Ahad, 17 Mac 2019

Bila pemimpin atau ahli politik ingat mereka adalah kelas tahap dewa yang amat suci. Lihatlah sejarah. 9256.



Sepentingnya keturunan kita tidak pernah merampas hak orang lain... dengan helah dan tipu daya. 



Dijuluki ‘Eggboy,’ Siapa Remaja yang ‘Kepruk’ Kepala Senator Australia Pakai Telur?
by Sodikin

KEPALA Senator Australia Fraser Anning telah mengeluarkan komentar kontroversial yang menyakiti umat Islam. Anning justru menyalahkan umat muslim atas terjadinya peristiwa penembakan di dua masjid Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).

Akibat pernyataannya itu, seorang remaja bernama Will Connolly berani memecahkan telur di kepala Anning, Sabtu (16/3/2019). Tindakan Connolly ini menjadi satu peristiwa yang menyita perhatian dunia. Lalu siapa Will Connolly?

BACA JUGA: Tuduh Muslim Sebabkan Tragedi di Selandia Baru, Senator Australia Ini Dilempari Telur 
will connolly
Will Connolly, jadi pahlawan di media sosial setelah aksinya memecahkan telur di kepala Senator Australia, Fraser Anning. Foto: Youtube

Will Connolly sejatinya adalah remaja biasa saja yang suka bersenang-senang. Beberapa menyebut dia berusia 17 tahun, tapi ada juga yang menyebut Connolly berusia 16 tahun.

Postingan Instagramnya menunjukkan foto-foto ketika dia bersenang-senang bersama teman-temannya. Beberapa juga menampilkan foto ketika dia menghadiri pesta bersama teman-temannya. Dari akun Facebook-nya, Will Connolly berasal dari sekolah Brighton Secondary College, Victoria, Australia. Dari akun Instagramnya, terlihat Will Connolly adalah remaja yang gemar olahraga, terutama bermain sepak bola dan ikut klub renang.

Seketika, Connolly menjadi pahlawan di media sosial lantaran menimpuk Fraser Anning. Lewat tagar #eggboy, warganet dari berbagai belahan negara dunia, memuji Connolly sebagai pahlawan. Aksi Connolly memang tergolong nekat dan berani. Pasalnya, Connolly melakukan aksinya itu di tempat yang penuh dengan para pendukung Fraser Anning, seorang politisi sayap kanan Australia.

Terlebih, Connolly hanyalah remaja kurus berusia 17 tahun. Tapi, dia tak takut melakukan aksi itu. Netizen juga mengutuk para pendukung Fraser Anning yang mencekik Connolly di lantai. Connolly dikabarkan nyaris pingsan akibat cekikan itu.


Beruntung, para jurnalis yang ada di tempat itu, memaksa para pendukung Fraser Anning untuk melepas cengkeraman mereka dari Connolly. Connolly sendiri tak mengalami luka serius. Dia sempat dibawa oleh polisi untuk penyelidikan lebih lanjut. Tapi, Connolly pada akhirnya dibebaskan tanpa tuntutan apapun. [] 

