Selasa, 25 Disember 2018

Perbezaan Surah Makkiyah dengan Surah Madaniyah. 8919.




perbedaan surat makkiyah dan madaniyah
Foto hanya ilustrasi. Sumber: Aldi/Islampos
Jarang Diketahui, Inilah Perbedaan Surat Makkiyah dan Madaniyah Dalam Al-Quran
 

SURAT Makkiyah ialah ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan di Makkah selama dua belas tahun lima belas bulan tiga belas hari. Ini terhitung sejak 17 Ramadan tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam sampai 1 Rabi’ul Awwal tahun ke-54 dari tahun kelahirannya.
Ayat-ayat Makkiyah ini ada 86 surat atau 4.780 ayat. Ciri surat Makkiyah umumnya pendek-pendek, seperti surat al-lkhlas. Surat Makkiyah diawali dengan kalimat “Ya ayyuhan nas” atau “Ya ayyuhal insan” dan berhubungan dengan akidah.
Ciri lainnya terdapat kata “Kalla” yang disebut sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas surat, ayat sajdah yang berjumlah enam belas ayat, terdapat kisah para Nabi dan umat terdahulu, kecuali al-Baqarah dan Ali ‘Imraan, mengandung seruan beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, terdapat kalimat sumpah pada setiap suratnya, dan diawali dengan huruf-huruf singkatan seperti alif lam mim, alif lam ra, ha mim, dan lainnya (kecuali surat al-Baqarah dan Ali ‘lmraan).
Sedangkan surat Madaniyah sendiri ialah ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ketika sudah di Madinah selama sembilan tahun sembilan bulan sembilan hari. Ini terhitung sejak nabi berhijrah ke Madinah sampai pada 9 Dzulhijjah tahun ke-63 dari tahun kelahirannya. Ayat-ayatnya berjumlah 1.510 ayat dan mencangkup 28 surat.
Setiap ayat yang turun setelah hijrah ke Madinah termasuk ke dalam surat Madaniyah. Adapun ciri ayat-ayatnya adalah panjang-panjang (tiwal), diawali dengan perkataan yaa ayyuhalladzina aamanu (wahai orang-orang yang beriman), kebanyakan berisi hukum-hukum, menceritakan orang-orang Mukmin, dan membicarakan orang , dan membicarakan orang ang berhijrah (kaum Muhajirin), kaum Anshar, dan kaum munafik serrta ahli kitab. []
Sumber: A-Z Faktaneka Keajaiban Al-Qur’an/Penulis: Ahmad Sahidin dkk/Penerbit: Salamadani
Jarang Diketahui, Inilah Perbedaan Surat Makkiyah dan Madaniyah Dalam Al-Quran - Islampos

Siksa bagi Pelaku Zina
Ilustrasi api neraka. Foto: Pexels
Empat Siksa Mengerikan bagi Pelaku Zina di Akhirat Kelak

PERBUATAN zina merupakan dosa yang sangat besar. Namun hal itu tidak menjadikan manusia takut untuk melakukan zina. Seperti kita lihat sekarang ini, perbuatan zina semakin marak terjadi. Bahkan, bukan lagi di tempat khusus, yang dilakukan oleh orang yang memang bekerja sebagai pelacur. Para remaja pun banyak yang melakukan hal keji ini.
Harus kita pahami, siapa saja yang berbuat dosa zina akan mendapatkan balasannya. Sedikitnya, pezina akan memperoleh empat siksaan:

1. Tidak akan diajak bicara Allah di hari kiamat

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Tiga orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak akan dilihat serta disucikan, pun bagi mereka adzab yang pedih; seorang tua yang berzina, raja yang pendusta, dan orang miskin yang congkak,” (Diriwayatkan Muslim, An-Nasa’i, dan Ibnu Mandah dari Abu Hurairah).

2. Kekal di dalam Neraka

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullahshalallahu alaihi wasallam, ‘Apakah dosa yang paling besar di sisi Allah Ta’ala?’ Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dialah yang menciptakanmu.’ Sungguh itu sangatlah besar. ‘Lalu apa lagi?’ tanyaku kembali. Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu membunuh anakmu karena takut kelak ia makan bersamamu.’ ‘Lalu apa lagi,’ tanyaku lagi. Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu berzina dengan kekasih (maksudnya istri) tetanggamu.’
Maka Allah Ta’ala menurunkan pembenaran dari sabda beliau dengan firman-Nya, ‘Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina, kecuali siapa saja yang bertaubat’,” (Al-Furgan: 68-70) [Diriwayatkan Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Hibban dengan lafal ini. Dan diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Ibnu Hibban, dan Ahmad, tanpa menyebut ayat ini].
Lihatlah, dari riwayat hadis di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa Allah Ta’ala telah menyertakan penyebutan perbuatan zina dengan istri tetangga masuk dalam dosa besar selain menyekutukan Allah dan membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang dibenarkan syara’.

3. Dijilat api neraka

RELATED POSTS
lmam Bukhari meriwayatkan hadis tidur Nabi shalallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Samurah bin Jundub. Dalam hadis itu disebutkan bahwa beliau shalallahu alaihi wasallam didatangi oleh malaikat Jibril dan Mikail.
Beliau berkisah, “Kami berangkat pergi sehingga sampai di suatu tempat semisal ‘tannur’ bagian atasnya sempit sedangkan bagian bawahnya luas. Dari situ terdengar suara gaduh dan ribut-ribut. Kami menengoknya, ternyata di situ banyak laki-laki dan perempuan telanjang. Jika mereka dijilat api yang ada di bawahnya mereka melolong oleh panasnya yang dahsyat. Aku bertanya, ‘Wahai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab, ‘Mereka adalah para pezina perempuan dan laki-laki. Itulah adzab bagi mereka sampai tibanya hari kiamat’,” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani, dan Ahmad, dalam hadist panjang dari Samurah).
Para ulama berkata, “Ini adalah hukuman bagi pezina perempuan dan laki-laki yang masih bujang, belum menikah di dunia. Jika sudah menikah walaupun baru sekali seumur hidup, maka hukuman bagi keduanya adalah dirajam dengan bebatuan sampai mati. Demikian pula telah ternaskan dalam hadis dari Nabi bahwasanya jika hukuman qishash ini belum dilaksanakan bagi keduanya di dunia dan keduanya mati dalam keadaan tidak bertaubat dari dosa zina itu, niscaya keduanya akan diadzab di neraka dengan cambuk api.”
Dalam kitab Zabur tertulis, “Sesungguhnya para pezina itu akan digantung pada kemaluan mereka di neraka dan akan disiksa dengan cambuk besi. Maka jika mereka melolong karena pedihnya cambukan, malaikat Zabaniyah berkata, ‘Ke mana suara ini ketika kamu tertawa-tawa, bersuka ria dan tidak merasa diawasi oleh Allah serta tidak malu kepada-Nya’.”

4. Ditempatkan di pintu neraka paling busuk baunya

Tentang tafsir bahwa Jahannam itu ‘ia memiliki tujuh pintu‘ (Al-Hijr: 44), Atha’ berkata, “Pintu yang paling hebat panas dan sengatannya dan yang paling busuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang berzina setelah mereka tahu keharamannya.”
Makhul ad-Dimasyqiy berkata, “Para penghuni neraka mencium bau busuk berkata, ‘Kami belum pernah mencium bau yang Iebih busuk dari bau ini.’ Dijelaskan kepada mereka, ‘ltulah bau kemaluan para pezina’.”
Ibnu Zaid, salah seorang imam dalam bidang tafsir berkata, “Sesungguhnya bau kemaluan para pezina itu benar-benar menyiksa para penghuni neraka.”
Begitu pedihnya siksaan yang akan diterima bagi para pezina. Maka, jika Anda sudah terjerumus pada perbuatan itu, sebelum terlambat, segeralah bertaubat. Taubatlah dengan sesungguh-sungguhnya taubat. Yakni menyesali dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Yakinlah, Allah itu Maha Penerima Taubat. []
Empat Siksa Mengerikan bagi Pelaku Zina di Akhirat Kelak - Islampos

hukum memejamkan mata ketika shalat
Foto: Aldi/Islampos
Hukum Memejamkan Mata ketika Shalat dan Penjelasannya

SHALAT adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh semua muslim di dunia. Waktu pelaksanaan shalat juga sudah ditentukan.
Hingga saat ini, perkara shalat masih saja sering menimbulkan perdebatan karena perbedaan pendapat dalam beberapa hal. Salah satunya adalah boleh tidaknya shalat dalam keadaan mata tertutup.
Terdapat sebuah hadis dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian melakukan shalat maka janganlah memejamkan kedua mata kalian.”
Hadis ini diriwayatkan oleh at-Thabrani (w. 360 H) dalam Mu’jam as-Shagir no. 24. dari jalur Mus’ab bin Said, dari Musa bin A’yun, dari Laits bin Abi Salim.
Hadis ini dinilai dhaif oleh para ulama pakar hadits, karena dua alasan:
1. Laits bin Abi Salim dinilai dhaif karena mukhtalat (hafalannya kacau), dan dia perawi mudallis (suka menutupi).
2. Mus’ab bin Said, dinilai sangat lemah oleh para ulama. Ibnu Adi mengatakan tentang perawi ini, “Beliau membawakan hadits-hadits munkar atas nama perawi terpercaya dan menyalahi ucapan mereka. Status dhaif hadisnya sangat jelas,” (al-Fatawa al-Haditsiyah, al-Huwaini, 1/45 – 46).
RELATED POSTS




Kesimpulannya, hadis di atas adalah hadis dhaif dan Imam ad-Dzahabi (w. 748 H) menilainya munkar. Karena itu, hadis ini tidak bisa dijadikan dalil.
Hanya saja para ulama menegaskan, memejamkan mata ketika shalat hukumnya makruh. Kecuali ketika hal ini dibutuhkan, karena pemandangan di sekitarnya sangat mengganggu konsentrasi shalatnya.


Mengenai alasan dihukumi makruh, ada beberapa keterangan dari para ulama, diantaranya:
a. Memejamkan mata ketika shalat, bukan termasuk sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibnul Qoyim (w. 751 H) mengatakan,
”Bukan termasuk sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, memejamkan mata ketika shalat,” (Zadul Ma’ad, 1/283).
b. Memejamkan mata ketika shalat, termasuk kebiasaan shalat orang Yahudi. Dalam ar-Raudhul Murbi’ – kitab fikih madzhab Hambali – pada penjelasan hal-hal yang makruh ketika shalat, dinyatakan, ”Makruh memejamkan mata ketika shalat, karena ini termasuk perbuatan orang Yahudi,” (ar-Raudhul Murbi’, 1/95).
c. Karena memejamkan mata bisa menyebabkan orang tertidur, sebagaimana keterangan dalam Manar as-Sabil (1/66).
Untuk itu, sebagian ulama membolehkan memejamkan mata ketika ada kebutuhan. Misalnya, dengan memejamkan mata, dia menjadi tidak terganggu dengan pemandangan di sekitarnya.
Jadi Kesimpulan yang benar, jika membuka mata (ketika shalat) tidak mengganggu kekhusyuan, maka ini yang lebih afdhal. Tetapi jika membuka mata bisa mengganggu kekhusyuan, karena di arah kiblat ada gambar ornamen hiasan, atau pemandangan lainnya yang mengganggu konsentrasi hatinya, maka dalam kondisi ini tidak makruh memejamkan mata. Dan pendapat yang menyatakan dianjurkan memejamkan mata karena banyak gangguan sekitar, ini lebih mendekati prinsip ajaran syariat dari pada pendapat yang memakruhkannya, (Zadul Ma’ad, 1/283). []
Hukum Memejamkan Mata ketika Shalat dan Penjelasannya - Islampos

jin dan setan itu makhluk lemah
Foto: WallpapersCraft
Enam Bukti Ini Tunjukkan bahwa Jin dan Setan Itu Makhluk Lemah

JIN, setan, sering dianggap merupakan makhluk Allah Azza Wa Jalla yang mempunyai kekuatan supranatural yang bisa mencelakai manusia. Maka tidak heran jika banyak manusia yang takut kepada makhluk ghaib tersebut.
Namun ternyatam Al-Quran dengan tegas mengatakan bahwa hakikatnya setan dan tipu dayanya itu adalah lemah.
Berikut beberapa bukti bahwa jin dan setan merupakan makhluk lemah:

1. Jin takluk dan taat kepada Nabi Sulaiman

Di antara mukjizat Nabi Sulaiman adalah dapat menaklukan jin dan setan sehingga semuanya dapat bekerja atas perintahnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam ayat al-Qur’an berikut ini dalam surat Shad ayat 36-38:
“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu” (QS. Shad ayat 36-38).
Mukjijat ini diberikan kepada Nabi Sulaiman sebagai pengabulan atas doanya yang mengatakan:
“Dan berikanlah kepadaku kerajaan yang tidak diberikan kepada seseorang setalahku” (QS Shad 38:35).
Doa Nabi Sulaiman inilah yang menyebabkan Rasulullah tidak jadi untuk mengikat jin yang datang dengan melemparkan anak panah ke muka beliau. Dalam sebuah hadits Muslim dikatakan:
“Dari Abu Darda berkata : “Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bangun, tiba-tiba kami mendengar Rasulullah mengatakan: “Aku berlindung kepada Allah darimu”, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga berkata: “Allah telah melaknatmu” sebanyak tiga kali. Rasulullah lalu menghamparkan tangannya seolah-olah beliau sedang menerima sesuatu. Ketika Rasulullah selesai shalat, kami bertanya: “Wahai Rasulullah, kami mendengar anda mengatakan sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya. Kami juga melihat anda membukakan kedua tangan anda”. Rasulullah menjawab: “Barusan Iblis, musuh Allah datang membawa anak panah api untuk ditancapkan di muka saya, lalu aku berkata: “Aku berlindung kepada Allah darimu” sebanyak tiga kali, kemudian saya juga berakata: “Allah telah melaknatmu dengan laknat yang sempurna” sebanyak tiga kali. Kemudian saya bermaksud untuk mengambilnya. Seandainya saya tidak ingat doa saudara kami, Sulaiman, tentu saya akan mengikatnya sehingga menjadi mainan anak-anak penduduk Madinah” (HR. Muslim).

2. Jin atau setan tidak dapat menyerupai Rasulullah

Setan dan jin tidak dapat menyerupai bentuk dan muka Rasulullah Saw. Oleh karena itu, apabila seseorang bermimi melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka ia sungguh telah melihatnya. Dalam hadits shahih dikatakan:
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang bermimpi melihatku, maka dia sungguh telah melihatku, karena setan tidak dapat menyerupaiku” (HR. Muslim).

3. Tidak bisa mengalahkan orang-orang saleh

RELATED POSTS
Bukti bahwa setan atau jin tidak akan dapat mengalahkan orang saleh adalah perkataan setan sendiri ketika berdialog dengan Allah dalam surat al-Hijr ayat 39-
“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”. (QS. Al- Hijr 15: 39-40).
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa yang menyebabkan setan itu dapat menguasai seseorang adalah karena perbuatan dosanya. Ketika seseorang itu dekat dengan Allah, maka setan pun akan lari dan tidak akan pernah berani mendekatinya apalagi menguasainya.

4. Setan takut dan lari oleh sebagian hamba Allah

Apabila seseorang betul-betul memegang ajaran agamanya dengan benar serta menancapkan keimanannya dengan tangguh, maka setan pun akan takut dan lari. Hal ini misalnya terdapat pada diri Umar bin Khatab. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Turmu-dzi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Umar: “Sesungguhnya setan sangat takut olehmu, wahai Umar” (HR. Turmudzi).
Bukan hanya kepada Umar, akan tetapi setan (jin kafir) juga akan takut oleh orang-orang beriman yang betul-betul dengan keimanannya. Dalam al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir pernah mengutip sebuah hadits berikut ini:
“Sesungguhnyaorang mukmin akan dapat mengendalikan (mengalahkan) syaithannya sebagaimana salah seorang dari kalian yang dapat mengendalikan untanya ketika bepergian,” (HR. Ahmad).
Bahkan, apabila seseorang betul-betul dan terus menerus taat dan shaleh, ia dapat membawa qarinnya (penyertanya, karena setiap manusia itu pasti disertai oleh setan (jin kafir) di sebelah kirinya dan malaikat di sebelah kanannya atau sering disebut dengan qarin) masuk Islam. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim berikut ini:
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak ada seorangpun kecuali ia disertai oleh seorang qarin (penyerta) dari jin dan seorang qarin (penyerta) dari malaikat”. Para sahabat bertanya: “Apakah termasuk Anda juga wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Ya termasuk saya, hanya saja Allah menolong saya sehingga jin itu masuk Islam. Ia (jin tadi) tidak pernah menyuruh saya kecuali untuk kebaikan” (HR. Muslim).

5. Jin dan setan tidak dapat melewati batas-batas tertentu di langit

Sekalipun jin dan setan mempunyai kelebihan dapat bergerak dengan cepat, akan tetapi mereka tidak akan dapat melewati batas-batas yang sudah ditetapkan yang tidak dapat dilalui selain oleh para malaikat. Karena apabila mereka berani melewatinya, maka mereka akan binasa dan hancur. Karena itu pula, jin tidak dapat mengetahui dan mencuri informasi dari langit sehingga apa yang dibisikkannya ke tukang-tukang ramal dan dukun adalah kebohongan semata. Untuk lebih jelasnya akan hal ini, dapat dilihat dalam surat al-Rahman ayat 33-35).

6. Jin tidak dapat membuka pintu yang sudah ditutup dengan menyebut nama Allah

Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tutuplah pintu-pintu, dan sebutlah nama Allah (ketika menutupnya), karena setan tidak akan membuka pintu yang sudah terkunci dengan menyebut nama Allah. Tutup jugalah tempat air minum (qirab dalam bahasa Arab adalah tempat menyimpan air minum yang terbuat dari kuit binatang) dan bejana-bejana kalian (untuk masa sekarang seperti lemari, bupet, kulkas dan lainnya) sambil menyebut nama Allah, meskipun kalian hanya menyimpan sesuatu di dalamnya dan (ketika hendak tidur), matikanlah lampu-lampu kalian” (HR. Muslim). []
Enam Bukti Ini Tunjukkan bahwa Jin dan Setan Itu Makhluk Lemah - Islampos

Tiada ulasan: