Sabtu, 11 April 2020

Suaramu di latar sana. 10166


Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ (Subḥānahu Wa Taʿālā)
Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ,

...Doakan aku agar Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ memberiku pemahaman dan ilmu tentang Agama. Jadikanlah aku di kalangan orang-orang yang tunduk.

Kalian Kaum Terakhir yang Menerima Islam, Janganlah Jadi yang Pertama Keluar dari Islam 
by Yudi
Pintu Kaabah. 

SAAT para sahabat Nabi ﷺ merasa kesal akan tindakan kaum Musyrikin maka Nabi ﷺ berdo’a, “Ya Allah, berilah petunjuk kepada Tsaqif. . . Ya Allah, berilah petunjuk kepada Tsaqif. . . jadikanlah mereka orang-orang yang tunduk.”

Ketika itu pula penduduk Thaif melihat kenyataan bahwa Islam telah disambut baik di seluruh kabilah Arab. Mereka kemudian sepakat mengutus sejumlah pemuka Thaif menemui Rasulullah . Dalam utusan itu terdapat anak muda yang bernama Utsman Ibn Abu Al-‘Ash, Namun ia tidak diikut sertakan menemui Nabi 

Hingga cukup lama mereka tinggal di Madinah. Mereka meminta toleransi kepada Nabi  mereka meminta sesuatu yang masih berbau Jahiliyah. Tetapi, Nabi  menolak permintaan itu. Mereka membujuk Nabi ﷺ untuk memberikan kebebasan selama tiga tahun. Nabi ﷺ menolak. 

Mereka lalu menawar satu tahun. Beliau  juga menolak. Hingga penawaran terahirnya selama sebulan saja. Nabi ﷺ tetap menolak. begitulah hingga akhirnya Islam meresap ke hati mereka. Salah satu di antara mereka ialah Utsman Ibn Abu Al-‘Ash ternyata memeluk Islam tanpa sepengetahuan kaumnya. Bila utusan lain sedang tidur maka ia menemui Nabi  secara diam-diam. Kadang pula ia menemui Abu Bakar atau Ubay Ibn Ka’ab untuk belajar Islam dan menyimak Al-Qur’an. 

Nabi  kagum terhadapnya, dan Abu Bakar pun memujinya, ”Wahai Rasulullah aku melihat anak ini yang paling bersemangat mendalami Islam dan mempelajari Al-Qur’an.”

Sebelum delegasi kembali ke daerah mereka, Utsman meminta sesuatu pada Nabi  hingga membuat Nabi  takjub.

“Wahai Rasululllah , do’akan aku agar Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ memberiku pemahaman dan ilmu tentang Agama,” kata Utsman, imam muda dengan keislaman yang sudah matang.

“Sungguh kau telah memintaku sesuatu yang tidak diminta seorang pun dari kawan-kawanmu,” jawab Nabi .

Saat itu pula beliau  menunjuk Utsman menjadi pemimpin dan imam shalat bagi kaumnya.

Namun sangat disayangkan setelah wafatnya Nabi , sejumlah kabilah Arab keluar dari Islam. Hingga saat kabilah Tsaqif memiliki maksud yang sama maka Utsman berdiri di tengah-tengah mereka seraya berkata, “Kalian kaum terakhir yang menerima Islam. Janganlah jadi kaum pertama yang keluar dari Islam.” Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ pun meneguhkan hati kabilah Tsaqiff dalam Islam. []

Sumber: Sahabat-Sahabat Cilik Rasulullah/Penulis : Nizar Abazhah/Penerbit : Zaman/2011
Sumber:
Kalian Kaum Terakhir yang Menerima Islam, Janganlah Jadi yang Pertama Keluar dari Islam - Islampos

Umar saat Masuk Islam: Tunjukkan Padaku, Dimana Muhammad
by Saad Saefullah

 سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى‎‎ 
 
 
LELAKI tinggi tegap itu berjalan sambil menghunus pedang. Ia adalah Umar bin Khattab. Hari itu ia sudah habis sabar. Ingin ia segera habisi orang yang bernama Muhammad. 

Namun di tengah jalan, beliau dihadang oleh Abdullah an-Nahham al-‘Adawi. “Hendak kemana engkau, ya Umar?” tanya Abdullah. “Aku hendak membunuh Muhammad,” dengus Umar. “Apakah engkau akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhroh jika engkau membunuh Muhammad?” 

Umar berbalik pada Abdullah, dan menghardik, “Jangan-jangan engkau sudah murtad dan meninggalkan agama asalmu?” 

Alih-alih menjawab, Abdullah an-Nahham al-‘Adawi malah berkata, sambil menaikkan dagunya, “Maukah engkau kutunjukkan yang lebih mengagetkan daripada itu wahai Umar, sesungguhnya saudara perempuanmu dan iparmu telah murtad dan telah meninggalkan agamamu,” kata Abdullah.

Umar terperanjat. Tanpa banyak kata, ia langsung menuju ke rumah adiknya.

Saat itu di dalam rumah tersebut terdapat Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan al-Quran kepada Fatimah, saudara perempuan Umar dan suaminya. Namun ketika Khabbab merasakan kedatangan Umar, dia segera bersembunyi di balik rumah. Sementara Fatimah, segera menutupi lembaran al-Quran. 

Sebelum masuk rumah, rupanya Umar telah mendengar bacaan Khabbab, lalu dia bertanya: “Suara apakah yang tadi saya dengar dari kalian?”

“Tidak ada suara apa-apa kecuali obrolan kami berdua saja,” jawab adiknya.

“Pasti kalian telah murtad!” ujar Umar dengan geram.

“Wahai Umar, bagaimana pendapatmu jika kebenaran bukan berada pada agamamu?” jawab ipar Umar.

Mendengar jawaban tersebut, Umar langsung menendangnya dengan keras hingga jatuh dan berdarah. Fatimah segera membangunkan suaminya yang berlumuran darah, namun Fatimah pun ditampar dengan keras hingga wajahnya berdarah. 

“Wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah,” teriak Fatimah kepada Umar dalam keadaan penuh darah.

Melihat keadaan saudara perempuannya dalam keadaan seperti itu, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. 

Lalu dia meminta lembaran al-Quran tersebut.

Namun Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis, dan al-Quran tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang telah bersuci.

Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya.

Setelah mandi, Umar membaca lembaran tersebut, lalu membaca:

“Bismillahirrahmanirrahim.”

Kemudian dia berkomentar: “Ini adalah nama-nama yang indah nan suci.”

Kemudian Umar terus membaca:

طه

Hingga ayat:

إنني أنا الله لا إله إلا أنا فاعبدني وأقم الصلاة لذكري

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku,” (QS. Thaha : 14).

“Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad,” ujar Umar.

Mendengar ucapan tersebut, Khabab bin Art keluar dari balik rumah, seraya berkata:

“Bergembiralah wahai Umar, aku berharap bahwa doa Rasulullah SAW pada malam Kamis lalu adalah untukmu, beliau SAW berdoa : ‘Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam’.

“Rasulullah SAW sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit Shafa.”

Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang berada di dalamnya, berupaya mengintipnya lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan garang bersama pedangnya.

Segera dia beritahu Rasulullah SAW, dan merekapun berkumpul.

Hamzah bertanya: “Ada apa?”

“Umar,” jawab mereka.

“Umar? Bukakan pintu untuknya, jika dia datang membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika dia datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri.”

Rasulullah SAW memberi isyarat agar Hamzah menemui Umar. Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan membawanya menemui Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata: “Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab Allah diturunkan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah? Ya Allah inilah Umar bin Khattab, Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan Umar bin Khattab.” 

Maka berkatalah Umar: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah.”

Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil-Haram. []

Sumber: 

Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)


Tiada ulasan: