Covid-19 buat kita bermuhasabah diri kerana Allah. - aku bercakap dan memujuk hati sendiri.
Allah nak hamba Nya ingat DIA. Banyakkan diam bermuhasabah diri kerana Nya di tengah-tengah corak tragedi covid-19 neh. Jangan melata cari salah orang lain. Jaga bahasa dan pertuturan. Jangan terlibat dengan zaman syak dan waham. Berwaspadalah dengan zaman fitnah, khianat dan subahat. Apakah yang kita buat yang dibawa oleh Malaikat tertolak mentah-mentah di Pintu Langit Pertama? Astaghfirullahalazim. Nauzubillahminzalik.
Di Malaysia Allah bagi tambahan pertukaran kerajaan.
Apakah kita cuba dan telah meletakan diri kita untuk menjadi sebahagian individu yang suka mengembar gemburkan keadaan. ATAU diam itu sejahtera?
Allah bagi sebahagian hamba Nya di Malaysia leka dengan bahasa dan kata-kata serta perkataan yang DIA tegah. Itu sebab Allah menyatakan pentingnya beradab sebelum ilmu. Bila utamakan adab dan kita sampaikan ilmu, In Syaa Allah bahasanya indah dan bukan bahasa morat maret yang merendahkan dan menghancurkan ketaqwaan dan keimanan seseorang. Allah nak sebahagian hamba Nya lupa "Apakah sekarang ini telah bermula dan terjadi kemarau panjang selama tiga tahun berturut-turut?" Bila kemarau panjang hujan jarang-jarang atau langsung xada. Air di dalam bumi semakin kering. Sungai dah leh lalu kereta? Pokok-pokok dan tanaman-tanaman xmenjadi dan beransur-ansur mati. Haiwan-haiwan dan ternakan mula kebuluran dan mati. Bagaimana manusia?
Tentu sekali getus hati kita kata - kita xnak Allah tempatkan kita di kalangan orang yang merugi. Tetapi bagaimana amalan kita untuk beroleh "Pengakhiran yang baik" dan Allah tempatkan kita di kalangan orang yang beruntung...
Tepuk dada tanya IMAN. [peceq]
Mural 225 Meter Dilukis Ratusan Wisatawan di Tembok Kampung Batik Laweyan
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com Reporter : Arie Sunaryo Minggu, 8 Maret 2020 01:04
Mural Batik. ©2020 Merdeka.com
Merdeka.com - Sedikitnya 400 wisatawan dari berbagai daerah melukis mural bertema batik di Kampung Batik Laweyan, Solo, Sabtu (7/3). Tembok pagar dan rumah kuno sepanjang 225 meter menjadi media para wisatawan untuk menuangkan ide seninya.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian wisata bangunan heritage bekerjasama dengan Ndalem Gondosuli, Laweyan, Solo. Para wisatawan juga dikenalkan wisata heritage di kampung bersejarah tersebut.
"Kegiatan ini bagian dari mengenalkan wisata bangunan heritage di Kampung Batik Laweyan kepada wisatawan. Panjang lukisan mencapai 225 meter," ujar CEO Ndalem Gondosuli Gampang Sarwono. Sebagai lokasi wisata bangunan heritage, dikatakannya, Kampung Batik Laweyan masih menjadi lokasi favorit para wisatawan. Sebagai kampung batik, pihaknya juga bermaksud mengenalkan batik beserta filosofinya kepada wisatawan lokal.
Selain melukis mural, kegiatan juga menampilkan performing art. Para wisatawan dikenalkan proses pembuatan batik dari awal sampai akhir, hingga menjadi produk jadi yang siap dijual. "Dengan banyaknya kunjungan para wisatawan kesini, industri batik di Kampung Batik Laweyan menjadi hidup. Wisatawan pasti pulangnya membawa oleh-oleh batik," katanya.
Presiden Direktur PT Elnusa Petrofin (EPN), Haris Syahrudin mengatakan 400 peserta lukis mural tersebut merupakan wisatawan dari perusahaan PT Elnusa Petrofin. "Saat ini batik menjadi tren kembali di masyarakat. Anak muda dan orang tua sekarang senang memakai baju batik" ujarnya. Menurut dia, banyak motif batik yang filosofinya belum banyak diketahui generasi sekarang. Melalui kegiatan tersebut, ia berharap para wisatawan bisa ikut menjaga batik sebagai warisan budaya asli Indonesia yang diakui dunia. [eko]
Sumber:
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 3 hours ago
editor@merdeka.com (Editor), Merdeka.com - 3 hours ago
Sodikin, Islampos - 3 hours ago
KASKUS - Forum Threads - 4 hours ago
KASKUS - Forum Threads - 4 hours ago
Tiada ulasan:
Catat Ulasan