SUMBER: TRIBUN | EVENING STANDARD

Aksi Teror di Masjid Selandia Baru - Kesaksian Pengguna Jalan Saat Bantu Orang-orang Bersimbah Darah
Minggu, 17 Maret 2019 01:54
Aksi Teror di Masjid Selandia Baru - Kesaksian Pengguna Jalan Saat Bantu Orang-orang Bersimbah Darah
Staf ambulans membawa seorang pria yang terluka dari luar masjid di Christchurch tengah pada hari Jumat 
SERAMBINEWS.COM - Jacob Murray tengah berkendara di kawasan Deans Avenue ketika mendengar suara letupan seperti ada kembang api.
Dia kemudian melihat seorang pria terburu-buru masuk ke mobilnya dan melesat ke arah berlawanan.
Di saat itulah, dia melihat sebuah pemandangan yang mengerikan.
Ayah berumur 25 tahun itu melihat penembakan dengan korban bergelimpangan dari seberang jalan, lokasi di mana Masjid Al Noor berada.
"Pemandangan itu seakan bergerak secara lambat di mata saya. Saya tidak mengetahui apa yang sedang terjadi," ungkap Murray kepada NZ Herald Sabtu (16/3/2019).
Pekerja konstruksi itu menyadari ada sebuah insiden besar dan membuatnya menepikan mobil serta melompat keluar.
Saat itulah, dia melihat ada perempuan tergeletak.
Dia bergegas menemui pengguna jalan lain yang membenarkan adanya penembakan, dan membuatnya segera berlari ke arah perempuan yang tertelungkup itu.
Ketika Murray mendekatinya, dia melihat mulut perempuan itu mengeluarkan darah.
Dia segera membalikannya untuk mencegah jika napasnya tercekat.
Aksi Teror di Masjid Selandia Baru - Kesaksian Pengguna Jalan Saat Bantu Orang-orang Bersimbah Darah - Serambi Indonesia

"Perempuan itu menelepon seseorang menggunakan bahasa asing dan meratap. Saya langsung sadar bahwa ini adalah masalah serius," ujarnya.
Pemandangam demi pemandangan mengerikan mulai menghampiri Murray ketika melihat seorang pria berteriak "Aku sekarat, aku sekarat".
Ayah dari anak berusia dua tahun itu mendekati pria tersebut, dan melihat darah membasahi kausnya, dengan luka yang nampaknya berasal dari dada.
Syok dengan apa yang dilihatnya, Murray segera tersadar dengan teriakan pengguna jalan yang menepikan mobilnya dan menyuruh agar para korban dibawa ke rumah sakit.
Murray segera mengangkat perempuan dan pria yang menderita luka tembak di bagian dada ke mobil.
Mereka melaju secara cepat ke Rumah Sakit CHRISTCHURCH.
Ketika menuju rumah sakit, Murray sempat menyaksikan tujuh polisi berlari ke arah masjid dengan sejumlah ambulans juga datang ke lokasi kejadian.
"Mereka di belakang barikade. Ada sejumlah orang berlumuran darah dan berteriak. Namun ambulans tidak sampai ke lokasi kami," terangnya.
Dengan cekatan, Murray membantu untuk menggotong korban luka ke ambulans.
Di saat dia membantu, polisi memperingatkan ada kemungkinan pelaku masih berkeliaran.
Aksi Teror di Masjid Selandia Baru - Kesaksian Pengguna Jalan Saat Bantu Orang-orang Bersimbah Darah - Halaman 2 - Serambi Indonesia

"Semua orang mulai berteriak dan menangis. Semuanya begitu panik. Ada seseorang yang kesulitan untuk memutar balik mobilnya," ungkap Murray.
Dia membantu selama 20 menit sebelum meninggalkan lokasi kejadian, kembali ke mobil, dan menelepon istrinya Rachel untuk menceritakan apa yang terjadi.
Murray menelepon polisi dan mengatakan dia siap untuk memberikan keterangan sebagai saksi jika diperlukan ketika di rumah, dia disambut anaknya Israel.
Seketika air mata Murray pun pecah mengingat dia baru saja menyaksikan sebuah pemandangan yang bakal membuatnya trauma seterusnya.
"Saya memikirkan pemandangan seorang anak kecil tak berdaya sambil bersimbah darah sementara putranya dalam keadaan sehat menyambutnya," ujarnya.
Rachel menyebut suaminya sebagai pahlawan. Namun Murray menegaskan fokusnya saat ini adalah mengubah pandangan rasis dan ujaran kebencian yang tengah terjadi.
"Jawaban dari situasi ini adalah mulailah tidak memandang orang hanya berdasarkan warna kulit, agama, gender, etnis, maupun agama di masa depan," tegasnya.
Sebelumnya dengan mengenakan pakaian militer, Brenton Tarrant membawa senapan serbu serta shotgun, dan menyerang jemaah Masjid Al Noor dan Linwood.
Orang-orang jatuh tersungkur

Carl Pomare, seorang pengguna jalan, sangat terkejut ketika mendengar suara letusan seperti kembang api dan orang-orang berlarian.

Aksi Teror di Masjid Selandia Baru - Kesaksian Pengguna Jalan Saat Bantu Orang-orang Bersimbah Darah - Halaman 3 - Serambi Indonesia

"Kami melihat orang-orang ini jatuh tersungkur ke tanah. Mereka ditembak tepat di depan kami," terang Pomare kepada jurnalis dikutip The Sun via news.com.au.
Brenton Tarrant (28), pria asal Australia yang disebut sebagai pelaku penembakan brutal di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).
Brenton Tarrant (28), pria asal Australia yang disebut sebagai pelaku penembakan brutal di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019). (ISTIMEWA Via Warta Kota)
Bersama rekannya dari Naki Labour Hire, Pomare segera membentuk barisan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, tempat penembakan itu terjadi.
Mereka segera membuat pengaman untuk menyelamatkan jemaah dan membopong setiap korban luka yang berlumuran darah hingga paramedis datang.

"Saya berkata kepada teman saya kami harus berbuat sesuatu. Apalagi kami melihat mereka tertembak, bergelimangan di jalan," terang Pomare kepada Newstalk ZB.
Dia melihat seorang gadis kecil yang kemungkinan berusia lima tahun yang tertembak bersama ayahnya. Mereka segera membawanya ke belakang mobil karena kondisinya kritis.
"Kami saling memperhatikan dan berpikir gadis itu harus segera dibawa ke rumah sakit karena kondisinya sangat mengkhawatirkan," ungkapnya.
Salah satu rekannya tengah merawat seorang korban yang tertembak tiga kali di bagian punggung selama 30 menit.
"Dia meninggal dalam dekapan teman saya," ujarnya.
Pomare mengatakan dia beserta seluruh temannya berada di lokasi kejadian lebih dari satu jam.
Meski saat itu penembakan tengah berlangsung.
Dia mengisahkan teroris itu keluar dan menembak secara membabi buta terhadap orang-orang yang berlari ke jalan untuk menyelamatkan diri.
Pomare mengungkapkan kengerian di Masjid Al Noor karena di saat mereka berusaha menyelamatkan para korban, si teroris terus menembak.
"Kami berada dalam kondisi yang sangat rentan karena masih terdengar tembakan. Namun di situasi seperti ini, Anda tak bisa memikirkan diri Anda sendiri," tegasnya.
Warganet yang mendengar kisahnya di media sosial menyebut upayanya sangat luar biasa dan mereka pantas untuk mendapat julukan pahlawan.
Sementara salah satu saksi mata juga menerima pujian ketika membantu membawa korban luka ke rumah sakit setelah pembantaian.
Sebelumnya dengan mengenakan pakaian militer, Brenton Tarrant membawa senapan serbu serta shotgun, dan menyerang jemaah Masjid Al Noor dan Linwood.
Dilaporkan 49 orang tewas, dengan 41 di antaranya ditemukan di Masjid Al Noor, ketika jemaah tengah melaksanakan Shalat Jumat.
Dalam manifestonya, Tarrant yang merupakan warga Australia menyatakan aksi itu dia lakukan sebagai wujud membela kulit putih dari "penjajah".
Pria 28 tahun itu yang diadili dengan dakwaan melancarkan aksi teror tersebut mengaku sudah merencanakan menyerang Christchurch sejak tiga bulan lalu.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Penembakan di Masjid Selandia Baru: Cerita Para Pengguna Jalan yang Pemberani (1) dan Penembakan di Masjid Selandia Baru: Cerita Para Pengguna Jalan yang Pemberani (2)

Aksi Teror di Masjid Selandia Baru - Kesaksian Pengguna Jalan Saat Bantu Orang-orang Bersimbah Darah - Halaman 4 - Serambi Indonesia

Tiada ulasan: