Jumaat, 10 April 2020

Muslimin Muslimat, Mukminin Mukminat... Kalian hebat kerana Allah. Jangan benarkan SEDIH bermukim di hati. 10161


Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ (Subḥānahu Wa Taʿālā) menjamin kesejahteraan Mukmin. 

Tiada Tempat Bagi Kesedihan Di Hati Mukmin 

Idealnya seorang Mukmin selalu sadar bahwa ia tidak sendirian dalam mengatur kehidupannya. Disana ada Dzat [Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ (Subḥānahu Wa Taʿālā)] yang Maha Kasih, yang memiliki Kuasa untuk menentukan dan mengatur kehidupannya.

Kesadaran ini sangat mahal harganya karena bila kita telah benar-benar meyakininya maka kehidupan kita akan dipenuhi dengan ketenangan dan ketentraman. 

Ketika seorang ayah harus meninggalkan keluarganya untuk mencari nafkah dan ia tak berhenti khawatir dengan keadaan keluarganya, maka semua kekhawatiran itu akan sirna ketika seseorag Mukmin mengingat firman-Nya: 

فَٱللَّهُ خَيۡرٌ حَٰفِظٗاۖ وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

“Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS.Yusuf:64)
 
Ketika seseorang sangat marah dan kecewa dengan tipu daya musuh yang menyerangnya, ia akan mengobati rasa sakit di hatinya dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ (Subḥānahu Wa Taʿālā): 

قُلِ ٱللَّهُ أَسۡرَعُ مَكۡرًاۚ إِنَّ رُسُلَنَا يَكۡتُبُونَ مَا تَمۡكُرُونَ

Katakanlah, “Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu). Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu.” (QS.Yunus:21)

Ketika semua teman dan kawan meninggalkannya dan tidak seorang pun yang mengulurkan tangan untuknya. Ia akan segera tenang ketika mengingat firman Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ (Subḥānahu Wa Taʿālā):

فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَوۡلَىٰكُمۡۚ نِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ

“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” (QS.Al-Anfal:40)

Dia pun sadar dan yakin bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ (Subḥānahu Wa Taʿālā) tidak mengizinkan orang lain ikut campur terhadap urusanku karena Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ (Subḥānahu Wa Taʿālā) punya cara yang lebih indah untuk menyelesaikannya.

Setiap kali bisikan setan datang untuk membuatnya sedih dengan apa yang terjadi di masa lalu dan membuatnya ketakutan dengan apa yang akan terjadi di masa depan, saat itu firman Allah yang penuh kesejukan ini akan mengusir semua kegelisahan dan rasa takut itu. Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ (Subḥānahu Wa Taʿālā) berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي كُنتُمۡ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS.Fushilat:30)

Setiap kali kita dilanda rasa sedih, rindu, takut atau kecewa dengan yang di lakukan oleh orang lain. Ingatlah firman Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ (Subḥānahu Wa Taʿālā):

ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبِّي عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ أُنِيبُ

“Itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya aku kembali.” (QS.Asy-Syura:10)

Renungkan selalu ayat ini dengan penuh keyakinan bahwa Allah pasti akan menyelamatkanmu dan akan memberikan jalan keluar untukmu. Sebagaimana firman-Nya:

وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا

“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS.Ath-Thalaq:3)

Tiada tempat bagi kesedihan di hati seorang Mukmin, karena ia selalu memasrahkan semuanya kepada Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ (Subḥānahu Wa Taʿālā).

Jadikan kepasrahan kita sebagai kendaraan untuk menjalani berbagai rintangan di kehidupan ini.

وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَلِيّٗا وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ نَصِيرٗا

“Cukuplah Allah menjadi pelindung dan cukuplah Allah menjadi penolong (bagimu).” (QS.An-Nisa’:45)

Semoga bermanfaat.
Tiada Tempat Bagi Kesedihan Di Hati Mukmin – Check Porsi Haji App.

ARCHIVES


Syekh Abdul Qadir Jaelani dan Iblis yang Mengaku Jadi Nabi
Syeh Abdul Qadir digoda Iblis untuk mengakui nabi baru.

Iblis berjanji akan senantiasa menggona anak cucu Adam dan menyesatkannya dari jalan Allah SWT.  Dalam sebuah riwayat dikisahkan Syekh Abdul Qadir Jaelani, seorang ulama yang sangat tinggi ilmunya, suatu malam bermunajat mendekatkan diri kepada Allah. 

Tiba-tiba dari sudut atas mihrab muncul cahaya yang sangat menyilaukan. Dari arah cahaya tersebut terdengar suara, ”Wahai Abdul Qadir, aku adalah Tuhanmu, apa yang telah aku haramkan bagimu telah aku halalkan.”

Syekh Abdul Qadir tertegun mendengar suara tersebut. Setelah sadar dari kekagetannya, beliau berkata dalam hati, ”Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasulullah yang terakhir, maka tidak mungkin Allah SWT akan mengubah syariatnya.” 

Kemudian Abdul Qadir yakin bahwa cahaya yang datang itu bukan suara Tuhan melainkan iblis. Lalu beliau mengucapkan ta’awudz: a’udzubillahi minasyaitanir rajim. 
 
Tiba-tiba cahaya itu terbakar sambil berkata, ”Sudah banyak orang yang telah aku perdayai, tetapi engkau luput dari tipu dayaku ini.”

Kisah tersebut dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak mudah tertipu oleh bujuk rayu iblis dan setan. Iblis dan setan telah bersumpah senantiasa berusaha memperdaya dan membelokkan arah kita dari jalan Allah (QS Al-A’raf [7] : 16-17). 

Syekh Abdul Qadir Jaelani yang bagi sebagian umat Islam dianggap sebagai waliyullah, sampai diganggu oleh iblis bahkan hampir terjerumus menganggap dirinya sebagai nabi atau rasul baru. Berkat ketinggian ilmu dan kedekatannya kepada Allah akhirnya beliau selamat dari keyakinan sesat tersebut. 

Dalam Islam diyakini bahwa Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir. ”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi-nabi.” (QS Al-Ahzab [33] :40). Tidak ada lagi nabi dan rasul setelah beliau. Syariat yang beliau bawa adalah syariat yang sudah final dan berlaku sepanjang zaman. Allah tidak akan mengubah atau menggantinya dengan menunjuk nabi atau rasul baru.

KHAZANAH REPUBLIKA

Syekh Abdul Qadir Jaelani dan Iblis yang Mengaku Jadi Nabi – Check Porsi Haji App.

Reseknya Ayam Nyeberang Jalan, Lebih Bahaya dari Ibu-Ibu Sein Kanan Tapi Beloknya ke Kiri!
Ayam nyeberang jalan 
10 April 2020 Author :ozzy hafiz
Penyebab kecelakaan lalu lintas. via https://www.greensborodailyphoto.com

Selama ini kita mengenal bahwa sosok ibu-ibu yang biasanya hobi sein kanan tapi belok ke kiri adalah salah satu penyebab kekacauan terbesar di jalanan. Bahkan nggak jarang juga kelakuan mereka ini sampai memakan korban karena bikin bingung orang lain. Keberadaan mereka ini sering kali jadi ancaman terbesar bagi para pengendara lain di jalanan. 

Tapi rupanya, tingkat resek dari ibu-ibu tersebut belum ada apa-apanya lo, jika dibandingkan dengan ayam yang lagi mau nyeberang jalan. Iya, ayam! Kamu pernah, kan, lihat atau mungkin malah berpapasan dengan binatang satu ini? Nah, kalau kamu sadar, ternyata kelakuan mereka ini lebih mengancancam keselamatan pengendara lo. Simak deh ulasan ini~

Entah budek atau salah didikan induknya, tapi hampir semua ayam kalau mau menyeberang jalan habis diklakson malah jalan ke tengah. Bukannya ke pinggir!!!1 
Baru lihat fotonya aja udah kesel. 🙁 via wall.alphacoders.com

Disadari atau nggak, kelakuan konyol ayam yang lagi nyeberang jalan tanpa perhitungan apalagi tengok kanan-kiri ini lebih banyak merepotkan pengendara bermotor dibandingkan ibu-ibu sein kanan, tapi belok kiri. Udah gitu paling males kalau mereka jalannya bergerombol, satu ekor panik yang lain ikutan panik. Belum lagi kalau kamu klakson mereka biar pada minggir, ini nih yang bikin kesel!

Boro-boro habis diklakson terus minggir dan nungguin kamu buat duluan lewat, yang ada mereka malah lari ke tengah jalan. Mereka maunya gimana sih? Normalnya, kan, kalau dikasih tanda bahaya harusnya minggir, ini malah menantang maut. Ayam nggak ada akhlak!

Gerakannya pun bener-bener nggak bisa diprediksi, kemungkinan nyeberang sambil nabrakin badannya ke kendaraan kita besar banget 🙁 
Hewan penantang maut. via journeytoorthodoxy.com

Persoalan selanjutnya setelah abai dengan klakson dan nggak kalah bikin jengkel adalah pergerakan mereka yang benar-benar nggak bisa diprediksi. Bahkan, legenda ninja pun kayaknya bakal kalah kalau dibandingin sama langkah ayam-ayam yang unpredictable banget tersebut. Kamu nggak akan tahu apakah mereka mau ke kanan atau kiri, tahu-tahu udah sampai deket kendaraanmu.

Itu masih nggak seberapa jika mereka belum sampai tahap terbang, terus tiba-tiba nabrakin badannya ketika kamu lagi lewat. Bayangin aja tuh, saat kamu bingung mau berhenti, ngerem, atau tetep jalan, tapi mereka nggak mikir sedikit pun dan bikin celaka diri sendiri. Ampunilah dosa-dosa ayam, ya, Allah! 🙁

Di tahap apes yang paling maksimal, mereka ketabrak karena kelakuannya sendiri. Tapi tetep aja, kamu yang disalahin~ :’)


 
Hati-hati aja kalau udah lihat penampakan ini di jalanan. via www.greensborodailyphoto.com

Tahap terakhir ini adalah fase paling menyebalkan dari keberadaan mereka. Saking ngawurnya dan nggak bisa diprediksi, nggak jarang mereka akhirnya menjemput ajal di jalanan setelah tertabrak kendaraan yang sedang lalulalang.

Tapi masalahnya, meskipun mereka mati karena kelakuan konyolnya sendiri, ya, tetap aja bakal kamu yang disalahkan. Ibaratnya udah jatuh tertimpa tangga.

Ingat, ini bukan hewan shaming lo, ya, melainkan murni karena fakta yang terjadi di jalanan. Makanya, besok lagi kalau kamu lihat ada ayam di jalanan, mending ambil tindakan preventif aja. Udah paling bener tuh, berhenti minimal 100 meter sebelumnya, pokoknya jangan dekat-dekat!

Sumber:
Reseknya Ayam Nyeberang Jalan, Lebih Bahaya dari Ibu-Ibu Sein Kanan Tapi Beloknya ke Kiri!

Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)

Tiada ulasan: