Berkeyakinan melayari bahtera kehidupan dan kematian untuk Allah dan kerana Allah.
Kemungkinan Penguasa Kafir Meskipun Shalat
Banyak orang bertanya-tanya tentang melaknat Saddam Husein. Sebagian orang mengatakan, selama Saddam mengucapkan syahadatain, kita menahan diri dari melaknatnya. Maka ketika ditanyakan kepada Syaikh Bin Baz apakah Saddam telah kafir, beliau menjawab:
“Ia telah kafir, meskipun mengucapkan laa ilaaha illallah. Bahkan meskipun ia shalat dan puasa, (ia telah kafir) selama tidak meninggalkan prinsip-prinsip partai Ba’ats ateis, dan menyatakan bahwa ia bertobat kepada Allah dan apa yang diperjuangkannya. Hal itu karena Ba’ats adalah kekafiran dan kesesatan. Siapa yang tidak menyatakan ini maka ia telah kafir, seperti Abdullah bin Ubay yang kafir, meskipun ia shalat bersama Nabi Shallallahu ‘alahi wa sallam dan mengucapkan laa ilaaha illallah, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ia adalah orang yang paling kafir.” (http://www.binbaz.org.sa/mat/259)
Syaikh Bin Baz bersama sejumlah ulama senior Arab Saudi juga mengkafirkan penguasa Libya Muammar Qaddafi. Alasannya karena Qaddafi telah menghujat penguasa dan ulama kerajaan Saudi. (Lihat Fatwa Lembaga Ulama Senior Arab Saudi, yang ditandatangani oleh 16 ulama pada 22 Jumadil Ula 1402 (http://www.muslm.org/vb/archive/index.php/t-423212.html)
Hal ini menunjukkan bahwa penguasa yang shalat bisa saja kafir. Shalat tidak menjadi satu-satunya parameter untuk melabeli setiap pemenang pemilu sebagai ulil amri. Sebagaimana telah disebutkan dalam kitab-kitab akidah dan fikih, banyak pembatal keislaman seseorang selain meninggalkan shalat.
Perlu disebutkan bahwa fatwa kafir terhadap Presiden Irak Saddam Husein keluar setelah ia menyerang Kuwait pada 1991 dan mengancam Saudi. Ketika Irak perang melawan Iran pada 1988, Saddam Husein mendapatkan semua dukungan dan pertolongan negara-negara Arab di Teluk. Bahkan ia mendapatkan julukan Penjaga Gerbang Timur. Dapat disimpulkan bahwa fatwa sangat berkaitan dengan kondisi dan peristiwa aktual saat dikeluarkan.
Dengan demikian menerapkan pendapat dan fatwa ulama untuk realitas kekinian memerlukan penelitian yang mendalam. Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Seorang mufti dan penguasa tidak akan bisa berfatwa dan memutuskan perkara dengan benar, kecuali bila memadukan dua pemahaman (fi kih). Pertama : memahami dan mengerti waqi’ (realita), serta menyimpulkan ilmu tentang hakikat realita yang ada dengan qarinah, amarah dan’alamat (bukti-bukti dan data-data) sehingga ilmunya meliputi realita. Kedua: memahami apa yang wajib (kewajiban syariat) atas realita, yaitu memahami hukum Allah yang ditetapkan dalam kitab-Nya atau melalui lisan Rasul-Nya atas realita tersebut. Baru kemudian menerapkan yang satu (hukum syariat) atas yang lain (realita).” (I’ilamul Muwaqi’in I/81).
Bila dua hal tersebut tidak diperhatikan, maka ulama atau dai yang berfatwa akan menyesatkan umat. Banyak pendapat ulama tentang kewajiban taat kepada penguasa, tetapi apakah itu tepat diterapkan untuk penguasa sekuler hari ini? Demikian pula nasihat secara diam-diam, apakah memang untuk mereka? Termasuk, persoalan takfir terhadap penguasa.
Semoga salam dan shalawat dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Agus Abdullah).
Sumber:
https://www.kiblat.net/2015/01/06/mufti-senior-saudi-kafirkan-penguasa/
.
Sumber:
https://www.kiblat.net/2016/04/13/ancaman-nabi-saw-terhadap-pemimpin-zalim-dan-para-pendukungnya/
https://www.kiblat.net/2016/11/22/al-auzai-ulama-pemberani-penentang-penguasa-keji/
Sumber: https://www.kiblat.net/2016/12/05/doa-seorang-ulama-untuk-penguasa-zalim/
1. Orang Yang Tak Sedarkan Diri.
Daripada Abu Hurairah r.a. Bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Jika ada seseorang berkata, ramai orang telah rosak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rosak di antara mereka” (HR Muslim)
2. Ahli Ibadat Yang Jahil Dan Ulama Yang Fasik.
Daripada Anas r.a. Beliau berkata, bersabda Rasulullah SAW “Akan ada pada akhir zaman ahli ibadat yang jahil dan ulama yang fasik” (HR Ibnu Ady) [Orang jahil yang rajin beribadat dan ada pula orang alim yang fasik]
3. Menjual Agama Kerana Dunia.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan keluar pada akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka berpakaian di hadapan orang lain dengan pakaian yang dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan perkataan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala. Allah SWT berfirman kepada mereka “Apakah kamu tertipu dengan kelembutanKu? Ataukah kamu terlalu berani berbohong kepadaKu? Demi kebesaranKu, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendekiawan) pun akan menjadi bingung” (HR Tirmizi)
4. Pendusta Dan Pengkhianat.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan. Pada waktu itu si pendusta dikatakan benar dan orang yang benar dikatakan dusta. Pengkhianat akan disuruh memegang amanah dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berkesempatan berbicara (cuba membetulkan) hanyalah golongan “Ruwaibidhah” Sahabat bertanya “Apakah Ruwaibidhah itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Orang kerdil, hina, dan tidak mengetahui bagaimana hendak mengurus orang yang ramai” (HR Ibnu Majah)
5. Kefasikan Berleluasa.
Daripada Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui fitnah (ujian berat) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang yang masih beriman pada waktu pagi, kemudian pada waktu petang dia sudah menjadi kafir, atau seseorang yang masih beriman pada waktu petang, kemudian pada keesokan harinya dia sudah menjadi kafir. Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia” (HR Muslim)
6. Penindasan Terhadap Umat Islam.
Daripada Tsauban r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni bekas hidangan mereka” Maka salah seorang sahabat bertanya “Apakah kerana kami sedikit pada hari itu?” Nabi SAW menjawab “Bahkan kamu pada hari itu terlalu ramai, tetapi kamu umpama buih pada masa banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu daripada hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’ Seorang sahabat bertanya “Apakah ‘wahan’ itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab “Cinta dunia dan takut mati” (HR Abu Daud)
7. Namanya Saja Islam.
Daripada Ali bin Abi Thalib r.a. Beliau berkata, telah bersabda Rasulullah SAW “Telah hampir tiba suatu zaman, di mana tidak ada lagi dari Islam kecuali hanya namanya, dan tidak ada lagi dari Al-Quran kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka indah, tetapi kosong daripada hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah langit. Daripada merekalah keluar fitnah, dan kepada mereka jua fitnah itu akan kembali” (HR Al-Baihaqi)
8. Budaya Barat Ikutan Umat Islam Kini.
Daripada Abu Sa’id Al-Khudri r.a. Beliau berkata, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Kamu akan mengikut jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak sekalipun kamu akan mengikut mereka” Sahabat bertanya “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nasrani yang Tuan maksudkan?” Nabi SAW menjawab “Siapa lagi?” (HR Muslim)
9. Ulama Tidak Dipedulikan.
Daripada Sahl bin Saad as-Sa ‘idi r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Ya Allah! Janganlah Engkau menemukan aku dan mudah-mudahan kamu juga tidak bertemu dengan suatu zaman di mana para ulama sudah tidak diikuti lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak dihiraukan lagi. Hati mereka seperti hati orang Ajam, lidah mereka seperti lidah orang Arab” (HR Ahmad)
10. Ulama Agama Semakin Berkurang.
Daripada Abdullah bin Amr bin ‘Ash r.a. Beliau berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Bahawasanya Allah SWT tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekali gus daripada manusia. Tetapi Allah SWT menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila telah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang-orang jahil sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang jahil itu ditanyakan, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain” (HR Muslim)
11. Golongan Anti Hadis.
Daripada Miqdam bin Ma’dikariba r.a. Beliau berkata, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana seorang lelaki yang sedang duduk bersandar di atas kursi kemegahannya, lalu disampaikan kepadanya sebuah hadis dari hadisku maka dia berkata “Pegangan kami dan kamu hanyalah kitab Allah sahaja. Apa yang dihalalkan oleh Al-Quran kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan kami haramkan” (Kemudian Nabi SAW melanjutkan sabdanya) “Padahal apa yang diharamkan Rasulullah SAW itu samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan Allah SWT” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)
12. Berbangga-bangga dengan Masjid.
Dari Anas bin Malik r.a. Bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari Kiamat sehingga umatku bermegah-megah dengan bangunan masjid” (HR Abu Daud)
13. Tak Ada Imam Untuk Solat Berjemaah.
Daripada Salamah binti al-Hurr r.a. Beliau berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman, pada waktu itu orang banyak berdiri tegak beberapa lama, kerana mereka tidak mendapatkan orang yang dapat mengimami mereka solat” (HR Ibnu Majah)
14. Penyakit Umat Islam Masa Kini.
Daripada Abu Hurairah r.a. Katanya, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Umatku akan ditimpa penyakit-penyakit yang pernah menimpa umat-umat terdahulu” Sahabat bertanya “Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?” Nabi SAW menjawab “Penyakit-penyakit itu adalah, 1.Terlalu sombong. 2.Terlalu mewah. 3. Mengumpulkan harta sebanyak mungkin. 4.Tipu menipu dalam merebut harta benda dunia. 5. Saling memarahi. 6. Dengki-mendengki sehingga menjadi zalim menzalimi” (HR Hakim)
15. Perangkap Riba.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang pun kecuali dia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau dia tidak memakannya secara langsung, dia akan terkena debunya” (HR Ibnu Majah)
16. Manusia Tak Peduli Mengenai Sumber Pendapatannya.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, bersabda Rasulullah saw, “Akan datang suatu zaman seseorang tidak mempedulikan daripada mana dia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal atau pun haram” (Riwayat Muslim)
17. Banyaknya Sumber Galian.
Daripada Ibnu Omar r.a. Beliau berkata “Pada suatu masa dibawa ke hadapan Rasulullah SAW sepotong emas. Dan emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dikutip. Emas itu telah dibawa oleh Bani Sulaim dari lombong (galian) mereka. Maka sahabat berkata “Wahai Rasulullah! Emas ini adalah hasil galian kita” Lalu Nabi SAW menjawab “Nanti kamu akan dapati banyak galian-galian, dan yang akan menguruskannya adalah orang-orang yang jahat ” (HR Baihaqi)
18. Khamar.
Daripada Abu Malik Al-Asy’ari r.a. Katanya Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya akan ada sebahagian dari umatku yang meminum khamar dan mereka menamakannya dengan nama yang lain. Sambil diiringi dengan alunan muzik dan suara biduanita. Allah SWT akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan Allah SWT akan mengubah mereka menjadi kera atau babi” (HR Ibnu Majah)
19. Banyaknya Perzinaan.
Dari Anas r.a. Beliau berkata “Aku akan menceritakan kepada kamu sebuah Hadis yang tidak ada orang lain yang akan menceritakannya setelah aku. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Di antara tanda kiamat ialah sedikit ilmu, banyak kejahilan, banyak perzinaan, banyak kaum perempuan dan sedikit kaum lelaki, sehingga nanti seorang lelaki akan mengurus lima puluh orang perempuan” (HR Bukhari Muslim)
20. Berpakaian Tetapi Telanjang.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda ”Ada dua golongan yang akan menjadi penghuni Neraka, keduanya belum pernah aku melihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang mempunyai cambuk bagaikan ekor sapi yang digunakan untuk memukul orang. Kedua, perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, lenggang-lenggok sewaktu berjalan, mengayun-ayunkan bahu. Kepala mereka bagaikan bonggol (belakang unta). Kedua golongan ini tidak akan masuk syurga, malah tidak akan dapat mencium bau harumnya. Sesungguhnya keharuman syurga itu akan terhidu dari jarak perjalanan yang sangat jauh (HR Muslim)
21. Perilaku Manusia Masa Kini.
Dari Aisyah r.a. Dia berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga seorang anak menjadi sebab kemarahan (bagi ibu bapanya), hujan akan menjadi panas, akan bertambah banyak orang yang tercela dan akan berkurang orang yang baik, anak-anak menjadi berani melawan orang tua, dan orang yang jahat berani melawan orang-orang baik” (HR Thabrani)
22. Anak Menjadi Tuan Kepada Ibunya.
Daripada Umar bin al-Khattab r.a. (dalam sebuah hadis yang panjang), …kemudian Jibrail bertanya kepada Rasulullah SAW “Maka khabarkan kepadaku tentang hari kiamat?” Lalu Nabi SAW menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya” Maka Jibrail berkata “Kalau begitu cuba khabarkan kepadaku tanda-tandanya” maka Nabi SAW menjawab “Bahawa hamba akan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang berjalan tanpa kasut dan orang yang bertelanjang lagi miskin yang hanya menggembala kambing itu berlumba-lumba untuk membuat binaan” (Riwayat Muslim)
23. Peperangan Demi Peperangan.
Daripada Abu Hurairah r.a, katanya Rasulullah SAW bersabda “Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga harta benda melimpah ruah dan timbul banyak fitnah dan sering terjadi “al-Harj”. Sahabat bertanya “Apakah al-Harj itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Peperangan, peperangan, peperangan” Beliau mengucapkannya tiga kali. (HR Ibnu Majah)
24. Perang Di Sekitar Sungai Furat (Iraq) Kerana Berebut Kekayaan.
Daripada Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari kiamat sehingga Sungai Furat (Sungai Euphrates, Iraq) menjadi surut airnya sehingga kelihatan sebuah gunung dari emas. Banyak orang yang terbunuh kerana merebutnya. Maka terbunuhlah sembilan puluh sembilan daripada seratus orang yang berperang. Dan masing-masing yang terlibat berkata “Mudah-mudahan akulah orang yang selamat itu” Di dalam riwayat lain disebutkan “Sudah dekat suatu masa di mana Sungai Furat akan menjadi surut airnya lalu kelihatan perbendaharaan dari emas, maka siapa sahaja yang hadir di situ janganlah dia mengambil sesuatu pun dari harta tersebut” (HR Bukhari Muslim) [Terdapat sebahagian pihak yang menyatakan bahawa perkataan emas di dalam Hadis ini sebenarnya petroleum]
25. Waktu Terasa Pendek.
Daripada Anas bin Malik r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam dan satu jam dirasakan seperti satu kilatan api” (HR Tirmizi)
26. Hilangnya Sifat Amanah.
Daripada Huzaifah bin Al-Yaman r.a. Katanya, …”Kemudian jadilah orang ramai berjual beli, maka hampir sahaja tiada seorang pun yang suka menunaikan amanah, sehingga dikatakan orang bahawasanya di kalangan Bani Fulan (di kampung yang tertentu) itu ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan orang ramai mengatakan “Alangkah tekunnya dia dalam bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tiada lagi keimanan sekali pun hanya seberat timbangan biji sawi.” (HR Bukhari & Muslim)
27. Islam Akan Pudar Secara Perlahan-Lahan.
Daripada Huzaifah bin al-Yaman r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Islam akan lenyap seperti hilangnya corak pada pakaian, sehingga orang tidak mengerti apakah yang dimaksudkan dengan puasa, apakah yang dimaksudkan dengan solat, apakah yang dimaksudkan dengan nusuk (ibadah), dan apakah yang dimaksudkan dengan sedekah. Al-Quran akan hilang semuanya pada suatu malam sahaja, maka tidak ada yang tertinggal di permukaan bumi ini darinya walaupun hanya satu ayat. Sesungguhnya yang ada hanya beberapa kelompok manusia, di antaranya orang tua, lelaki dan perempuan. Mereka hanya dapat berkata, Kami sempat menemui nenek moyang kami mengucapkan kalimat LAILAHAILLALLAH, lalu kami pun mengucapkannya juga” (HR Ibnu Majah)
28. Bilakah Akan Terjadi Kehancuran?.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata “Pada suatu hari ketika Nabi SAW sedang berada dalam suatu majlis dan berbicara dengan orang yang hadir, tiba-tiba datang seorang A’rabi (Arab Badwi) lalu dia bertanya kepada Rasulullah SAW “Bilakah akan terjadi hari Kiamat?” Nabi SAW terus saja berbicara. Sebahagian yang hadir berkata “Beliau (Nabi SAW) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disenanginya” Sementara yang lain berkata “Sesungguhnya beliau tidak mendengar pertanyaan itu” Sehingga apabila Nabi SAW selesai berbicara, beliau bersabda “Di mana orang yang bertanyakan mengenai hari Kiamat tadi?” Lalu Arab Badwi itu menyahut “Ya! Saya wahai Rasulullah” Maka Nabi SAW bersabda “Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari Kiamat” Arab Badwi itu bertanya pula, “Apa yang dimaksudkan dengan mensia-siakan amanah itu?” Nabi SAW menjawab “Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari Kiamat” (HR Bukhari)
29. Kebinasaan Umat Islam.
Daripada Ummul Mukminin , Zainab binti Jahsy (isteri Rasulullah SAW), beliau berkata,”(Pada suatu hari) Rasulullah SAW masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan cemas sambil bersabda, LAILAHAILLALLAH, celaka (binasa) bagi bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka dari dinding Yakjud dan Makjud seperti ini”, dan Baginda menemukan ujung jari dan ujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya “Ya Rasulullah! Apakah kami akan binasa sedangkan di kalangan kami masih ada orang-orang yang soleh?” Lalu Nabi SAW bersabda “Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak” (Riwayat Bukhari & Muslim)
30. Punca Kebinasaan Seseorang.
Dari Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman di mana orang yang beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya, kecuali apabila dia lari membawanya dari puncak bukit ke puncak bukit yang lain, dan dari suatu gua ke gua yang lain. Maka apabila zaman itu telah tiba, segala sumber pendapatan tidak dapat diperoleh kecuali dengan melaksanakan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah SWT. Apabila ini telah terjadi, maka kebinasaan seseorang adalah disebabkan memenuhi kehendak isteri dan anak-anaknya. Kalau dia tidak mempunyai isteri dan anak, maka kebinasaannya disebabkan memenuhi kehendak kedua ibu bapanya. Dan jikalau ibu bapanya sudah tidak ada lagi, maka kebinasaannya disebabkan mengikuti kehendak keluarganya atau disebabkan mengikuti kehendak jiran tetangganya” Sahabat bertanya “Wahai Rasulullah SAW, apakah maksud perkataan engkau itu?” Nabi SAW menjawab “Mereka akan menghinanya dengan kesempitan hidupnya. Maka ketika itu sesungguhnya dia telah menceburkan dirinya ke jurang-jurang kebinasaan yang akan menghancurkan dirinya” (HR Baihaqi)
31. Perselisihan Yang Banyak.
Daripada Abi Nijih ‘Irbadh bin Sariyah r.a. Beliau berkata “Telah menasihati kami Rasulullah SAW akan satu nasihat yang menggetarkan hati kami dan menitiskan air kami ketika mendengarnya, lalu kami berkata, Ya Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat yang terakhir sekali maka berikanlah pesanan kepada kami” Lalu baginda pun bersabda “Aku berwasiat akan kamu supaya sentiasa bertakwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekali pun yang memimpin kamu itu hanya seorang hamba. Sesungguhnya sesiapa yang panjang umurnya daripada kamu pasti dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyin (Khalifah-khalifah yang mengetahui kebenaran dan mendapat pimpinan ke jalan yang benar) dan gigitlah sunah-sunah itu dengan gigi geraham dan jauhilah perkara-perkara yang baru (bid’ah) yang diada-adakan, kerana sesungguhnya tiap-tiap bid’ah itu adalah sesat” (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi)
32. Golongan Yang Selamat.
Daripada ‘Auf bin Malik r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Umat Yahudi telah berpecah-belah menjadi tujuh puluh satu golongan, maka hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga dan yang tujuh puluh akan masuk neraka. Umat Nasrani telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, maka tujuh puluh satu golongan masuk neraka dan hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga. Demi Tuhan yang diriku di dalam kekuasaanNya, umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga dan tujuh puluh dua akan masuk neraka. Sahabat bertanya “Golongan mana yang selamat?” Nabi SAW menjawab “Mereka adalah jemaah” (HR Ibnu Majah)
33. Orang Asing.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Bersabda Rasulullah SAW “Islam mula berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing” (HR Muslim)
34. Kepayahan Orang Yang Beriman.
Daripada Anas r.a. Berkata Rasulullah SAW bersabda ”Akan datang pada manusia suatu zaman di mana orang yang berpegang teguh di antara mereka kepada agamanya laksana orang yang memegang bara api. (HR Tarmizi)
35. Kesusahan Itu Lebih Baik Daripada Kesenangan.
Daripada Ali bin Abi Thalib r.a “Bahawasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus’ab bin Umair r.a. Dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang bertampal dengan kulit. Tatkala Rasulullah SAW melihat kepadanya. Baginda menangis dan menitiskan air mata kerana mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekah dahulu (kerana sangat dimanjakan oleh ibunya), dan kerana memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekah) Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda “Bagaimanakah keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi pada waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi pada waktu petang dengan pakaian yang lain pula. Dan apabila diberikan satu hidangan, diletakkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghiasi) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Kaabah?” Maka jawab sahabat “Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami pada waktu itu lebih baik daripada keadaan kami pada hari ini. Kami akan memberikan perhatian sepenuhnya kepada masalah ibadat sahaja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki” Lalu Nabi SAW bersabda “Tidak! Keadaan kamu hari ini adalah lebih baik daripada keadaan kamu pada hari itu” (HR Tirmizi)
36. Golongan Yang Sentiasa Menang.
Daripada Mughirah bin Syu’bah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Sentiasa di kalangan umatku ada golongan yang sentiasa menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu yang dikehendaki Allah SWT. Mereka senantiasa menang. (HR Bukhari)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ , صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
.غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ,
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Allah berfirman yang bermaksud: “Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu dengan yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam PengetahuanNya (akan keadaan dan amalan kamu)” (Surah Al-Hujurat ayat 13)
Jangan Lupa, Mufti Senior Saudi Mengafirkan Penguasa
Foto: Ulama Senior Saudi, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
KIBLAT.NET – Banyak sekali perkataan dan fatwa ulama dahulu dan sekarang tentang menasihati sampai melawan penguasa, baik yang zalim maupun yang telah kafir. Namun kondisi suatu zaman bisa membuat fatwa berubah. Kita akan melihat satu contoh nyata dalam hal ini.
Syaikh bin Baz ketika ditanya tentang hukum mengritik para penguasa hari ini di mimba-mimbar, beliau berfatwa:
ليس من منهج السلف التشهير بعيوب الولاة و ذكر ذلك على المنابر
“Mengumbar aib penguasa dan menyebutnya di mimbar-mimbar bukanlah manhaj salaf.” (Al-Fatawa juz VIII)
Ketika ditanya tentang hubungan dengan penguasa yang menerapkan hukum positif, beliau menjawab:
نطيعه فى المعروف وليس فى المعصية حتى يأتي الله بالبديل
“Kita menaatinya dalam kebaikan, bukan dalam maksiat, sampai Allah mendatangkan pengganti.” (Al-Fatawa, VII/117)
Beliau juga berpendapat bahwa melawan penguasa kafir tidak boleh bila umat belum memiliki kekuatan, tetapi beliau meminta warga Irak melawan penguasa mereka. Padahal beliau tahu bahwa mereka tidak memiliki persenjataan yang mampu menggulingkan penguasa.
Saddam Husein sedang mengerjakan shalat.
Sebelumnya beliau telah berfatwa bahwa pasukan Islam seluruhnya tidak mampu menghadapi Saddam dan tentaranya. Artinya, kekhawatiran “iraqatu dima’ al-muslimin” (menumpahkan darah kaum muslimin, tidak menjadi pertimbangan lagi dalam kasus ini. Beliau berfatwa:
لا ريب أن مبايعة مثل هذا الطاغوت ومناصرته من أعظم الجرائم، ومن أعظم الجناية على المسلمين وإدخال الضرر عليهم؛ لأن من شرط البيعة أن يكون المبايع مسلما ينفع المسلمين ولا يضرهم
“Tidak diragukan bahwa membaiat (baca: mendengar dan taat) kepada kepada thaghut seperti ini (Saddam) dan mendukungnya merupakan kejahatan terbesar. Itu termasuk pelanggaran terbesar terhadap kaum muslimin, dan membahayakan mereka. Karena di antara syarat baiat, orang yang dibaiat adalah seorang muslim, yang menguntungkan, bukan membahayakan kaum muslimin.” (Fatwa-Fatwa Syaikh Bin Baz, VII/389).
Beliau juga mengatakan dalam fatwanya:
تُقَاتَل الفئة الباغية ، وهي مؤمنة حتى ترجع ، فكيف إذا كانت الطائفة الباغية ظالمة كافرة ، كما هو الحال في حاكم العراق ، فهو بعثي ملحد ، ليس من المؤمنين
“Kelompok penentang (bughat) saja diperangi, meskipun mereka muslim sampai mereka kembali. Lantas bagaimana bila kelompok penentang itu zalim dan kafir seperti keadaan penguasa Irak? Ia adalah penganut partai Ba’ats yang ateis, penganutnya bukanlah mukmin.” (http://www.binbaz.org.sa/mat/8342/print)
Bahkan beliau memfatwakan jihad melawan Saddam adalah jihad terbesar:
أعظم الجهاد جهاد حاكم العراق، لبغيه وعدوانه واجتياحه دولة الكويت وسفكه الدماء ونهبه الأموال وهتكه الأعراض وتهديده الدول المجاورة له من دول الخليج
“Jihad yang paling agung adalah jihad melawan penguasa Irak (Saddam). Karena ia telah melampaui batas, menyerang, dan menginvasi negara Kuwait, menumpahkan darah, menjarah harta, menodai kehormatan, dan mengancam negara-negara Teluk yang bertetanggaan dengannya.” (Fatwa-Fatwa Syaikh Bin Baz Juz VII)
Muammar Qaddafi sedang memimpin shalat berjamaah
Kemungkinan Penguasa Kafir Meskipun Shalat
Banyak orang bertanya-tanya tentang melaknat Saddam Husein. Sebagian orang mengatakan, selama Saddam mengucapkan syahadatain, kita menahan diri dari melaknatnya. Maka ketika ditanyakan kepada Syaikh Bin Baz apakah Saddam telah kafir, beliau menjawab:
هو كافر وإن قال: لا إله إلا الله، حتى ولو صلى وصام، ما دام لم يتبرأ من مبادئ البعثية الإلحادية، ويعلن أنه تاب إلى الله منها وما تدعو إليه، ذلك أن البعثية كفر وضلال، فما لم يعلن هذا فهو كافر، كما أن عبد الله بن أبي كافر وهو يصلي مع النبي – صلى الله عليه وسلم-، ويقول: لا إله إلا الله ويشهد أن محمدا رسول الله وهو من أكفر الناس
Syaikh Bin Baz bersama sejumlah ulama senior Arab Saudi juga mengkafirkan penguasa Libya Muammar Qaddafi. Alasannya karena Qaddafi telah menghujat penguasa dan ulama kerajaan Saudi. (Lihat Fatwa Lembaga Ulama Senior Arab Saudi, yang ditandatangani oleh 16 ulama pada 22 Jumadil Ula 1402 (http://www.muslm.org/vb/archive/index.php/t-423212.html)
Hal ini menunjukkan bahwa penguasa yang shalat bisa saja kafir. Shalat tidak menjadi satu-satunya parameter untuk melabeli setiap pemenang pemilu sebagai ulil amri. Sebagaimana telah disebutkan dalam kitab-kitab akidah dan fikih, banyak pembatal keislaman seseorang selain meninggalkan shalat.
Perlu disebutkan bahwa fatwa kafir terhadap Presiden Irak Saddam Husein keluar setelah ia menyerang Kuwait pada 1991 dan mengancam Saudi. Ketika Irak perang melawan Iran pada 1988, Saddam Husein mendapatkan semua dukungan dan pertolongan negara-negara Arab di Teluk. Bahkan ia mendapatkan julukan Penjaga Gerbang Timur. Dapat disimpulkan bahwa fatwa sangat berkaitan dengan kondisi dan peristiwa aktual saat dikeluarkan.
Dengan demikian menerapkan pendapat dan fatwa ulama untuk realitas kekinian memerlukan penelitian yang mendalam. Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Seorang mufti dan penguasa tidak akan bisa berfatwa dan memutuskan perkara dengan benar, kecuali bila memadukan dua pemahaman (fi kih). Pertama : memahami dan mengerti waqi’ (realita), serta menyimpulkan ilmu tentang hakikat realita yang ada dengan qarinah, amarah dan’alamat (bukti-bukti dan data-data) sehingga ilmunya meliputi realita. Kedua: memahami apa yang wajib (kewajiban syariat) atas realita, yaitu memahami hukum Allah yang ditetapkan dalam kitab-Nya atau melalui lisan Rasul-Nya atas realita tersebut. Baru kemudian menerapkan yang satu (hukum syariat) atas yang lain (realita).” (I’ilamul Muwaqi’in I/81).
Bila dua hal tersebut tidak diperhatikan, maka ulama atau dai yang berfatwa akan menyesatkan umat. Banyak pendapat ulama tentang kewajiban taat kepada penguasa, tetapi apakah itu tepat diterapkan untuk penguasa sekuler hari ini? Demikian pula nasihat secara diam-diam, apakah memang untuk mereka? Termasuk, persoalan takfir terhadap penguasa.
Semoga salam dan shalawat dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Agus Abdullah).
Sumber:
https://www.kiblat.net/2015/01/06/mufti-senior-saudi-kafirkan-penguasa/
.
Ancaman Nabi SAW terhadap pemimpin zalim dan para pendukungnya
KIBLAT.NET – Mengatur kemaslahatan umat merupakan tanggung jawab terbesar seorang pemimpin. Kemakmuran atau kesengsaraan suatu masyarakat sangat tergantung pada peran yang ia mainkan. Ketika seorang pemimpin berlaku adil sesuai dengan petunjuk Syariat Islam maka masyarakat pun akan sejahtera. Demikian sebaliknya, ketika pemimpin tersebut berlaku zalim dan tidak jujur dalam menjalankan amanahnya maka rakyat pun akan berujung pada kesengsaraan.
Oleh karena itu, pada hari kiamat kelak, pemimpin yang adil akan dijanjikan dengan berbagai macam keutamaan oleh Allah ta’ala. Sementara pemimpin zalim dan tidak jujur dalam menjalankan amanahnya akan diancam dengan berbagai macam ancaman. Di antara bentuk ancaman tersebut adalah sebagai berikut:
- Menjadi Manusia yang Paling Dibenci oleh Allah Ta’ala
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ
“Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah seorang pemimpin yang zalim.” (HR. Tirmidzi)
- Allah Menelantarkannya pada Hari Kiamat dan Tidak Mengampuni Dosa-Dosanya
Sebuah riwayat dari Abu Hurairah radiyallahu anhu menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ
“Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, Penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur.” (HR. Muslim)
- Akan Dimasukkan ke Dalam Neraka serta Diharamkan Syurga Baginya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّمَا رَاعٍ غَشَّ رَعِيَّتَهُ فَهُوَ فِي النَّارِ
“Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka.” (HR. Ahmad)
Dalam riwayat lain, Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنِ اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً ثُمَّ لَمْ يُحِطْهَا بِنُصْحٍ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ. متفق عليه. وفي لفظ : يَمُوتُ حِينَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاسِ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.
“Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surge.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam lafadh yang lain disebutkan, ”Ialu ia mati dimana ketika matinya itu dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah haramkan surga baginya.”
Tentunya masih banyak riwayat lain yang menyebutkan tentang ancaman Allah ta’ala terhadap para pemimpin yang menzalimi rakyatnya. Bentuk ancamannya pun tidak ada yang ringan, hampir seluruhnya mengingatkan akan besarnya dosa seorang pemimpin ketika dia berbuat zalim kepada rakyatnya. Apalagi ketika ia rela berbohong di hadapan rakyat demi mempertahankan jabatannya.
Kewajiban Menasehati Pemimpin dan Larangan Membenarkan Kezaliman Mereka
Jauh sebelum empat belas abad yang lalu, Rasulullah SAW telah mengingatkan umatnya akan adanya para pemimpin yang berbuat zalim dan berbohong di hadapan rakyat. Kita sebagai umatnya, tidak hanya diperintahkan untuk bersabar menghadapi keadaan tersebut, namun lebih daripada itu, Rasulullah SAW juga mengingatkan untuk senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran dan selalu menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ
“Agama itu adalah nasihat.” Kami berkata, “Untuk siapa?” Beliau bersabda, “Untuk Allah, kitabNya, RasulNya, Imam kaum muslimin, dan orang-orang kebanyakan.” (HR. Muslim)
Nasihat secara diam-diam merupakan pilihan awal dalam melawan kemungkaran. Namun ia bukanlah satu-satunya cara untuk meluruskan kesalahan penguasa. Ketika nasihat dengan cara tersebut sudah tidak diindahkan, maka Rasulullah SAW pun memberikan motivasi lain kepada umatnya untuk merubah kemungkaran penguasa. Motivasi tersebut ialah pahala jihad yang dijanjikan kepada umatnya yang menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa zalim.
Dari Abu Said Al-Khudri Radhiallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ
“Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang adil di depan penguasa atau pemimpin yang zhalim.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Lalu ketika usaha tersebut tidak dihiraukan lagi dan pemimpin tersebut tetap pada prinsipnya yang menzalimi rakyat, maka Rasulullah SAW mengingatkan umatnya untuk menjauhi pemimpin tersebut serta jangan sampai mendekatinya, apalagi membenarkan tindakan zalim yang mereka lakukan. Sebab, ketika seseorang tetap mendekati pemimpin zalim tersebut dan membenarkan apa yang dilakukannya maka ia akan terancam keluar dari lingkaran golongan umat Nabi SAW dan ia tidak akan mendatangi telaganya nanti di hari kiamat.
Dari Ka’ab bin Ujroh radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallamkeluar mendekati kami, lalu bersabda:
إِنَّهُ سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ بَعْدِي أُمَرَاءٌ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهمْ ، فَلَيْسُ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ ، وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ حَوْضِي ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ
“Akan ada setelahku nanti para pemimpin yang berdusta. Barangsiapa masuk pada mereka lalu membenarkan (menyetujui) kebohongan mereka dan mendukung kedhaliman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak bisa mendatangi telagaku (di hari kiamat). Dan barangsiapa yang tidak masuk pada mereka (penguasa dusta) itu, dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan (juga) tidak mendukung kedhaliman mereka, maka dia adalah bagian dari golonganku, dan aku dari golongannya, dan ia akan mendatangi telagaku (di hari kiamat).” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
Demikianlah beberapa petunjuk Nabi SAW tentang ancaman terhadap pemimpin zalim serta bagaimana seharusnya kita menyikapi kezaliman tersebut. kebenaran harus tetap dipegang, sedangkan kesalahan harus senantiasa diluruskan. Nasihat tetap diutamakan, namun amal ma’ruf nahi mungkar tidak boleh dilupakan. Wallahu ‘alam bis shawab!
Penulis: Fahrudin
Sumber:
https://www.kiblat.net/2016/04/13/ancaman-nabi-saw-terhadap-pemimpin-zalim-dan-para-pendukungnya/
Al-‘Auza’i, Ulama Pemberani Penentang Penguasa Keji.
KIBLAT.NET – Tatkala Abdullah bin Ali Al-‘Abbasi menaklukkan Damaskus, dia membunuh penduduknya dengan keji, menumpahkan darah, dan merampas banyak harta. Lalu dia bertanya kepada para menteri dan orang-orang yang ada di sekelilingnya, “Apakah ada orang yang berani menentangku?”
Mereka menjawab, “Tidak ada, kecuali Imam Al-‘Auza’i.”
Lantas Abdullah bin Ali Al-‘Abbasi segera memanggil Al-‘Auza’i dan Al-Auza’i pun menjawab panggilannya.
Al-‘Auza’i bersiap. Sang imam ini memakai kain kafan di balik bajunya setelah mandi terlebih dahulu dan meyakini bahwa kematian akan menjemputnya. Sembari memegang tongkatnya, dia mendatangi Abdullah bin Ali Al-‘Abbasi si penguasa.
Tiba-tiba pemandangan terlihat mencekam. Para penjaga menghunus pedang mereka dan kematian pun menari-nari di atas kepala manusia.
Abdullah bin Ali berkata kepada Al-‘Auza’i, “Apa pendapatmu mengenai darah yang telah kami tumpahkan?”
Al-‘Auza’i menjawab dengan tegas dan penuh keteguhan, “Telah bercerita kepada kami fulan dari fulan dari Abdullah bin Mas’ud, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:
«لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِىءٍ مُسْلِمٍ، يَشْهَدُ أَنْ لاَ إلٰهَ إلاَّ اللّهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللّهِ، إلاَّ بِإِحدَىٰ ثَلاَثٍ: الثَّيِّبُ الزَّانِ، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ، الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ».
“Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah dan aku adalah Rasulullah, kecuali dengan salah satu dari tiga sebab berikut: seorang yang muhshan berzina, jiwa diqishash dengan jiwa dan orang yang meninggalkan agamanya, yang memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin.” Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Kitâbud Diyât, Bab Qaulillâhi Ta’ala (Al-Mâidah [5]: 45), No. 6878. dan Muslim dalam Kitâbul Qasâmah, Bab Mâ Yubâhu bihi Damul Muslim, No. 1676, 25)
Baca halaman selanjutnya: Lantas Abdullah bin Ali marah,...
Link: https://www.kiblat.net/2016/11/22/al-auzai-ulama-pemberani-penentang-penguasa-keji/
Doa Seorang Ulama Untuk Penguasa Zalim.
Bila kematian menjemput si penguasa zalim.
KIBLAT.NET – Suatu hari seorang ulama menshalati jenazah salah seorang penguasa yang zalim, lalu dikatakan kepadanya, “Apakah engkau akan shalat atasnya sedangkan dia telah banyak berbuat zalim?”
Ulama itu menjawab, “Pada takbir pertama aku berdoa, ‘Allâhu Akbar daripada kamu,’ dan aku berkata pada takbir kedua, ‘Allâhu Akbar atas kamu,’ sedangkan pada takbir ketiga aku berdoa, ‘Allâhu Akbar yang akan menuntut balas untuk kami atas kamu.’”
Penulis : Dhani El_Ashim
Diambil dari Mashâri’ul ‘Usysyâq karya Dr. A’idh bin Abdullah Al-Qarni
Sumber: https://www.kiblat.net/2016/12/05/doa-seorang-ulama-untuk-penguasa-zalim/
1. Orang Yang Tak Sedarkan Diri.
Daripada Abu Hurairah r.a. Bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Jika ada seseorang berkata, ramai orang telah rosak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rosak di antara mereka” (HR Muslim)
2. Ahli Ibadat Yang Jahil Dan Ulama Yang Fasik.
Daripada Anas r.a. Beliau berkata, bersabda Rasulullah SAW “Akan ada pada akhir zaman ahli ibadat yang jahil dan ulama yang fasik” (HR Ibnu Ady) [Orang jahil yang rajin beribadat dan ada pula orang alim yang fasik]
3. Menjual Agama Kerana Dunia.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan keluar pada akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka berpakaian di hadapan orang lain dengan pakaian yang dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan perkataan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala. Allah SWT berfirman kepada mereka “Apakah kamu tertipu dengan kelembutanKu? Ataukah kamu terlalu berani berbohong kepadaKu? Demi kebesaranKu, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendekiawan) pun akan menjadi bingung” (HR Tirmizi)
4. Pendusta Dan Pengkhianat.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan. Pada waktu itu si pendusta dikatakan benar dan orang yang benar dikatakan dusta. Pengkhianat akan disuruh memegang amanah dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berkesempatan berbicara (cuba membetulkan) hanyalah golongan “Ruwaibidhah” Sahabat bertanya “Apakah Ruwaibidhah itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Orang kerdil, hina, dan tidak mengetahui bagaimana hendak mengurus orang yang ramai” (HR Ibnu Majah)
5. Kefasikan Berleluasa.
Daripada Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui fitnah (ujian berat) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang yang masih beriman pada waktu pagi, kemudian pada waktu petang dia sudah menjadi kafir, atau seseorang yang masih beriman pada waktu petang, kemudian pada keesokan harinya dia sudah menjadi kafir. Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia” (HR Muslim)
6. Penindasan Terhadap Umat Islam.
Daripada Tsauban r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni bekas hidangan mereka” Maka salah seorang sahabat bertanya “Apakah kerana kami sedikit pada hari itu?” Nabi SAW menjawab “Bahkan kamu pada hari itu terlalu ramai, tetapi kamu umpama buih pada masa banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu daripada hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’ Seorang sahabat bertanya “Apakah ‘wahan’ itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab “Cinta dunia dan takut mati” (HR Abu Daud)
7. Namanya Saja Islam.
Daripada Ali bin Abi Thalib r.a. Beliau berkata, telah bersabda Rasulullah SAW “Telah hampir tiba suatu zaman, di mana tidak ada lagi dari Islam kecuali hanya namanya, dan tidak ada lagi dari Al-Quran kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka indah, tetapi kosong daripada hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah langit. Daripada merekalah keluar fitnah, dan kepada mereka jua fitnah itu akan kembali” (HR Al-Baihaqi)
8. Budaya Barat Ikutan Umat Islam Kini.
Daripada Abu Sa’id Al-Khudri r.a. Beliau berkata, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Kamu akan mengikut jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak sekalipun kamu akan mengikut mereka” Sahabat bertanya “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nasrani yang Tuan maksudkan?” Nabi SAW menjawab “Siapa lagi?” (HR Muslim)
9. Ulama Tidak Dipedulikan.
Daripada Sahl bin Saad as-Sa ‘idi r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Ya Allah! Janganlah Engkau menemukan aku dan mudah-mudahan kamu juga tidak bertemu dengan suatu zaman di mana para ulama sudah tidak diikuti lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak dihiraukan lagi. Hati mereka seperti hati orang Ajam, lidah mereka seperti lidah orang Arab” (HR Ahmad)
10. Ulama Agama Semakin Berkurang.
Daripada Abdullah bin Amr bin ‘Ash r.a. Beliau berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Bahawasanya Allah SWT tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekali gus daripada manusia. Tetapi Allah SWT menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila telah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang-orang jahil sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang jahil itu ditanyakan, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain” (HR Muslim)
11. Golongan Anti Hadis.
Daripada Miqdam bin Ma’dikariba r.a. Beliau berkata, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana seorang lelaki yang sedang duduk bersandar di atas kursi kemegahannya, lalu disampaikan kepadanya sebuah hadis dari hadisku maka dia berkata “Pegangan kami dan kamu hanyalah kitab Allah sahaja. Apa yang dihalalkan oleh Al-Quran kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan kami haramkan” (Kemudian Nabi SAW melanjutkan sabdanya) “Padahal apa yang diharamkan Rasulullah SAW itu samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan Allah SWT” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)
12. Berbangga-bangga dengan Masjid.
Dari Anas bin Malik r.a. Bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari Kiamat sehingga umatku bermegah-megah dengan bangunan masjid” (HR Abu Daud)
13. Tak Ada Imam Untuk Solat Berjemaah.
Daripada Salamah binti al-Hurr r.a. Beliau berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman, pada waktu itu orang banyak berdiri tegak beberapa lama, kerana mereka tidak mendapatkan orang yang dapat mengimami mereka solat” (HR Ibnu Majah)
14. Penyakit Umat Islam Masa Kini.
Daripada Abu Hurairah r.a. Katanya, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Umatku akan ditimpa penyakit-penyakit yang pernah menimpa umat-umat terdahulu” Sahabat bertanya “Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?” Nabi SAW menjawab “Penyakit-penyakit itu adalah, 1.Terlalu sombong. 2.Terlalu mewah. 3. Mengumpulkan harta sebanyak mungkin. 4.Tipu menipu dalam merebut harta benda dunia. 5. Saling memarahi. 6. Dengki-mendengki sehingga menjadi zalim menzalimi” (HR Hakim)
15. Perangkap Riba.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang pun kecuali dia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau dia tidak memakannya secara langsung, dia akan terkena debunya” (HR Ibnu Majah)
16. Manusia Tak Peduli Mengenai Sumber Pendapatannya.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, bersabda Rasulullah saw, “Akan datang suatu zaman seseorang tidak mempedulikan daripada mana dia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal atau pun haram” (Riwayat Muslim)
17. Banyaknya Sumber Galian.
Daripada Ibnu Omar r.a. Beliau berkata “Pada suatu masa dibawa ke hadapan Rasulullah SAW sepotong emas. Dan emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dikutip. Emas itu telah dibawa oleh Bani Sulaim dari lombong (galian) mereka. Maka sahabat berkata “Wahai Rasulullah! Emas ini adalah hasil galian kita” Lalu Nabi SAW menjawab “Nanti kamu akan dapati banyak galian-galian, dan yang akan menguruskannya adalah orang-orang yang jahat ” (HR Baihaqi)
18. Khamar.
Daripada Abu Malik Al-Asy’ari r.a. Katanya Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya akan ada sebahagian dari umatku yang meminum khamar dan mereka menamakannya dengan nama yang lain. Sambil diiringi dengan alunan muzik dan suara biduanita. Allah SWT akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan Allah SWT akan mengubah mereka menjadi kera atau babi” (HR Ibnu Majah)
19. Banyaknya Perzinaan.
Dari Anas r.a. Beliau berkata “Aku akan menceritakan kepada kamu sebuah Hadis yang tidak ada orang lain yang akan menceritakannya setelah aku. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Di antara tanda kiamat ialah sedikit ilmu, banyak kejahilan, banyak perzinaan, banyak kaum perempuan dan sedikit kaum lelaki, sehingga nanti seorang lelaki akan mengurus lima puluh orang perempuan” (HR Bukhari Muslim)
20. Berpakaian Tetapi Telanjang.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda ”Ada dua golongan yang akan menjadi penghuni Neraka, keduanya belum pernah aku melihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang mempunyai cambuk bagaikan ekor sapi yang digunakan untuk memukul orang. Kedua, perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, lenggang-lenggok sewaktu berjalan, mengayun-ayunkan bahu. Kepala mereka bagaikan bonggol (belakang unta). Kedua golongan ini tidak akan masuk syurga, malah tidak akan dapat mencium bau harumnya. Sesungguhnya keharuman syurga itu akan terhidu dari jarak perjalanan yang sangat jauh (HR Muslim)
21. Perilaku Manusia Masa Kini.
Dari Aisyah r.a. Dia berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga seorang anak menjadi sebab kemarahan (bagi ibu bapanya), hujan akan menjadi panas, akan bertambah banyak orang yang tercela dan akan berkurang orang yang baik, anak-anak menjadi berani melawan orang tua, dan orang yang jahat berani melawan orang-orang baik” (HR Thabrani)
22. Anak Menjadi Tuan Kepada Ibunya.
Daripada Umar bin al-Khattab r.a. (dalam sebuah hadis yang panjang), …kemudian Jibrail bertanya kepada Rasulullah SAW “Maka khabarkan kepadaku tentang hari kiamat?” Lalu Nabi SAW menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya” Maka Jibrail berkata “Kalau begitu cuba khabarkan kepadaku tanda-tandanya” maka Nabi SAW menjawab “Bahawa hamba akan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang berjalan tanpa kasut dan orang yang bertelanjang lagi miskin yang hanya menggembala kambing itu berlumba-lumba untuk membuat binaan” (Riwayat Muslim)
23. Peperangan Demi Peperangan.
Daripada Abu Hurairah r.a, katanya Rasulullah SAW bersabda “Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga harta benda melimpah ruah dan timbul banyak fitnah dan sering terjadi “al-Harj”. Sahabat bertanya “Apakah al-Harj itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Peperangan, peperangan, peperangan” Beliau mengucapkannya tiga kali. (HR Ibnu Majah)
24. Perang Di Sekitar Sungai Furat (Iraq) Kerana Berebut Kekayaan.
Daripada Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari kiamat sehingga Sungai Furat (Sungai Euphrates, Iraq) menjadi surut airnya sehingga kelihatan sebuah gunung dari emas. Banyak orang yang terbunuh kerana merebutnya. Maka terbunuhlah sembilan puluh sembilan daripada seratus orang yang berperang. Dan masing-masing yang terlibat berkata “Mudah-mudahan akulah orang yang selamat itu” Di dalam riwayat lain disebutkan “Sudah dekat suatu masa di mana Sungai Furat akan menjadi surut airnya lalu kelihatan perbendaharaan dari emas, maka siapa sahaja yang hadir di situ janganlah dia mengambil sesuatu pun dari harta tersebut” (HR Bukhari Muslim) [Terdapat sebahagian pihak yang menyatakan bahawa perkataan emas di dalam Hadis ini sebenarnya petroleum]
25. Waktu Terasa Pendek.
Daripada Anas bin Malik r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam dan satu jam dirasakan seperti satu kilatan api” (HR Tirmizi)
26. Hilangnya Sifat Amanah.
Daripada Huzaifah bin Al-Yaman r.a. Katanya, …”Kemudian jadilah orang ramai berjual beli, maka hampir sahaja tiada seorang pun yang suka menunaikan amanah, sehingga dikatakan orang bahawasanya di kalangan Bani Fulan (di kampung yang tertentu) itu ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan orang ramai mengatakan “Alangkah tekunnya dia dalam bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tiada lagi keimanan sekali pun hanya seberat timbangan biji sawi.” (HR Bukhari & Muslim)
27. Islam Akan Pudar Secara Perlahan-Lahan.
Daripada Huzaifah bin al-Yaman r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Islam akan lenyap seperti hilangnya corak pada pakaian, sehingga orang tidak mengerti apakah yang dimaksudkan dengan puasa, apakah yang dimaksudkan dengan solat, apakah yang dimaksudkan dengan nusuk (ibadah), dan apakah yang dimaksudkan dengan sedekah. Al-Quran akan hilang semuanya pada suatu malam sahaja, maka tidak ada yang tertinggal di permukaan bumi ini darinya walaupun hanya satu ayat. Sesungguhnya yang ada hanya beberapa kelompok manusia, di antaranya orang tua, lelaki dan perempuan. Mereka hanya dapat berkata, Kami sempat menemui nenek moyang kami mengucapkan kalimat LAILAHAILLALLAH, lalu kami pun mengucapkannya juga” (HR Ibnu Majah)
28. Bilakah Akan Terjadi Kehancuran?.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata “Pada suatu hari ketika Nabi SAW sedang berada dalam suatu majlis dan berbicara dengan orang yang hadir, tiba-tiba datang seorang A’rabi (Arab Badwi) lalu dia bertanya kepada Rasulullah SAW “Bilakah akan terjadi hari Kiamat?” Nabi SAW terus saja berbicara. Sebahagian yang hadir berkata “Beliau (Nabi SAW) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disenanginya” Sementara yang lain berkata “Sesungguhnya beliau tidak mendengar pertanyaan itu” Sehingga apabila Nabi SAW selesai berbicara, beliau bersabda “Di mana orang yang bertanyakan mengenai hari Kiamat tadi?” Lalu Arab Badwi itu menyahut “Ya! Saya wahai Rasulullah” Maka Nabi SAW bersabda “Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari Kiamat” Arab Badwi itu bertanya pula, “Apa yang dimaksudkan dengan mensia-siakan amanah itu?” Nabi SAW menjawab “Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari Kiamat” (HR Bukhari)
29. Kebinasaan Umat Islam.
Daripada Ummul Mukminin , Zainab binti Jahsy (isteri Rasulullah SAW), beliau berkata,”(Pada suatu hari) Rasulullah SAW masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan cemas sambil bersabda, LAILAHAILLALLAH, celaka (binasa) bagi bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka dari dinding Yakjud dan Makjud seperti ini”, dan Baginda menemukan ujung jari dan ujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya “Ya Rasulullah! Apakah kami akan binasa sedangkan di kalangan kami masih ada orang-orang yang soleh?” Lalu Nabi SAW bersabda “Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak” (Riwayat Bukhari & Muslim)
30. Punca Kebinasaan Seseorang.
Dari Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman di mana orang yang beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya, kecuali apabila dia lari membawanya dari puncak bukit ke puncak bukit yang lain, dan dari suatu gua ke gua yang lain. Maka apabila zaman itu telah tiba, segala sumber pendapatan tidak dapat diperoleh kecuali dengan melaksanakan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah SWT. Apabila ini telah terjadi, maka kebinasaan seseorang adalah disebabkan memenuhi kehendak isteri dan anak-anaknya. Kalau dia tidak mempunyai isteri dan anak, maka kebinasaannya disebabkan memenuhi kehendak kedua ibu bapanya. Dan jikalau ibu bapanya sudah tidak ada lagi, maka kebinasaannya disebabkan mengikuti kehendak keluarganya atau disebabkan mengikuti kehendak jiran tetangganya” Sahabat bertanya “Wahai Rasulullah SAW, apakah maksud perkataan engkau itu?” Nabi SAW menjawab “Mereka akan menghinanya dengan kesempitan hidupnya. Maka ketika itu sesungguhnya dia telah menceburkan dirinya ke jurang-jurang kebinasaan yang akan menghancurkan dirinya” (HR Baihaqi)
31. Perselisihan Yang Banyak.
Daripada Abi Nijih ‘Irbadh bin Sariyah r.a. Beliau berkata “Telah menasihati kami Rasulullah SAW akan satu nasihat yang menggetarkan hati kami dan menitiskan air kami ketika mendengarnya, lalu kami berkata, Ya Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat yang terakhir sekali maka berikanlah pesanan kepada kami” Lalu baginda pun bersabda “Aku berwasiat akan kamu supaya sentiasa bertakwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekali pun yang memimpin kamu itu hanya seorang hamba. Sesungguhnya sesiapa yang panjang umurnya daripada kamu pasti dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyin (Khalifah-khalifah yang mengetahui kebenaran dan mendapat pimpinan ke jalan yang benar) dan gigitlah sunah-sunah itu dengan gigi geraham dan jauhilah perkara-perkara yang baru (bid’ah) yang diada-adakan, kerana sesungguhnya tiap-tiap bid’ah itu adalah sesat” (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi)
32. Golongan Yang Selamat.
Daripada ‘Auf bin Malik r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Umat Yahudi telah berpecah-belah menjadi tujuh puluh satu golongan, maka hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga dan yang tujuh puluh akan masuk neraka. Umat Nasrani telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, maka tujuh puluh satu golongan masuk neraka dan hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga. Demi Tuhan yang diriku di dalam kekuasaanNya, umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga dan tujuh puluh dua akan masuk neraka. Sahabat bertanya “Golongan mana yang selamat?” Nabi SAW menjawab “Mereka adalah jemaah” (HR Ibnu Majah)
33. Orang Asing.
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Bersabda Rasulullah SAW “Islam mula berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing” (HR Muslim)
34. Kepayahan Orang Yang Beriman.
Daripada Anas r.a. Berkata Rasulullah SAW bersabda ”Akan datang pada manusia suatu zaman di mana orang yang berpegang teguh di antara mereka kepada agamanya laksana orang yang memegang bara api. (HR Tarmizi)
35. Kesusahan Itu Lebih Baik Daripada Kesenangan.
Daripada Ali bin Abi Thalib r.a “Bahawasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus’ab bin Umair r.a. Dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang bertampal dengan kulit. Tatkala Rasulullah SAW melihat kepadanya. Baginda menangis dan menitiskan air mata kerana mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekah dahulu (kerana sangat dimanjakan oleh ibunya), dan kerana memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekah) Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda “Bagaimanakah keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi pada waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi pada waktu petang dengan pakaian yang lain pula. Dan apabila diberikan satu hidangan, diletakkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghiasi) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Kaabah?” Maka jawab sahabat “Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami pada waktu itu lebih baik daripada keadaan kami pada hari ini. Kami akan memberikan perhatian sepenuhnya kepada masalah ibadat sahaja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki” Lalu Nabi SAW bersabda “Tidak! Keadaan kamu hari ini adalah lebih baik daripada keadaan kamu pada hari itu” (HR Tirmizi)
36. Golongan Yang Sentiasa Menang.
Daripada Mughirah bin Syu’bah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Sentiasa di kalangan umatku ada golongan yang sentiasa menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu yang dikehendaki Allah SWT. Mereka senantiasa menang. (HR Bukhari)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan