Ahad, 8 Mac 2020

Jiwa merdeka menurut Islam. 9889


Potret Mereka yang Berjiwa Hanif
Pengertian “hanif”

Salah satu ciri hamba Allah Ta’ala yang didambakan oleh orang-orang yang beriman adalah memiliki jiwa yang hanif. Hanif (حنيف) dalam bahasa Arab artinya adalah “maa’il” (مائل), yaitu “condong” 

Dalam bahasa Arab, kata “maa’il” bisa tersambung dengan dua huruf jarr, yaitu ‘an dan ila. (مائلا عن) artinya adalah condong menjauh; sedangkan (مائلا إلى) adalah condong mendekat.

Oleh karena itu, agama Ibrahim ‘alaihis salaam disebut dengan agama yang hanif (hanifiyyah), karena condong menjauh dari segala bentuk kemusyrikan kemudian mendekat kepada tauhid yang murni, yaitu memurnikan dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah Ta’ala. 

Allah Ta’ala berfirman,

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang hanif lagi berserah diri (kepada Allah). Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. (QS. Ali ‘Imran [3]: 67)

Di dalam Tafsir Jalalain disebutkan ketika menjelaskan hanif,

مَائِلًا عَنْ الْأَدْيَان كُلّهَا إلَى الدِّين الْقَيِّم

“Condong menjauhi segala agama (kekafiran) seluruhnya, dan mendekat kepada agama yang lurus (tauhid).” 

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,

أَيْ متحنفا عن الشرك قاصدا إلى الإيمان

“Yaitu menjauh dari kemusyrikan dan condong mendekat kepada keimanan.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2: 49)

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim, seorang yang hanif” dan dia bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS. An-Nahl [16]: 123)

Kita diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim, yaitu agama hanifiyyah, agama yang Allah Ta’ala perintahkan untuk kita ikuti dan konsisten di atasnya.

Kemusyrikan adalah pangkal semua keburukan dan kebatilan, sedangkan tauhid adalah inti dari kebenaran. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki jiwa yang hanif akan condong menjauh dari semua bentuk kebatilan, maksiat dan kedurhakaan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian sungguh-sungguh untuk senantiasa dekat dengan jalan ibadah dan ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Potret mereka yang berjiwa hanif

Syaikh ‘Abdurrazaq Al-Badr hafidzahullahu Ta’ala berkata, “Hanif adalah condong menjauh dari semua kebatilan dan mendekat kepada kebenaran, hidayah, tauhid, dan istiqamah. Condong menjauh dari kemusyrikan dan mendekat kepada tauhid. Condong menjauh dari kesesatan dan mendekat kepada hidayah (petunjuk). Condong menjauh dari kebatilan dan mendekat kepada kebenaran. Juga  condong menjauh dari buruknya amal dan mendekat kepada amal yang sesuai dengan ilmu yang shahih. Inilah yang dimaksud dengan hanif.” (Syarh Al-Qawa’id Al-Arba’, hal. 30)   

Mereka yang berjiwa hanif pada zaman sekarang ini, mereka sama sekali tidak memiliki minat, selera, dan keinginan untuk berbuat kemaksiatan atau perbuatan buruk lainnya. Jangankan keinginan, hanya sekedar mimpi atau angan-angan untuk berbuat maksiat pun tidak. 

Ketika ajakan berbuat maksiat itu datang, atau sebetulnya ada kesempatan untuk berbuat maksiat, mereka yang berjiwa hanif sama sekali tidak tergoda, dan tidak ada dorongan sama sekali dari dalam jiwanya untuk menyambut ajakan maksiat tersebut. Bahkan jiwanya merasa jijik dan tidak butuh terhadap ajakan maksiat tersebut. Berbeda halnya dengan kondisi sebagian di antara kita yang justru merasa sedih, menyesal, dan meratapi setiap maksiat yang terluput dari diri kita. Kemudian berharap-harap agar ajakan dan kesempatan untuk berbuat maksiat akan datang lagi di waktu yang akan datang.

Mereka yang berjiwa hanif, fokus perhatian mereka, keinginan, dan cita-cita mereka adalah kebaikan dan segala sarana yang mengantarkan kepada kebaikan. Itulah fokus kesibukannya, yaitu menyibukkan diri dalam perkara kebaikan dan diperintahkan oleh syariat. Jiwanya tidak akan merasa berat dan siap menyambut setiap peluang dan ajakan kebaikan yang datang kepada dirinya. 

Mereka yang berjiwa hanif, mereka adalah orang-orang yang ikhlas dalam ibadahnya. Tidaklah mungkin seseorang itu berjiwa hanif, namun tidak mukhlis (orang yang berhati ikhlas). Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

“Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus. Dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)

[Selesai] ***
Penulis: M. Saifudin Hakim
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/55016-potret-mereka-yang-berjiwa-hanif.html

Potret Mereka yang Berjiwa Hanif – Check Porsi Haji App.

Artikal di bawah sebagai contoh: Tepuk dada tanya IMAN. Allah sebukan seseorang dengan politik. Orang politik kata NGO xleh komen politik - nak komen tubuh parti. Sedang suara itu adalah sebagai RAKYAT MALAYSIA.

Sunday, March 08, 2020
Jawapan Kepada Tuduhan Tidak Berakhlak Patriot.. 

Tuduh Presiden PAS bodoh, Patriot biadab : SAYA melihat Presiden Patriot Brig. Jen. ( B ) Dato’ Mohamed Arshad Raji begitu marah dengan Presiden PAS sehingga bertindak dengan cara yang hanya mendedahkan tahap pemikiran dan status emosi beliau. Ia berhubung respon kepada pandangan Presiden PAS terhadap undi tidak percaya di Parlimen, sehingga beliau di dalam kenyataan media telah menghamburkan tuduhan yang tidak berakhlak.

Beliau menuduh Presiden PAS sama ada bodoh (simpleton), jahil terhadap sistem Raja Berlembagaan atau tidak berprinsip (unprincipled). Presiden PAS juga telah dilabel sebagai tidak layak untuk menjadi Timbalan Perdana Menteri. Cercaan ini satu tindakan biadap dari seorang bekas pegawai tinggi tentera yang saya yakin telah dilatih untuk berdisiplin dan bertata susila tetapi saya lihat beliau telah lupa kepada nilai-nilai tersebut.
Sebenarnya saya hairan kenapa Presiden Patriot itu begitu marah. Sebelum ini saya pernah mempertikaikan kenapa beliau menggunakan istilah ‘kerajaan pintu belakang’ kerana selalunya orang politik atau mereka yang memihak kepada parti politik tertentu sahaja yang akan menggunakan istilah tersebut. Tidak wajar Patriot terlibat dengan politik dan mesti bersikap berkecuali jika seperti matlamat mereka mahu menyatukan Malaysia dalam harmoni (unite Malaysians in harmony).

Patriot juga telah menyatakan matlamat mereka adalah non confrontational (tidak berkonfrontasi) tetapi dengan serangan mereka terhadap Presiden PAS mereka mengundang konfrontasi dengan seluruh ahli PAS. Dengan kenyataan media yang terkini, saya berharap Presiden Patriot dapat menjelaskan matlamat sebenar persatuan itu. Saya menuntut penjelasan kecenderungan politik Patriot. Pada pandangan saya, Presiden Patriot begitu terkesan dengan kejatuhan kerajaan Pakatan Harapan.

Tidak ada masalah sekiranya Patriot mahu menjadi sebuah organisasi politik tetapi sila jelaskan kepada rakyat. Kita tidak mahu rakyat terus memandang Patriot sebagai sebuah pertubuhan bukan kerajaan (NGO) yang berkecuali seolah-olah mewakili veteran-veteran tentera dan polis. Walau bagaimanapun saya yakin pandangan Presiden Patriot terhadap Presiden PAS bukan pandangan veteran-veteran tentera atau polis di Malaysia.

Dato’ Iskandar Abdul Samad
Bendahari
PAS Pusat
7 Mac 2020 – HARAKAHDAILY 7/8/2020
Sumber:
Jawapan Kepada Tuduhan Tidak Berakhlak Patriot..


Tiada ulasan: