Selasa, 24 September 2013

1824. Apa yang wajarnya?.


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,  مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ  , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ.

Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Meja www.peceq.blogspot.com 
Munafik dan kafir laknatullah sebenarnya pemberontak dan pengganas. 
Islam Agama Ku.

Perbedaan Pendapat yang Tak Wajar

OPINI | 18 September 2013 | 09:30

Cukup menarik membaca tulisan Katedrarajawen pagi ini. Begitu tertariknya hingga merasa perlu untuk membuat tulisan yang sama dengan sudut pandang yang berbeda. 

Tapi bukannya ingin mengkrititi tulisan tersebut, sekedar menambahkan berbagai fakta yang membuat perbedaan pendapat di Kompasiana akhirnya menjadi tak wajar. 

Kalau diperhatikan, Ada beberapa hal yang membuat perbedaan pendapat di kompasiana terkadang meruncing 

Yang pertama, Arogansi Penulis. Dalam melayangkan tulisan terlebih-lebih opini, seorang penulis terkadang tidak memberikan munculnya ruang perbedaan. 

Tulisannya penuh dengan pemujaan diri sendiri, kelompok dan fahamnya masing-masing. Akibatnya banyak komentar yang nadanya mengecam dan balik di kecam. Padahal kecaman itu datang karena membaca isi tulisan si “arogan” tadi. 

Menulis tentang kehebatan Amerika lalu merendahkan kehidupan di Saudi, misalnya, tentu tulisan seperti ini akan mendatangkan kecaman dari pihak lain. 

Penulis harus siap untuk itu. Kalau tidak siap hapuslah kalimat negatif yang dapat mengusik kenyamanan orang lain. Atau jangan menulis sama sekali. 

Yang kedua, Kebencian Pribadi. Menebar Kebencian adalah wasiat utama moyang syetan pada anak cucunya. 

Menulis dengan didasari kebencian jelas akan memancing perdebatan yang kesyetanan. Lihat saja beberapa tulisan di kompasiana ini, menulis tentang apa saja kerap dikaitkan dengan “menyindir” orang lain yang memiliki pandangan berbeda.  

Tanpa disebut nama pun orang sudah tahu siapa yang dimaksudkan. Siapa yang anda benci dan mau dibawa kemana tulisan kita semua orang bisa menebaknya. Orang yang kontra mungkin akan meng-klik tulisan kita untuk melakukan respon balik, terlebih-lebih mereka yang wataknya sama dengan kita yaitu suka menabur kebencian dengan kesyetanan. 

Yang ketiga, Meremehkan Intelektual Seseorang. Di kompasiana ini banyakk kita temukan ungkapan yang terkesan merendahkan seperti, gagal faham,Cuti nalar, bangkrut nalar, tak ada angin tak asap lalu dikaitkan dengan seseorang yang lazim di panggil SI ANA. 

Dari panggilan ini muncul komentar lain “awas penthungan”, “antek Arab”, “Syiah-njing” dan sebagainya. Tentu ungkapan-ungkapan tersebut membuat ruang perbedaan pendapat semakin tidak wajar. 

Perdebatan lahir dari perbedaan. Jika sudah sampai menyerang keyakinan dan meremehkan intelektual seseorang, maka perbedaan yang indah menjadi tidak wajar. 

Karena itu tulisan yang mencerahkan dari Katedrarajawen hari ini patut mendapat apresiasi dari kita semua. Tulisan itu cukup telak menghunjam dihati saya. 

Termasuk juga anda. Saatnya kita tak lagi memvonis pandangan orang lain salah dan hanya kita yang benar. Kalaupun kita sepenuh hati meyakini pandangan kita-lah yang paling benar, tapi kita mesti percaya, masih ada kebenaran lain di”luar sana’ yang tak bisa dijangkau oleh akal kita. 

Sumber: (http://sosbud.kompasiana.com/2013/09/18/perbedaan-pendapat-yang-tak-wajar-592865.html) . 

"..KEHIDUPAN DUNIA HANYALAH Kesenangan YANG MEMPERDAYA" [QS. AL 'IMRAN (3):185]. 

Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang yang bukan daripada kalangan kamu (seperti Yahudi, Nasrani, dan Munafiq) menjadi teman karib (yang dipercayai). Mereka tidak akan berhenti berusaha mendatangkan kesusahan kepada kamu. Mereka sukakan apa yang menyusahkan kamu. Telah pun nyata (tanda) kebencian mereka pada pertuturan mulut mereka, dan apa yang tersembunyi oleh hati mereka lebih besar lagi. Sesungguhnya Kami telah jelaskan kepada kamu ayat ayat (Kami), jika kamu memahaminya (memikirkannya).” - [Al Quran Surah Al Imran ayat 118-120] . 

Baca Juga: 
Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf, lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Al Baqarah: 263). 
Tiada ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah
Firman Allah S.W.T., yang bermaksud: “Mereka yang berjuang di jalan Kami nescaya Kami tunjukkan jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah berserta orang yang berbuat baik.” (Al Ankabut: 69). 

"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86). 


Semasa hidup sederhanakanlah kegembiraan. Supaya wujud keseimbangan jiwa dan roh, bila menerima kesedihan yang pasti ditemui juga. Mengingatkan diri sendiri menjadi keutamaaan sebelum mengingatkan orang lain . In Syaa Allah ''palis'' sekali dari sifat-sifat sombong dan keji. Semuanya kerana Allah S.W.T.. Amin Ya Rob.  (Peceq Admin). 
Perhatian: Pemaparan tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan dan pendapat peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk menjadi lebih baik dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan larangan Allah S.W.T., antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak bertujuan untuk kebencian, tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan perkara bohong dan tiada kaitan dan berkepentingan dengan mana-mana individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah S.W.T., yang hina dina. BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T..

Tiada ulasan: