Jumaat, 26 Januari 2018

7021. Bercakap hal yang baik-baik di depan rezeki nikmat Allah.

ﺑِﺴْــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْـــﻢ

ماشاءالله

سبحان الله

الله اکبر

    سُبْحَانَ اللَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيّدنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلۓِ سَيّدنَا مُحَمَّدٍ الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى ءَالِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن

Allah berfirman yang bermaksud; “Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS: Al Imran 3:185) 

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

بسم الله الرحمن الرحيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، 

وعلى آله وصحبه أجمعين
Foto: Adam/Islampos
ISLAM 4 BEGINNER
Bolehkan Bicara Saat Makan?
SELAMA ini ada anggapan bahwa ketika makan tidak diperbolehkan bicara apalagi mengobrol. Bagaimana pandangan Islam terkait hal itu?
Fatwa Syaikh Abdul Aziiz Abdullah Bin Baz rahimahullah seperti dikutip dari binbaz.org, disebutkan bahwa tidak masalah bicara saat makan. Nabi shallallahu’alaihi wasallam juga berbicara saat makan dan memberi nasehat manusia saat makan. Beliau juga berbincang-bincang bersama sahabat ketika makan. Tidak mengapa hal ini dilakukan.
Demikian juga dengan fatwa Syaikh Shalih Al Munajjid hafidzahullah. Tidak ada dalil dari sunnah Nabawiyyah yang melarang berbicara sewaktu makan.
Adapun rumor yang beredar yang di ucapan sebagian orang bahwa tidak boleh salam dan berbicara ketika makan, sama sekali tidak memiliki landasan syariat. Bahkan sebaliknya, terdapat hadis shahih dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.:
“Suatu hari dihidangkan beberapa daging untuk Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Lalu ditawarkan kepada beliau kaki depan (hewan), bagian yang beliau suka. Beliaupun menggigitnya dengan satu gigitan kemudian bersabda, ‘Sesungguhnya aku adalah penghulu seluruh manusia di hari kiamat kelak. Tidakkah kalian tahu mengapa demikian?’ Kemudian beliau menyebutkan hadis yang panjang tentang syafa’at. “ (HR. Bukhari No. 3340 dan Muslim194)
Selain itu, ada hadis yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anu:
“Bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wasallam meminta bumbu kepada istrinya. Mereka menjawab, ‘Kami tidak memiliki apa-apa kecuali cuka.’ Beliaupun memintanya kemudian beliau makan degannya sambil bersabda, ‘Sebaik-baik bumbu adalah cuka, sebaik-baik bumbu adalah cuka.” (HR. Muslim No. 2052)

Menurut An Nawawi  dalam hadis ini terdapat anjuran berbicara ketika makan untuk beramah tamah dengan hadirin yang sedang makan. (Syarh Shahih Muslim, 14/7)
Ramah tamah dengan orang lain yang sedang makan, sebagaimana yang disebutkan Imam Nawawi diatas adalah suatu perkara yang umum dilakukan oleh orang Arab. Karena bagian dari kemurahan hati dan rasa hormat adalah dengan berbincang-bincang bersama mereka sambil menyantap hidangan, terlebih bila mereka adalah tamu.
Ibnul Qayyim pun mengungkapkan hal senada. Ia berkata, “Beliau shallallahu’alaihi wasallam berbicara saat makan sebagaimana hadis cuka diatas, juga disaat beliau berkata kepada anak tiri beliau Umar bin Abu Salamah yang saat itu tengah makan bersama-sama beliau, ‘Bacalah basamalah dan makanlah dari yang terdekat.” (Zadul Ma’aad, 2/366)
Hadis-hadis diatas menunjukkan bolehnya berbicara disaat makan. Dari hadis-hadis tentang masalah ini tidak ada satupun riwayat shahih yang menunjukkan adanya perintah dan larangan berbicara ketika makan (hukumnya sebatas boleh-pen).

Al hafidz Asy Syakhawi memberikan keterangan perihal ini.
“Aku tidak mengetahui satupun hadis yang melarang tidak juga memerintahkan bicara ketika makan,” ungkapnya. (Al Maqaasidul Hasana, hal. 510)
Syaikh Al Albani rahimahullah berkata, “Bicara ketika makan sama halnya bicara diluar makan. Jika peembicaraannya itu baik maka baik. Jika pembicaraannya itu jelek maka tercela.
Pembicaraan ketika makan adalah pembicaraan yang baik, untuk menghormati tamu, ramah tamah agar susana cair. Adapun pembicaraan membutuhkan konsentrasi pikiran yang tinggi hendaknya tidak dilakukan ketika makan. Sebagaimana hal ini pernah dinasehatkan Syaikh Muhammad Al Amiin Asy Syinqithi dimana beliau tidak suka diajukan pertanyaan dan permasalahan lain yang berkaitan dengan masalah ilmu saat beliau makan. Beliau berkata, “Bukan waktunya bicara tentang hal ini.”
Jadi, pada dasarnya tidak ada larangan syar’i tentang bicara saat makan. Bahkan Rasul pun pernah melakukannya. Selama pembicaraan itu baik dan tidak mengganggu acara makan, maka boleh. Namun, bila pembicaraan itu tidak baik, maka sebaiknya tidak usah dibicarakan. []
SUMBER: 
MUSLIMAH SHALIHAH

Daftar Isi Al-Quran dan Terjemahan - Silakan Klik untuk membacanya:
  1. Surat Al Fatihah (Pembukaan)
  2. Surat Al Baqarah (Sapi Betina)
  3. Surat Ali 'Imran (Keluarga 'Imran)
  4. Surat An Nisa' (Wanita)
  5. Surat Al Ma'idah (Hidangan)
  6. Surat Al An'am (Binatang Ternak)
  7. Surat Al A'raf  (Tempat Tertinggi)
  8. Surat Al Anfal (Rampasan Perang)
  9. Surat At Taubah (Pengampunan)
  10. Surat Yunus (Nabi Yunus A.S.)
  11. Surat Hud (Nabi Huud A.S.)
  12. Surat Yusuf (Nabi Yusuf A.S.)
  13. Surat Ar Ra'd (Guruh)
  14. Surat Ibrahim (Nabi Ibrahim A.S.)
  15. Surat Al Hijr (Daerah Pegunungan)
  16. Surat An Nahl (Lebah)
  17. Surat Al Israa' (Memperjalankan Di Malam Hari)
  18. Surat Al Kahfi (Gua)
  19. Surat Maryam (Maryam)
  20. Surat Thaha (Thaahaa)
  21. Surat Al Anbiya' (Kisah Para Nabi)
  22. Surat Al Hajj (Ibadah Haji)
  23. Surat Al Mu'minun (Orang Mukmin)
  24. Surat An Nur (Cahaya)
  25. Surat Al Furqaan (Pembeda)
  26. Surat Asy Syu'ara' (Penyair)
  27. Surat An Naml (Semut)
  28. Surat Al Qashash (Cerita)
  29. Surat Al 'Ankabuut (Laba-Laba)
  30. Surat Ar Ruum (Bangsa Rumawi)
  31. Surat Luqman (Luqman)
  32. Surat As Sajdah ((Sujud)
  33. Surat Al Ahzab (Golongan Yang Bersekutu)
  34. Surat Saba' (Kaum Saba')
  35. Surat Fathir (Pencipta)
  36. Surat Yaasiin
  37. Surat Ash Shaffat (Yang Bershaf-Shaf)
  38. Surat Shaad
  39. Surat Az Zumar (Rombongan-Rombongan)
  40. Surat Al Mu'min (Orang Yang Beriman)
  41. Surat Fushshilat (Yang Dijelaskan)
  42. Surat Asy Syuura (Musyawarah)
  43. Surat Az Zukhruf (Perhiasan)
  44. Surat Ad Dukhaan (Kabut)
  45. Surat Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
  46. Surat Al Ahqaaf (Bukit Pasir)
  47. Surat Muhammad (Nabi Muhammad SAW)
  48. Surat Al Fath (Kemenangan)
  49. Surat Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
  50. Surat Qaaf
  51. Surat Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
  52. Surat Ath Thuur (Bukit)
  53. Surat An Najm (Bintang)
  54. Surat Al Qamar (Bulan)
  55. Surat Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
  56. Surat Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
  57. Surat Al Hadid (Besi)
  58. Surat Al Mujadilah (Wanita Yang Mengajukan Gugatan)
  59. Surat Al Hasyr (Pengusiran)
  60. Surat Al Mumtahanah (Wanita Yang Diuji)
  61. Surat Ash Shaff (Barisan)
  62. Surat Al Jumu'ah (Hari Jum'at)
  63. Surat Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik)
  64. Surat At Taghabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)
  65. Surat Ath Thalaaq (Talak)
  66. Surat At Tahrim (Mengharamkan)
  67. Surat Al Mulk (Kerajaan)
  68. Surat Al Qalam (Pena)
  69. Surat Al Haqqah (Kiamat)
  70. Surat Al Ma'arij (Tempat-Tempat Naik)
  71. Surat Nuh (Nabi Nuh A.S)
  72. Surat Al Jin (Jin)
  73. Surat Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
  74. Surat Al Muddatstsir (Orang Yang Berselimut)
  75. Surat Al Qiyamah (Hari Kiamat)
  76. Surat Al Insaan (Manusia)
  77. Surat Al Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus)
  78. Surat An Naba´ (Berita Besar)
  79. Surat An Naazi´ (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut)
  80. Surat 'Abasa (Bermuka Masam)
  81. Surat At Takwir (Menggulung)
  82. Surat Al Infithar (Terbelah)
  83. Surat Al Muthaffifiin (Orang-Orang Yang Curang)
  84. Surat Al Insyiqaaq (Terbelah)
  85. Surat Al Buruuj (Gugusan Bintang)
  86. Surat Ath Thaariq (Yang Datang Di Malam Hari)
  87. Surat Al A´Laa (Yang Paling Tinggi)
  88. Surat Al Ghaasyiyah (Hari Kiamat)
  89. Surat Al Fajr (Fajar)
  90. Surat Al Balad (Negeri)
  91. Surat Asy Syams (Matahari)
  92. Surat Al Lail (Malam)
  93. Surat Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha)
  94. Surat Alam Nasyrah /Al Insyirah (Bukankah Kami Telah Melapangkan)
  95. Surat At Tiin (Buah Tin)
  96. Surat Al 'Alaq (Segumpal Darah)
  97. Surat Al Qadr (Kemuliaan)
  98. Surat Al Bayyinah (Bukti Yang Nyata)
  99. Surat Al Zalzalah (Goncangan)
  100. Surat Al 'Adiyat (Kuda Perang Yang Berlari Kencang)
  101. Surat Al Qari'ah (Hari Kiamat)
  102. Surat At Takatsur (Bermegah-Megahan)
  103. Surat Al 'Ashr (Masa)
  104. Surat Al Humazah (Pengumpat)
  105. Surat Al Fiil (Gajah)
  106. Surat Quraisy (Suku Quraisy)
  107. Surat Al Ma'un (Barang-Barang Yang Berguna)
  108. Surat Al Kautsar (Nikmat Yang Banyak)
  109. Surat Al Kafirun (Orang-Orang Kafir)
  110. Surat An Nashr (Pertolongan)
  111. Surat Al Lahab (Gejolak Api)
  112. Surat Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  113. Surat Al Falaq (Waktu Subuh)
  114. Surat An Naas (Manusia)
....................................

Tiada ulasan: