Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى (Subḥānahu Wa Taʿālā) - Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ
Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى (Subḥānahu Wa Taʿālā) - Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ
Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى (Subḥānahu Wa Taʿālā) - Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ
AHMAD bin Hanbal meriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah ﷺ sedang duduk di masjid bersama para sahabatnya. Beliau ﷺ bersabda, “Sebentar lagi seorang lelaki dengan wajah bercahaya akan datang. Dia adalah salah seorang dari orang-orang terbaik dari Yaman, dan ada tanda malaikat di dahinya.” “Tak lama kemudian, orang tersebut datang kepada Rasulullah ﷺ dan menyatakan keIslamannya. Ia adalah Jarir bin Abdullah Al-Bajali.” (HR Muslim).
Tanda-tanda kemuliaan Sahabat Nabi ﷺ Jarir bin Abdullah Al-Bajali, telah diberitakan oleh Allah SWT ketika ia hendak menyatakan keIslamannya. Ia adalah sosok sahabat yang menjunjung tinggi kejujuran dan selalu menepati janji.
Pernah suatu hari ia menyuruh budaknya untuk mencarikannya kuda terbaik. Akhirnya, budak itu menemukan kuda yang diinginkan majikannya. Ia pun bertanya kepada si penjual, “Berapa harga kuda ini?” “Empat ratus dirham,” jawab pedagang itu. “Baiklah, akan aku beri tahukan kepada majikanku agar dia membelinya.” kata budak tersebut. Dia pun menuntun kuda tawarannya untuk diperlihatkan kepada sang majikan.
Wahai Penjual, Aku Sudah Berjanji kepada Rasulullah ﷺ untuk Jujur
larasetiani
Melihat kuda yang gagah tersebut, sang majikan menaksirnya dengan harga 800 dirham berdasarkan harga pasar. Ia pun menanyakan harga yang ditawarkan si penjual pada budaknya. “Dia ingin menjual kudanya seharga 400 dirham,” jawab si budak.
Mendengar harga tersebut, Al-Bajali langsung pergi menemui penjual kuda itu. Ia berkata kepada si penjual, “Kau katakan kepada budakku harga kuda ini adalah 400 dirham. Maukah engkau menjualnya seharga 500 dirham?” Pedagang kuda itu merasa heran, “Apakah saya tidak salah dengar?’ pikirnya. Melihat si penjual terdiam, Al-Bajali menawar lagi, “Bagaimana jika 600 dirham?” Tentu saja keheranannya makin bertambah. Sungguh ia tidak tahu harus berkata apa saat itu.
Melihat penjual itu masih diam, Al-Bajali menaikkan lagi tawarannya, “Kalau begitu, juallah dengan harga 700 atau 800 dirham!” Al-Bajali melanjutkan, “Wahai penjual, aku sudah berjanji kepada Rasulullah ﷺ untuk bersikap jujur kepada setiap Muslim. Kudamu itu harganya sekitar 800 dirham. Jika aku membeli dengan harga kurang dari itu, aku khawatir akan mengkhianati janjiku kepada Rasulullah ﷺ.”[]
Sumber:
https://www.islampos.com/wahai-penjual-aku-sudah-berjanji-pada-rasulullah-untuk-jujur-184716/
Covid-19 merupakan virus jenis baru yang lebih berbahaya dan lebih mematikan daripada virus flu musiman. NURHAFNA ZAKARIA, Mahasiswa Master Islamic Studies di Ankara University Turki, melaporkan dari Turki. PENYEBARAN virus corona atau Covid-19 memang tak bisa dianggap enteng [ringan], mengingat penyebaran virus ini yang semakin meningkat dengan mudah.
Citizen Reporter
Gerak Cepat ala Pemerintah Turki Menanggulangi CoronaKamis, 19 Maret 2020 23:58
WHO sebagai sebuah organisasi kesehatan dunia telah menyatakan bahwa penyebaran Covid-19 sebagai sebuah pandemi global yang sangat besar. Covid-19 merupakan virus jenis baru yang lebih berbahaya dan lebih mematikan daripada virus flu musiman.
Mengenai perkembangan dan jumlah korban Covid-19 di berbagai belahan dunia yang valid bisa langsung diakses di halaman website resmi WHO. Kasus Covid-19 dengan 109.000 lebih kasus global dikonfirmasi telah melanda lebih dari 150 negara.
• Tiba-tiba Alami Demam Tinggi, Peserta Ijtima Dunia 2020 Dirujuk ke Rumah Sakit Haji Makassar
• Kasus Pencurian Uang BRI yang Pertama di Bireuen, Tersangka Dititip di Rutan Bireuen
• Ismed Sofyan Belum Dapat Jatah Bermain, Bek asal Aceh Ini Santai dan Tetap Setia di Persija Jakarta
WHO bahkan pada 9 Maret 2020 telah menaikkan tingkat risiko status Covid-19 dari “tinggi” menjadi “sangat tinggi”.
Turki adalah salah satu negara yang mengamati dengan serius penyebaran Covid-19. Penyebaran virus di negara ini memang sangat lambat dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang berbatasan dengan Turki dan Eropa secara keseluruhan.
Pada tanggal 11 Maret 2020, Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengumumkan kepada masyarakat bahwa menurut hasil penelitian dan tes terhadap warga negara Turki yang diduga terjangkit virus corona telah positif terjangkit. Status satu warga negara Turki yang terjangkit virus ini diumumkan langsung oleh Menteri Kesehatan Turki. Keesokan harinya, setelah status positif terjangkitnya Covid-19 pada seorang warga negara Turki, pemerintah langsung mengambil langkah-langkah serius.
Hal ini mengingat salah satu bahaya dari penyebaran wabah virus ini adalah dapat melumpuhkan perekonomian negara. Pada 12 Maret 2020, Pemerintah Turki melalui Juru Bicara Kepresidenan, İbrahim Kalın membuat pernyataan mengenai keputusan yang diambil setelah kasus coronavirus ditemukan di Beştepe, ibu kota Turki Ankara.Pemerintah Turki memutuskan untuk meliburkan [bercuti] sekolah dan kampus-kampus serentak di seluruh kota di negara Turki selama tiga minggu. Libur serentak ini bertujuan untuk menanggulangi dan meminimalisasi penyebaran virus ini akan dimulai pada tanggal 16 Maret 2020.
Sehari setelah diumumkan warga negara yang terjangkit virus ini, kemudian korban kedua muncul pada 13 Maret 2020. Jadi, langkah Pemerintah Turki untuk meliburkan seluruh institusi pendidikan di Turki sudah tepat adanya. Dalam konteks yang lain Pemerintah Turki juga sangat memberi perhatian terhadap jalur keluar-masuk ke dalam negara Turki. Seluruh mahasiswa dan pelajar di negara Turki, khususnya pelajar asing tidak diberi izin untuk melakukan perjalanan ke luar negeri hingga WHO menurunkan penurunan tingkat risiko bahaya penyebaran virus corona.
Namun, bagi siswa yang harus melakukan perjalanan wajib ke luar negeri dengan alasan yang sangat urgen harus melapor kepada universitas dan meminta izin ke Direktorat Keamanan Turki. Kemudian, untuk kembali ke Turki jika melakukan perjalanan ke luar negeri, maka Pemerintah Turki juga akan memberlakukan karantina selama 14 hari sebelum bisa masuk ke negara ini.
Meskipun libur diberikan kepada seluruh pelajar di Turki selama tiga minggu, termasuk pelajar asing, tetap saja kami tak bisa pulang kampung karena Pemerintah Turki tidak memberi izin kecuali ada alasan yang sangat mendesak. Ketakutan terhadap penyebaran Covid-19 memang tidak bisa dibendung, melihat media yang terus-menerus mengilustrasikan perkembangan terkait penyebaran virus ini, membuat masyarakat semakin panik.
Ditambah lagi muncul beberapa kelompok orang yang memanfaatkan situasi dengan mengedarkan berita-berita yang bisa membuat masyarakat semakin simpang siur terkait penyebaran virus ini. Seharusnya media dan pemerintah bekerja sama untuk membuat masyarakat lebih tenang dalam menanggulangi penyebaran Covid-19.
Sosialisasi pengetahuan tentang virus corona dan bagaimana menyikapi serta menanggulanginya lebih baik dari pada memperkeruh suasana dengan menakut-nakuti masyarakat secara berlebihan.
Waspada boleh, tapi bodoh jangan. Karena ketakutan yang berlebihan membuat masyarakat melakukan hal-hal yang bodoh yang dapat merugikan masyarakat itu sendiri. Seperti, menimbun bahan makanan pokok dan masker. Imbauan agar masyarakat untuk menerapkan budaya hidup bersih dengan mencuci tangan yang benar, menjaga makanan, dan menghindari mengunjungi tempat penularan virus corona lebih penting daripada hanya sekadar menakut-menakuti masyarakat dengan berita yang simpang siur.
Oleh karena itu, Pemerintah Turki juga sangat waswas terhadap ketakutan masyarakat yang berlebihan. Lewat Menteri Perdagangan, memberi kontrol yang sangat intens mengenai kestabilan harga-harga barang yang beredar di masyarakat sehingga harga pangan dan bahan pokok di Turki tidak mengalami kenaikan. Kestabilan harga-harga ini masih terkontrol dengan baik, tetapi kesulitan mencari masker dan hand sanitizer masih berlanjut. (hafnazakaria@gmail.com)
Sumber: https://aceh.tribunnews.com/2020/03/19/gerak-cepat-ala-pemerintah-turki-menanggulangi-corona
#تتفچوۏيد19: ءڤوليس بودوه، اڤ حق كامو ڤريك سا اورڠ مالم-مالم اين؟ء
#TTFCovid19: “POLIS bodoh, apa hak u (kamu) periksa orang malam-malam ni, ini semua undang-undang bodoh,” itu kata kesat seorang lelaki yang enggan memberi kerjasama dengan polis ketika ditahan bagi pemantauan Perintah Kawalan Pergerakan di Labis, Segamat, hari ini.
Dalam kejadian 3.45 petang itu, lelaki berusia 27 tahun berkenaan turut bertindak agresif menyerang anggota polis yang menjalankan pemeriksaan terhadapnya.
Kerajaan memutuskan pelaksanaan Perintah Kawalan Pergerakan, mulai semalam sehingga 31 Mac di seluruh negara, bagi membendung penularan wabak koronavirus baharu (Covid-19).
Perintah kawalan itu dibuat mengikut Akta Pencegahan dan Pengawalan Penyakit Berjangkit 1988 dan Akta Polis 1967.
“POLIS bodoh, apa hak u (kamu) periksa orang malam-malam ni, ini semua undang-undang bodoh,” itu kata kesat seorang lelaki yang enggan memberi kerjasama dengan polis ketika ditahan bagi pemantauan Perintah Kawalan Pergerakan di Labis, Segamat, hari ini.
Dalam kejadian 3.45 petang itu, lelaki berusia 27 tahun berkenaan turut bertindak agresif menyerang anggota polis yang menjalankan pemeriksaan terhadapnya.
Ketua Polis Daerah Segamat, Superintendan Raub Selamat berkata, lelaki itu mulanya ditahan bersama tujuh lagi rakan lelakinya selepas didapati melakukan perjalanan yang tidak perlu di hadapan sebuah bank di bandar itu.
Katanya, polis meminta mereka memberikan kad pengenalan (MyKad) bagi tujuan pemeriksaan, namun hanya enam daripada mereka memberi kerjasama.
“Suspek enggan bekerjasama, selain mengeluarkan kata kesat kepada anggota yang bertugas.
“Lelaki itu turut bertindak agresif menendang serta menyiku muka anggota terbabit yang berusia 50-an,” katanya dalam kenyataannya, hari ini.
Raub berkata, tiada kecederaan dialami anggota yang diserang suspek itu.
“Semakan rekod terhadap suspek mendapati dia tidak mempunyai rekod lampau berkaitan jenayah.
“Suspek reman selama tiga hari mulai hari ini sehingga 23 Mac kerana menghalang penjawat awam menjalankan tugas mengikut Seksyen 186/509 Kanun Keseksaan,” katanya.
Kerajaan memutuskan pelaksanaan Perintah Kawalan Pergerakan, mulai semalam sehingga 31 Mac di seluruh negara, bagi membendung penularan wabak koronavirus baharu (Covid-19).
Perintah kawalan itu dibuat mengikut Akta Pencegahan dan Pengawalan Penyakit Berjangkit 1988 dan Akta Polis 1967.
#TTFCovid19: ‘Polis bodoh, apa hak kamu periksa orang malam-malam ini?’
March 20, 2020 1:32 am
Suspek reman selama tiga hari mulai hari ini sehingga 23 Mac kerana menghalang penjawat awam menjalankan tugas mengikut Seksyen 186/509 Kanun Keseksaan. Sumber (gambar): Fail TTF
Sumber:
https://www.thethirdforce.net/ttfcovid19-polis-bodoh-apa-hak-kamu-periksa-orang-malam-malam-ini/
AMIR Wartawan Rasmi LR, WARTAWAN RASMI LAMAN REFORMASI - 23 minutes ago
AMIR Wartawan Rasmi LR, WARTAWAN RASMI LAMAN REFORMASI - 27 minutes ago
AMIR Wartawan Rasmi LR, WARTAWAN RASMI LAMAN REFORMASI - 29 minutes ago
Ibnu Hasyim, Ibnu Hasyim - 42 minutes ago
Angga Rosa AD, SINDOnews | Berita Terkini dan Terpercaya | RSS - 52 minutes ago
Berlianto, SINDOnews | Berita Terkini dan Terpercaya | RSS - 1 hour ago
Berlianto, SINDOnews | Berita Terkini dan Terpercaya | RSS - 2 hours ago
Tribunnews.com - 2 hours ago
Raggie Jessy, The Third Force - 3 hours ago
Suaraviral Staff, Suara Viral Malaysia - 3 hours ago
Suaraviral Staff, Suara Viral Malaysia - 3 hours ago
Suaraviral Staff, Suara Viral Malaysia - 3 hours ago
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 3 hours ago
Berlianto, SINDOnews | Berita Terkini dan Terpercaya | RSS - 4 hours ago
Berlianto, SINDOnews | Berita Terkini dan Terpercaya | RSS - 5 hours ago
Raggie Jessy, The Third Force - 5 hours ago
Raggie Jessy, The Third Force - 7 hours ago
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 5 hours ago
larasetiani, Islampos - 7 hours ago
Eneng Susanti, Islampos - 7 hours ago
Serambi Indonesia - 6 hours ago
Serambi Indonesia - 6 hours ago
KASKUS - Forum Threads - 6 hours ago
[CENTER][img]https://s.kaskus.id/images/2020/03/19/10530971_202003190920580795.jpg[/img] Pandemi corona yang sedang terjadi saat ini betul-betul harus kita waspadai. Apalagi kasus per hari ini sudah mencapai 309 orang, 25 orang di antaranya meninggal dunia. Sungguh mengkhawatirkan. Himbauan pemerintah untuk belajar dan bekerja di rumah, sudah seharusnya kita taati. Demi mencegah penyebarannya agar tidak semakin meluas. Ini butuh kesadaran dan kerja sama dari seluruh masyarakat. Ayo tahan d...
Tribunnews.com - 8 hours ago
Unknown, Ahmad Sanusi Husain.Com - 6 hours ago
Unknown, Ahmad Sanusi Husain.Com - 6 hours ago
Tribunnews.com - 8 hours ago
Tribunnews.com - 8 hours ago
Septyan Bayu Anggara, Hipwee - 8 hours ago
Nurma Arum, Hipwee - 9 hours ago
Saad Saefullah, Islampos - 10 hours ago
ozzy hafiz, Hipwee - 10 hours ago
Husna Rahman, Hipwee - 10 hours ago
Saad Saefullah, Islampos - 10 hours ago
Husna Rahman, Hipwee - 10 hours ago
Tiada ulasan:
Catat Ulasan