mesir selama bulan Ramadhan tahun 2016 ini.
Dilansir dari huffpostarabi.com, Selasa (07/06), Kementerian memperingatkan dalam sebuah surat edaran kepada seluruh pegawainya, untuk tidak mengizinkan setiap orang naik ke mimbar atau memberi ceramah apapun di masjid-masjid, baik di pada waktu tarawih, tahajud atau waktu lainnya. Bagi yang ketahuan memberi izin, kata surat tersebut, akan dikenai sanksi.
Surat Mesir Today mengutip dari sumber ekslusif di dalam Departemen Wakaf melaporkan bahwa Departemen Wakaf memperingatkan para pengurus masjid untuk mencegah sejumlah syaikh mengimami shalat tarawih. Di antara syaikh yang dilarang keras adalah Syaikh Muhammad Jibril, imam masjid Amru bin Al-Has di Kairo. Ribuan orang selalu menjejali masjid ketika beliau menjadi imam tarawih.
Selain Syaikh Muhammad Jibril, syaikh lainnya yang masuk dalam daftar larangan berceramah dan menjadi imam adalah Syaikh Muhammad Hassan, yang namanya sering menyampaikan ceramah di TV, dan Syaikh Isa Al-Maksharawi. Nama-nama itu tahun lalu juga masuk daftar syaikh yang dilarang ceramah selama Ramadhan.
Sumber tersebut menegaskan, pihaknya akan menindak pengurus masjid yang nekad mengizinkan nama-nama tersebut ceramah atau menjadi imam di masjidnya. Tidak menutup kemungkinan, masjid tersebut ditutup.
Kilah Departemen Wakaf
Di sisi lain, pejabat Departemen Wakaf Mesir menolak dituduh melarang sejumlah syaikh ceramah dan menjadi imam di bulan Ramadhan. Para syaikh tersebut tidak boleh ceramah karena tidak mengajukan diri dan mendaftar ke Departemen Wakaf.
“Departemen melarang dan mencegah Muhammad Jiril atau Ahmad Isa Al-Maksharawi untuk mengimam shalat tarawih karena mereka tidak mendaftar kepada Departemen Wakaf untuk menjadi imam Ramadhan,” kata Jabir Thayik, Ketua Urusan Agama di Departemen Wakaf Mesir.
Dia menjelaskan, para imam dan penceramah harus mendaftar ke Departemen Wakaf untuk diverifikasi. Terkait penceramah, ia harus menyampaikan lebih dulu materi ceramah ke petugas Departemen Wakaf sebelum disampaikan ke publik.
Perlu dicatat, sejak dipimpin oleh militer, Mesir memberlakukan pengawasan ketat kepada para penceramah dan imam masjid. Mereka dinilai bisa menggerakkan warga Mesir untuk melawan pemerintah.
Reporter: Sulhi El-Izzi
Editor: Hunef Ibrahim
Mesir Cegah Sejumlah Syaikh Ternama Jadi Imam dan Penceramah Ramadhan - Kiblat
https://www.kiblat.net/2016/06/08/mesir-cegah-sejumlah-syaikh-ternama-jadi-imam-dan-penceramah-ramadhan/


Dukung Hukuman Mati Mursi, Mufti Agung Mesir Ditolak di Afrika Selatan


Foto: Mufti Agung Mesir Dr Syauki Ibrahim Abdul Karim Allam

KIBLAT.NET, Johanesburg – Dewan Hakim Muslim (MJC) Afrika Selatan menolak kedatangan Mufti Agung Mesir, Dr Syauki Ibrahim Abdul Karim Allam di negara itu. Sikap itu diambil sebagai bentuk protes terhadap mufti yang menyetujui hukuman mati kepada mantan presiden Muhammad Mursi.
“Kami khawatir bahwa gerakan pembebasan Afrika Selatan di negara kami akan sangat menentang dan memprotes kunjungan mufti dan delegasinya, dan berpotensi meningkatkan kondisi yang merugikan bagi mereka selama kunjungan yang dimaksud,” kata pihak MJC dalam surat yang dilayangkan ke kedutaan Mesir, seperti dilansir Middleeastmonitor, Senin (26/09).
Menurut MJC perjalanan Mufti Allam yang membawa misi perdamaian itu dinodai oleh sikapnya yang mendukung hukuman mati terhadap orang-orang Mesir, termasuk presiden terkudeta Muhammad Mursi. Mufti agung Mesir itu telah menyetujui semua hukuman mati bagi mereka.
Sebelumnya seorang aktivis kelompok advokasi muslim dari Media Review Network, Zaakir Ahmed Mayet pekan lalu mengeluarkan sebuah seruan kepada negaranya. Kelompok yang berpusat di Johanesburg itu mendesak pihak berwenang Afrika Selatan untuk melakukan investigasi, menangkap, dan menghukum Mufti Allam.
Reaksi di Afrika Selatan ini bukan kali pertama dialami oleh petinggi Mesir. Tahun lalu presiden Abdul Fattah Al Sisi terpaksa membatalkan perjalanan ke Johanesburg setelah sejumlah pengacara setempat meminta aparat menangkap pemimpin kudeta terhadap Muhammad Mursi itu.
Reporter: Imam S.
Sumber: Middleeastmonitor
Dukung Hukuman Mati Mursi, Mufti Agung Mesir Ditolak di Afrika Selatan - Kiblat
https://www.kiblat.net/2016/09/29/dukung-hukuman-mati-mursi-mufti-agung-mesir-ditolak-di-afrika-selatan/


Kepala Kampanye Penghancuran Terowongan Gaza Dieksekusi


Foto: Adil Raja'i

KIBLAT.NET, Kairo – Kelompok yang menamakan diri, Liwa Tsaurah, Ahad (23/10), mengumumkan bertanggung jawab atas pembunuhan perwira tinggi militer Mesir, Raja’i Adil, pada Sabtu pagi. Perwira itu dieksekusi di depan rumahnya oleh dua orang bersenjata.
Dilansir dari arabi21.com, kelompok yang sebelumnya tidak dikenal itu menjelaskan detik-detik eksekusi Komandan Brigade 9 militer Mesir itu. Melalui Twitter, Liwa Tsaurah mengaku telah mengawasi kegiatan Raja’I beberapa kali sebelum mengeksekusi.
Tepat pukul 6.25 pagi waktu setempat, kata pernyataan Liwa Tsaurah, pejuang kami mengeksekusi Raja’i di depan rumahnya di daerah Al-Mustatsir Al-Syahir, kota Al-Abur. Sebuah tembakan dari jarak nol meter dilepaskan tepat di kepalanya.
Pernyataan itu menjelaskan, setidaknya tiga alasan yang mendasari pembunuhan itu. Pertama, jelasnya, ini sebagai balasan untuk rezim yang terus membantai warga Mesir. Yang terakhir terbunuhnya DR. Muhammad Kamal di tangan pasukan keamanan.
Kedua, Raja’i bertanggung jawab atas pengusiran dan pembantaian terhadap warga Sinai, dengan dalih memburu teroris. Ketiga, rezim Mesir mengorbankan rakyat demi mendapat ridho musuh.
Selain itu, tambahnya, Raja’i bertanggung jawab atas operasi penindasan terhadap warga Mesir yang menolak kudeta militer. Dia juga aktif memimpin gerombolan pembantai di Kairo.
“Ini merupakan operasi pertama kami menargetakan tentara kudeta. Ini bukan operasi terakhir!” tegasnya.
Di akhir, Liwa Tsaurah memperingatkan para pendukung kudeta segera menghentikan segela dukungajh. Jika tidak, nasib kalian seperti nasib Raja’i.
Menurut Al-Jazeera, Adil Raja’i merupakan komandan Brigade 9 militer Mesir. Dia merupakan perwira militer tertinggi yang dieksekusi sejak kudeta militer terhadap Mursi. Dia bertanggung jawab kampanye penghancuran terowongan rahasia yang menghubungkan Mesir dan Gaza.
Reporter: Suhli El-Izzi
Sumber: Arabi21
Kepala Kampanye Penghancuran Terowongan Gaza Dieksekusi - Kiblat
https://www.kiblat.net/2016/10/24/kepala-kampanye-penghancuran-terowongan-gaza-dieksekusi/


Mesir Larang Muslimah Bercadar Ikut Pemilu


KIBLAT.NET, Kairo – Komisi Pemilihan Umum Mesir akan melarang wanita berniqab (cadar) ikut pencoblosan dalam pemilihan parlemen bulan ini.
Berbicara pada konferensi pers di Kairo, Kamis (8/10), juru bicara komisi Pemilihan, Omar Marwan mengatakan bahwa pemilih mengenakan cadar harus menanggalkan cadar mereka atau mereka akan dicegah mengikuti pemilihan.
Niqab, gaya berpakaian meliputi seluruh tubuh wanita dari kepala sampai kaki dikenakan oleh wanita dari latar belakang Muslim taat. Namun, di Mesir, Niqab hanya dipakai oleh minoritas kecil kaum perempuan.
Pekan lalu, Universitas Kairo, salah satu lembaga tertua Mesir pendidikan tinggi, melarang para dosen wanitanya mengenakan niqab.
Pemilu parlemen Mesir dijadwalkan akan digelara dalam dua tahap mulai tanggal 18-19 Oktober 2015. Putaran kedua pemungutan suara akan diselenggarakan pada 22-23 November 2015.
Pemilihan parlemen mendatang akan menjadi langkah terakhir dari politik “roadmap” yang diberlakukan Militer pada pertengahan 2013 setelah penggulingan Presiden Mesir yang pertama terpilih secara demokratis, Muhammad Mursi dalam kudeta militer.
Di antara Roadmap militer adalah mengagendakan referendum konstitusi dan pemilihan presiden. Pemilihan presiden telah berhasil menjadikan Abdel Fattah al-Sisi, seorang panglima militer yang memimpin kudeta terhadap Mursi sebagai Presiden Mesir saat ini.
Sumber: Worldbulletin
Penulis: Qathrunnada
Mesir Larang Muslimah Bercadar Ikut Pemilu - Kiblat
https://www.kiblat.net/2015/10/09/mesir-larang-muslimah-bercadar-ikut-pemilu/


Foto Abdul Fatah al-Sisi Cium Kening Raja Saudi Hebohkan Dunia Maya


Foto: Abdul Fattah al-Sisi Mencium Kening Raja Abdullah saat Bertemu di Sebuah Pesawat

KIBLAT.NET, Riyadh – Presiden baru Mesir, Abdul Fattah al-Sisi, mencium kening Raja Abdullah saat bertemu di sebuah pesawat pada Jumat (20/06). Presiden yang melakukan kudeta militer terhadap Muhamad Mursi tersebut, barangkali tidak menyadari bahwa ciumannya terhadap raja Arab Saudi itu akan menimbulkan kehebohan di dunia maya.
Foto kejadian itu saat ini beredar luas di jejaring sosial Twitter dan facebook, dan ditandai dalam bahasa Arab dengan ‘hashtag’ #Sisi_cium_kening_raja_Saudi. Dan foto itu langsung populer di dunia maya.
hashtag
Foto itu diambil saat Sisi dan Raja Abdullah mengadakan pertemuan di dalam pesawat yang membawa raja Saudi tersebut.
“Ciuman Sisi di kening raja tidak lain hanyalah sebuah ungkapan rasa hormat dan penghargaan kepada orang yang lebih tua, dan atas sikapnya selama Mesir menghadapi cobaan,” tulis pengguna Twitter bernama @AbdulazezQ.
“Seorang adik mencium kening kakaknya… Dan sebagai orang Arab saudi dan Mesir kita akan mencium kening orang yang lebih tua dari kita…. dan terus menjadi saudara bagai seseorang yang bernasib sama,” tulis @discovery2020.
Tetapi bagi kebanyakan orang non-Arab, sebuah ciuman di kening antara dua orang laki-laki mungkin tampak aneh. Hal ini juga terlihat pada komentar seorang pengguna Twitter @beybinn, yang menulis “Sisi dan Raja Abdullah. Saya pikir sebuah foto mesra di kening adalah suatu keharusan untuk pernikahan.”
Dalam budaya Arab, bagaimana pun, ciuman antara dua laki-laki biasanya dianggap sebagai tanda hormat. “Sama seperti anak laki-laki akan ingin mencium kening ayahnya,” terang seorang kolumnis asal Saudi, Abdullah Hamidaddin.
“Ketika anak laki-laki mencium kening ayahnya, biasanya perpaduan antara kasih sayang dan rasa hormat. Jika seseorang mencium dahi orang tua atau seseorang yang berkedudukan lebih tinggi – seperti pemimpin agama – maka biasanya tanda hormat saja. Jika orang tua atau orang yang berkedudukan lebih tinggi mencium dahi orang yang lebih muda atau kedudukannya lebih rendah maka itu tanda sayang,” kata Hamidaddin kepada Al Arabiya News pada hari Jumat.
Dalam kasus Sisi itu, ciuman dapat dianggap kedua-duanya, sebagai tanda hormat dan kasih sayang, katanya.
Hal ini menggambarkan betapa ‘mesranya’ hubungan antara Sisi dengan raja Saudi itu. Sebelumnya, dalam pidato pertamanya sebagai presiden, Raja Abdullah adalah satu-satunya pemimpin negara lain yang disebutkan oleh Sisi. Dan mantan pemimpin kudeta militer ini mengucapkan terima kasihnya kepada raja yang telah mengorganisir konferensi pendanaan untuk Mesir.
Tak lama setelah pengangkatan Sisi, raja Abdullah memberikan ucapan selamat dan menyeru konferensi donatur untuk membantu Mesir mengatasi kesulitan ekonominya.
Editor : Imam S.
Sumber : Al Arabiya
Foto Abdul Fatah al-Sisi Cium Kening Raja Saudi Hebohkan Dunia Maya - Kiblat
https://www.kiblat.net/2014/06/22/foto-abdul-fatah-al-sisi-cium-kening-raja-saudi-hebohkan-dunia-maya/


Al-Sisi Bentuk Kekuatan Besar-Besaran untuk Balas Pejuang Sinai


Foto: Abdul Fatah Al-Sisi. Ia menduduki kursi Presiden Mesir setelah mengkudeta Presiden sah Muhammad Murshi

KIBLAT.NET, Kairo – Presiden Mesir Abdul Fatal Al-Sisi mengatakan tidak akan menerima serangan mematikan yang menewaskan 30 tentaranya di Semenanjung Sinai pada Kamis lalu (29/01). Ia berjanji akan menggelontorkan dana sebesar 1,3 miliar dollar untuk memerangi “terorisme” di wilayah yang bergejolak itu.
Pernyataan itu dikeluarkan mantan Panglima Tinggi militer Mesir ini di hadapan para Jenderal militer dan media dalam sebuah seminar militer di timur Kairo pada Ahad (01/02). Ia menegaskan akan membalas puluhan anak buahnya yang tewas itu.
Sebagaimana diberitakan, serangkaian serangan yang dilancarkan pejuang Sinai pada Kamis lalu di pos pemeriksaan dan militer di provinsi Sinai telah menewaskan tiga puluh personil militer. Sejumlah di antaranya perwira dari tentara dan polisi.
Dua hari setelah pukulan itu, Al-Sisi membentuk satu komando militer di Sinai yang khusus menangani “teroris” di wilayah itu. Al-Sisi juga menunjuk komandan lapangan ketiga Usamah Rusydi memimpin operasi ini.
Perlu diketahui, serangan pada Kamis lalu itu merupakan serangan mematikan kedua yang dialami militer Mesir di Sinai. Beberapa bulan sebelumnya, kurang lebih 30 tentara juga tewas dalam serangan bom di wilayah yang berbatasan dengan Gaza itu.
Sejak saat itu, militer semakin insentif melancarkan operasi. Pasukan tambahan dikerahkan, bahkan jet tempur Apache yang baru didapat dari Amerika juga ikut dilibatkan.
Pemerintah Mesir juga membuat wilayah penyangga di perbatasan Sinai dan Gaza. Akan tetapi, hal itu belum bisa melemahkan perlawanan pejuang di Sinai.
Sumber: Al-Jazeera
Penulis: Hunef
Al-Sisi Bentuk Kekuatan Besar-Besaran untuk Balas Pejuang Sinai - Kiblat
https://www.kiblat.net/2015/02/02/al-sisi-bentuk-kekuatan-besar-besaran-untuk-balas-pejuang-sinai/


Bocoran Suara Al-Sisi Minta Dukungan Media Mesir Tersebar


Foto: Jenderal Abdel Fatah Al-Sisi.

KIBLAT.NET, Kairo – Jenderal Abdel Fatah Al- Sisi pernah meminta seorang pemimpin redaksi surat kabar papan atas untuk memimpin kampanye mengamankan posisinya sebagai Menteri Pertahanan atau setidaknya dapat memenangkan dirinya dalam pemilihan presiden.
“Anda seharusnya memimpin kampanye dengan paran intelektual yang dapat melindungi posisi Al- Sisi sebagai Menteri Pertahanan dan memungkinkan dia untuk melanjutkan perannya bahkan jika ia tidak duduk sebagai presiden,” ujar suara yang diduga suara Al-Sisi, seperti dikutip dari blog pribadi jurnalis Mesir Ahmed Aboul Enein, Jumat 11 Oktober 2013.
Suara orang terkuat di negara itu terdengar dalam sebuah bocoran klip suara dari wawancaranya dengan pemimpin redaksi Al-Masry Al-Youm, Yasser Rizk.
Wawancara ini diterbitkan dalam tiga seri di surat kabar swasta terbesar di negara itu, tetapi kutipan tadi tidak dimuat. Al-Masry Al-Youm, seperti kebanyakan kantor berita lainnya di Mesir memiliki sikap pro-militer, terutama setelah penggulingan Presiden Mohamed Morsi pada bulan Juli silam.
Bocoran tersebut mula-mula di-posting oleh situs berita RASSD. RASSD dikenal atas dukungannya kepada Ikhwanul Muslimin yang mendukung Morsi. RASSD juga diyakini dijalankan oleh sebagian besar aktifis Islam Mesir.
Al-Masry Al-Youm yang telah menerbitkan kisah itu mengatakan bahwa klip suara tersebut dipalsukan. Mereka pun menuntut RASSD sebesar EGP 50 juta (sekitar $ 7.2 juta US dolar). Namun, banyak yang mengakui suara dalam klip tersebut terdengar persis seperti suara Jenderal Al – Sisi.
RASSD sebelumnya telah mem-posting bocoran tiga video Al-Sisi pada bulan September dari pertemuan dirinya dengan pemimpin militer pada bulan Desember tahun lalu. Video-video itu jelas menggambarkan apa yang dikatakan Al-Sisi di luar konteks. Namun, klip suara yang dirilis hari ini lebih jelas dan tidak meninggalkan ruang untuk interpretasi.
Al-Sisi menikmati popularitas besar di Mesir setelah kejatuhan Morsi pada bulan Juli. Ia menolak untuk menjawab pertanyaan Yasser Rizk tentang apakah dia akan mencalonkan diri sebagai presiden, namun tidak menutup kemungkinan itu.
Jenderal Al-Sisi menunjuk Ketua Mahkamah Agung Adly Mansour sebagai presiden sementara negara itu menyusul penggulingan Morsi. Namun, para analis memandang sang jenderallah yang sebenarnya memegang kekuasaan di Mesir. Selain berperan sebagai komandan militer, Jenderal Al-Sisi juga duduk di kursi menteri pertahanan. Bahkan setelah peristiwa penggulingan Morsi, ia juga ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri Pertama.
Pada akhir Juli ia meminta warga Mesir untuk turun ke jalan dan meminta dukungan dari mereka kepada dirinya dan pasukan keamanan untuk “memerangi terorisme”. Ini merupakan istilah yang digunakan Al-Sisi untuk melegalkan tindakan keras yang dilakukan negara pada kelompok Ikhwanul Muslimin.
Pasukan keamanan pada bulan berikutnya menembak mati lebih dari 800 demonstran pro-Morsi di masjid Raba’a Al-Adawiya dan massa aksi duduk di Nahda Square. Para demonstran memang tidak melakukan aksi damai tetapi klaim mereka bersenjata berat dianggap berlebihan. Pada akhirnya, Menteri Dalam Negeri justru mengakui hal itu. [sdqfajar]
www.kiblat.net

Tiada ulasan: