AB · PROBLEMATIKA RUMAH TANGGA - Suami Sering Mengundang Tamu ke Rumah by Konsultasi Syariah - July 24, 2013
Suamiku suka menerima tamu di rumah kami setiap waktu. Ini sangat membuatku tidak tenang dan menyusahkanku, sebab hal tersebut telah mengurangi waktu khusus buat kami sebagai suami-isteri. Sampai rentang waktu mana kami harus menyambut tamu kami? Apa kewajiban dan tanggung jawab kami terhadap mereka dalam Islam?
Dari Abu Syuraih al-Adawi, dia berkata: Kedua telingaku mendengar dan kedua mataku melihat ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tamunya akan ja’izahnya.”
Salah seorang bertanya, “Apakah ja’izahnyawahai Rasulullah?” Jawab beliau, “Sehari semalam, dan jamuan selama tiga hari. Sedangkan yang lebih dari itu, maka itu adalah sedekah sunnah bagi tuan rumah. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia mengucap kata-kata yang baik atau diam.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dan ini adalah lafal riwayat al-Bukhari).
Artikel ini didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.
Mari berbagi kebaikan dan pahala dengan menyebarkan artikel ini melalui akun Facebook, Twitter, dan Google+ Anda. Upaya yang kecil dan ringan namun bernilai besar di mata Allah. Anda juga dapat berlangganan melalui RSS feed untuk mendapatkan update terbaru artikel KonsultasiSyariah.com
Sumber bacaanku:
http://www.konsultasisyariah.com/suami-sering-mengundang-tamu-ke-rumah/
Pertanyaan:
Suamiku suka menerima tamu di rumah kami setiap waktu. Ini sangat membuatku tidak tenang dan menyusahkanku, sebab hal tersebut telah mengurangi waktu khusus buat kami sebagai suami-isteri. Sampai rentang waktu mana kami harus menyambut tamu kami? Apa kewajiban dan tanggung jawab kami terhadap mereka dalam Islam?
Jawaban:
Dari Abu Syuraih al-Adawi, dia berkata: Kedua telingaku mendengar dan kedua mataku melihat ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tamunya akan ja’izahnya.”
Salah seorang bertanya, “Apakah ja’izahnyawahai Rasulullah?” Jawab beliau, “Sehari semalam, dan jamuan selama tiga hari. Sedangkan yang lebih dari itu, maka itu adalah sedekah sunnah bagi tuan rumah. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia mengucap kata-kata yang baik atau diam.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dan ini adalah lafal riwayat al-Bukhari).
Tamu memiliki hak
sebagaimana yang disabdakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
dan ini adalah urusan yang seharusnya tidak diragukan. Bila seseorang
kedatangan tamu yang tidak diundang, maka yang wajib dilakukan adalah
memuliakan mereka sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Benar, sekalipun tamu-tamu itu adalah teman-teman yang buruk atau
dari kalangan pelaku kebatilan yang suka campur tangan. Untuk mereka ini,
diterapkan cara yang sesuai untuk kondisi mereka; karena mereka suka mengganggu
orang lain dengan perbuatan mereka.
Bila justru suami Andalah yang
sering mengundang orang lain ke rumah, maka solusinya Anda berbicara kepadanya
dengan cara yang lembut lagi sederhana, dan membuat kesepakatan dengannya
mengenai cara mengundang orang lain ke rumah, misalnya dia tidak boleh
mengundang seseorang kecuali sesudah bermusyawarah di antara kalian berdua,
serta membuat kesepakatan untuk mempersedikit undangan kepada orang lain,
dengan cara yang tepat.
Seharusnya Anda –semoga Allah SWT menjaga Anda- tidak memperlihatkan kegelisahan dan kejemuan kepada suami Anda
di waktu para tamu ada. Sebab hal ini menyebabkan urusan bertambah rumit dan
tidak memberi solusi. Anda harus bersabar, sebab kesabaran adalah kunci
kelapangan.
Bertekadlah untuk memenuhi
suasana dengan ketenangan di dalam rumah Anda, berupa ucapan dan sikap yang
baik. Sesungguhnya beberapa suami terkadang melakukan tindakan ini, yaitu
sering mengundang teman-temannya, dengan alasana mencari ketenangan diri;
dikarenakan istri-istri mereka mungkin tidak baik dalam melakukan cara-cara
memenuhi suasana yang cocok dengan watak suami mereka, yang akhirnya menjadikan
mereka mencari suasana tersebut bersama teman-teman mereka.
Berusahalah untuk mengenali
watak suami Anda, untuk memahami apa yang cocok dengannya yang bisa melimpahkan
kebahagiaan dan keakraban yang dicarinya, dengan tetap menghindari
penyebab-penyebab timbulnya permasalahan, kritik, dan sebagainya. Kami memohon
kepada Allah untuk memperbaiki kondisi kalian berdua, dan memberi taufik kepada
kalian berdua menuju apa yang Dia sukai dan ridai.
Syaikh
Muhammad bin Shalih al-Munjid, al-Islam Sual wa Jawab.
Sumber: Setiap Problem Suami-Istri Ada
Solusinya, Solusi atas 500 Problem Istri dan
300 Problem Suami oleh Sekelompok Ulama: Syaikhul Islam Ibn
Taimiyah, Syaikh bin Baz, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, Syaikh Abdullah bin
Utsaimin, Syaikh Abdullah bin Jibrin dll, Mitra Pustaka, 2008
Artikel ini didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan
DONATUR.
§ SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
§ DONASI hubungi: 087 882 888 727
§ Donasi dapat disalurkan ke rekening: 8610185593 (BCA) /
7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial
§ Keterangan lebih lengkap: Peluang Menjadi Sponsor
dan Donatur
Mari berbagi kebaikan dan pahala dengan menyebarkan artikel ini melalui akun Facebook, Twitter, dan Google+ Anda. Upaya yang kecil dan ringan namun bernilai besar di mata Allah. Anda juga dapat berlangganan melalui RSS feed untuk mendapatkan update terbaru artikel KonsultasiSyariah.com
Sumber bacaanku:
http://www.konsultasisyariah.com/suami-sering-mengundang-tamu-ke-rumah/
Perhatian: Pemaparan tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan dan pendapat peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk menjadi lebih baik dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan larangan Allah S.W.T., antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak bertujuan untuk kebencian, tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan perkara bohong dan tiada kaitan dan berkepentingan dengan mana-mana individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah S.W.T., yang hina dina. BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T..
vmct7.
7tcmv.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan